Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harimau Serang Warga Inhil, BKSDA: di Lokasi Insiden Bonita 2018

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Sebelumnya, kehadiran Bonita di perkebunan sawit PT. THIP Desa Tanjung Simpang kerap dianggap sebagai Harimau jadi-jadian. facebook/Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sebelumnya, kehadiran Bonita di perkebunan sawit PT. THIP Desa Tanjung Simpang kerap dianggap sebagai Harimau jadi-jadian. facebook/Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memaparkan kronologi serangan harimau yang menewaskan seorang warga  di Kabupaten Indragiri Hilir.

Kepala BBKSDA Riau Suharyono di Pekanbaru, Selasa, 27 Agustus 2019, mengatakan bahwa menurut laporan identifikasi kepolisian korban yang bernama Darmawan alias Nang, 36 tahun, diterkam harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) pada Minggu, 25 Agustus 2019.

Darmawan merupakan warga Desa Batu Ampar, Kecamatan Sira, Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komiring Ilir, Sumatra Selatan, yang tinggal di Dusun Sinar, Danau Desa, Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.

"Korban meninggal akibat diserang oleh harimau sumatera di area PT Bhara Induk, diperkirakan berada Kecamatan Gaung, Kabupaten Inhil," kata Suharyono.

Ia menuturkan bahwa pada Minggu (25/8) sekira pukul 16.30 WIB korban mandi di sumur yang berjarak sekira 30 meter dari pondok yang dia tempati bersama Andika, warga Dusun Sinar Danau yang menyaksikan serangan harimau terhadap rekannya.

"Saksi mendengar teriakan korban, dan setelah saksi atas nama Andika melihat ke arah korban, saksi melihat harimau yang sedang menyerang korban. Selanjutnya, setelah melihat kejadian tersebut saksi langsung melarikan diri dan mencari pertolongan," katanya.

Pada Senin (26/8), warga Sinar Danau Desa Tanjung Simpang menemukan korban dalam keadaan sudah meninggal dunia dengan tengkuk, leher, paha, dan tangan terluka, diduga akibat terkaman harimau.

Menurut Suharyono, butuh waktu sekitar 2,5 jam untuk mengevakuasi jasad korban ke Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang. Jenazah korban kemudian dibawa ke UPT Puskesmas Pelangiran untuk diperiksa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa korban mengalami luka yang pada bagian tengkuk, leher, kepala bagian belakang, dan kehilangan sebagian dari tangan kanan dan kaki sebelah kiri, yang diduga akibat serangan dan dimangsa oleh harimau," katanya.

Selanjutnya jenazah korban dimakamkan di permakaman umum Sinar Danau di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, atas permintaan keluarga.

Tim BBKSDA Riau, menurut dia, kini sedang menuju lokasi kejadian untuk memeriksa apakah tempat kejadian termasuk kawasan produksi, fungsi lindung, atau kawasan konservasi.

Ia menambahkan, lokasi serangan harimau di Indragiri Hilir itu masih dalam kawasan insiden serangan harimau Bonita, harimau sumatera liar yang pada November 2018 sempat membikin heboh karena menerkam warga dan keluar pada siang hari di kawasan perkebunan kelapa sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP) di Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir.

Selama empat bulan sejak Januari hingga April 2018, harimau yang diperkirakan berusia empat tahun itu menerkam dua orang hingga meninggal dunia.

Bonita akhirnya berhasil ditangkap, direhabilitasi, dan dilepasliarkan lagi pada pertengahan tahun 2019. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merahasiakan lokasi pelepasliaran harimau itu karena khawatir akan memicu terjadinya perburuan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Greenpeace: Hutan Indonesia Jadi Perkebunan Sawit Meningkat Drastis 5 Tahun Terakhir

3 hari lalu

Lahan bukaan baru perkebunan sawit PT Sinar Kencana Inti Perkasa (SKIP) Senakin Estate di Desa Sembilang, Kecamatan Kelumpang Tengah, Kabupaten Kotabaru pada 13 November 2023. BanjarHits/Diananta P. Sumedi
Greenpeace: Hutan Indonesia Jadi Perkebunan Sawit Meningkat Drastis 5 Tahun Terakhir

Greenpeace mencatat 183.687 hektare habitat orang utan di Sumatera dan Kalimantan telah diganggu oleh perkebunan sawit. Belum harimau dan gajah.


