TEMPO.CO, Bandung - Tim pengembang Ventilator Indonesia (Vent-I) di Institut Teknologi Bandung melaporkan pengumpulan donasi senilai Rp 12,1 miliar. Uang yang terkumpul dari 1.600 donatur hingga 14 Juli 2020 itu adalah bagian dari target pembuatan dan penyaluran 1.000 unit ventilator ke rumah sakit yang menangani korban wabah Covid-19.
Syarif Hidayat, pembuat ventilator, mengatakan tim sejauh ini telah membuat 573 unit yang disalurkan ke 203 rumah sakit di 29 provinsi dari dana donasi itu. Dia memastikan produksi belum berhenti karena sisanya, sebanyak 427 unit Vent-I, sedang mengantre diproduksi.
“Ini adalah karya bangsa untuk menyelesaikan masalah bangsa,” kata Syarif dalam acara pertanggungjawaban kepada publik soal pembuatan ventilator itu di komplek Masjid Salman ITB Bandung, Jumat siang, 24 Juli 2020.
Syarif menerangkan, produksi massal ventilator darurat Vent-I melibatkan kampus-kampus politeknik, Sekolah Menengah Kejuruan, perusahaan swasta hingga pabrik pesawat PT Dirgantara Indonesia. Dia juga mengungkapkan kalau produksi menghadapi kendala cukup besar berupa kenaikan harga sensor tekanan yang masih impor hingga empat kali lipat sejak produksi bergulir Maret lalu.
Kendala lain yaitu keterlambatan pengirimannya hingga berminggu-minggu. “Sistemnya sudah terpasang semua tapi sensornya belum ada,” kata dosen jurusan Teknik Elektro ITB itu.
Vent-I merupakan karya kolaborasi akademisi dan ahli dari ITB, Universitas Padjadjaran, dan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB. Sejak dimulai 23 Maret 2020, Vent-I telah lolos uji Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan pada 22 April 2020. Setelah menjalani uji Klinis di beberapa rumah sakit, ventilator itu dinyatakan lolos uji klinis pada 13 Mei 2020.
Direktur Rumah Amal Salman, Kamal Muzakki, mengatakan tim berterima kasih kepada publik yang telah berkontribusi dalam mewujudkan Vent-I. Setelah target produksi tercapai tim berencana mengembangkan inovasi lainnya untuk masalah negeri.