2. Dapatkan vaksin itu menghentikan penularan virus?
Sementara kelihatannya mengurangi risiko gejala Covid-19, belum diketahui apakah vaksin Pfizer mengurangi risiko penularan penyakit itu pula. Bisa jadi vaksin itu mampu mencegah seseorang jatuh sakit tapi tidak mengurangi konsentrasi virus yang menjangkitinya. Artinya, penerima vaksin masih bisa tanpa sadar menularkan virusnya kepada orang lain yang rentan.
"Saat Anda sudah memiliki vaksin tidak berarti masker-masker bisa ditinggalkan," kata Bottazzi. "Saya berharap orang-orang tidak berpikir kalau ini akan menjadi solusi ajaib untuk semua."
Baca juga:
Selain Vaksin, Pfizer Akan Produksi Obat Remdesivir untuk Pasien Covid-19
3. Berapa lama vaksin itu melindungi?
Uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech, menyimpulkan vaksin itu efektif 28 hari setelah suntikan dosis yang pertama, tapi hanya melihat pada seberapa efektif dia bertahan seminggu setelah dosis yang kedua. Sementara Pfizer masih harus memantau kondisi para relawannya jika dan ketika izin penggunaan darurat diberikan, belum akan ditahui apakah vaksin ini efektif memberi efek kekebalan jangka panjang.
"Seperti apa efikasi perlindungan yang diberikan seiring dengan berjalannya waktu?" kata Gregory Poland, direktur di kelompok riset vaksin di Mayo Clinic. "Apakah berbulan-bulan seperti halnya vaksin flu? Ataukah akan seperti cacar air dan campak yang kekebalannya akan terbentuk sepanjang hidup?"
4. Seberapa aman vaksin ini sebenarnya?
Pfizer tidak melaporkan adanya masalah keamanan yang serius dalam pengumumannya pada Senin lalu. Perusahaan ini masih dalam proses pengumpulan data keamanan selama dua bulan untuk disetor ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
Setelah data yang dikumpulkan itu dikaji, informasi mengenai efek samping jangka pendek yang biasa muncul akan segera menjadi pengetahuan publik. Pada saat yang sama dipastikan belum akan ada yang tahu mengenai potensi efek samping jangka panjangnya.
Daniel Salmon, direktur di Institute untuk Keselamatan Vaksin di Johns Hopkins University, menyarankan adanya antisipasi khusus terhadap dampak yang mungkin muncul dari vaksinasi massal dan cepat nantinya. Menurutnya, banyak hal buruk mungkin terjadi secara tidak sengaja.
Baca juga:
Cina Memimpin Perlombaan Vaksin Covid-19 Dunia
"Jika Anda memvaksinasi 30 juta orang lansia, Anda pasti akan memiliki kasus-kasus serangan jantung dan stroke sehari setelah vaksinasi. Perlu sebuah sistem yang bisa langsung memilah mana peristiwa sebab akibat, mana yang memang terjadi kebetulan bersamaan," kata Salmon.
BUSINESS INSIDER | CNN