Sejumlah buaya lepas di Cianjur, Begini Tips Menghindari Serangannya

6 hari lalu

Karyawan penangkaran buaya di Kampung Gunung Calung, Kelurahan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menangkap dua ekor buaya yang kabur di area galian pasir, Kamis (3/10/2024). ANTARA/Ahmad Fikri
Sejumlah buaya lepas di Cianjur, Begini Tips Menghindari Serangannya

5 Tips menghindari serangan buaya ini bisa berguna jika tak sengaja bertemu mereka


Puluhan Harimau dan Satwa Dilindungi di Kebun Binatang Vietnam Mati karena Flu Burung

6 hari lalu

Ilustrasi Harimau Bengal. Tigers World Com
Puluhan Harimau dan Satwa Dilindungi di Kebun Binatang Vietnam Mati karena Flu Burung

Hewan-hewan di kebun binatang Vietnam menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan penyakit sebelum akhirnya mati. Ada wabah flu burung.


Baru Ditangkap 5 Ekor, Jumlah Buaya Lepas dari Penangkaran di Cianjur Belum Dipastikan

7 hari lalu

Seekor buaya yang dilepasliarkan oleh BKSDA Sumsel di kawasan SM Padang Sugihan. Dok BKSDA
Baru Ditangkap 5 Ekor, Jumlah Buaya Lepas dari Penangkaran di Cianjur Belum Dipastikan

Sejumlah buaya lepas dari penangkaran di Cianjur. Disinyalir kabur ke sungai dan sawah warga.


Cerita 80 Ekor Buaya Titipan BKSDA, Lepas dan Masuk Kampung di Cianjur

9 hari lalu

Karyawan penangkaran buaya di Kampung Gunung Calung, Kelurahan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menangkap dua ekor buaya yang kabur di area galian pasir, Kamis (3/10/2024). ANTARA/Ahmad Fikri
Cerita 80 Ekor Buaya Titipan BKSDA, Lepas dan Masuk Kampung di Cianjur

Lima ekor buaya lepas dari sebuah penangkaran di Kelurahan Sayang, Kabupaten Cianjur karena dinding jebol setelah hujan deras disertai angin kencang


Resahkan Warga Mukomuko, BKSDA Evakuasi Buaya yang Masuk Kebun Sawit

15 hari lalu

Sejumlah petugas pemadam kebakaran berusaha mengeluarkan buaya air asin sepanjang 3,5 meter dari lubang penambangan yang terbengkalai di Gunung Kijang, Kepulauan Riau, Indonesia, pada 22 Juli 2024. (ANTARA/Ogen)
Resahkan Warga Mukomuko, BKSDA Evakuasi Buaya yang Masuk Kebun Sawit

BKSDA mengevakuasi buaya yang meresahkan warga karena masuk kebun sawit di Desa Teramang, Teramang Jaya, Mukomuko, Bengkulu.


Warga Lapor Harimau Mangsa Sapi di Bengkulu Utara, BKSDA Pasang Perangkap

21 hari lalu

Petugas gabungan mengevakuasi seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. ANTARA/Iggoy el Fitra
Warga Lapor Harimau Mangsa Sapi di Bengkulu Utara, BKSDA Pasang Perangkap

BKSDA memasang perangkap harimau di Bengkulu Utara usai menerima laporan warga bahwa satwa liar itu memangsa sapi dan anjing.


BKSDA Maluku Amankan 18 Nuri Kepala Hitam Papua di Kapal Rute Saumlaki-Ambon

21 hari lalu

Dua ekor burung Nuri Bayan (Eclectus Roratus) yang merupakan barang bukti, ditampilkan dalam rilis kasus perdagangan satwa dilindungi di Polres Malang, Jawa Timur, Selasa, 3 Maret 2020. Foto: Aris Novia Hidayat
BKSDA Maluku Amankan 18 Nuri Kepala Hitam Papua di Kapal Rute Saumlaki-Ambon

BKSDA Maluku mengamankan 18 burung nuri kepala hitam Papua dari KM Leuser yang memiliki rute Saumlaki menuju Ambon.


Kejati Bali Ajukan Penangguhan Penahanan Warga yang Pelihara Landak Jawa

33 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Kejati Bali Ajukan Penangguhan Penahanan Warga yang Pelihara Landak Jawa

I Nyoman Sukena menjadi terdakwa karena memelihara 4 ekor landak jawa yang termasuk satwa dilindungi


Warga Pinggir Hutan Gunung Salak Resah, Jumlah Ternak Diserang Hewan Buas Meningkat

33 hari lalu

Seekor macan tutul tertangkap kamera sedang berjalan di antara rimbunnya hutan di Taman Nasional Halimun-Salak. Dibandingkan dengan macan tutul lainnya, macan tutul jawa berukuran paling kecil. CIFOR
Warga Pinggir Hutan Gunung Salak Resah, Jumlah Ternak Diserang Hewan Buas Meningkat

Selain khawatir atas hewan ternaknya, warga kampung di perbatasan hutan Gunung Salak juga cemas keselamatan anggota keluarganya.