2. Rapid tes antigen CePAD
Alat tes cepat Covid-19 berbasis antigen CePAD dikembangkan oleh tim dari Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Universitas Padjadjaran (Unpad). Koordinator Peneliti Diagnostik Covid-19 Unpad Muhammad Yusuf mengatakan CePAD setara dengan tujuh produk tes antigen impor. “Harganya Rp 120 ribu per alat,” ujar dia, 28 Desember 2020 lalu.
Dia menjelaskan, Unpad bekerja sama dari awal riset dengan PT Pakar Biomedika Indonesia sebagai produsen. CePAD berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus dari sampel hasil usapan (swab) pada saluran pernafasan bagian atas (nasofaring). “Deteksinya pada saat viral load (jumlah virus) sedang tinggi,” katanya.
Tes cepat berbasis antigen Unpad itu diklaim memiliki limit deteksi antigen 5 nanogram per milliliter (ng/mL). Jumlah itu setara dengan tujuh produk impor tes antigen.
Menurut Yusuf, sensitivitas CePAD mencapai 85 persen, spesifisitas 83 persen, dan akurasinya 84 persen. Spesifikasi itu sesuai standard WHO yang semua angkanya 80 persen lebih.
Keunggulan lain yaitu pemeriksaan antigen SARS CoV-2 ini sudah memperoleh rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Laboratorium Indonesia. Bahkan sudah dipakai Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dan Rumah Sakit Santosa di Bandung.
Kelebihan lainnya yaitu pada tiap alat (kit) tes disertai barcode. Penanda khusus itu, menurut Yusuf, untuk memudahkan data pemeriksaan lewat aplikasi Portal CePAD. Adapun kapasitas produksi alat tes cepat itu sebanyak 500 ribu per bulan.
Cara kerja CePAD yaitu sampel swab yang telah diambil diteteskan pada alat lalu akan mengalir ke antibodi Covid-19 yang sudah terikat dengan nanopartikel emas yang tertanam pada perangkat CePAD. Jika pada sampel terdapat virus corona, akan muncul dua garis pada alat uji. Jika hanya muncul satu garis, artinya negatif terinfeksi virus.
3. Pemanfaatan bahan herbal