Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Philips Recall Produk Ventilator karena Bahayakan Penggunanya

image-gnews
REUTERS/Steve Marcus
REUTERS/Steve Marcus
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPhilips mengumumkan penarikan dari pasar (recall) lebih dari selusin produk ventilator dan mesin BiPAP dan CPAP buatannya di Amerika Serikat pada 14 Juni 2021. Padahal ada jutaan orang di rumah, rumah sakit, dan di fasilitas perawatan di Amerika yang selama ini telah bergantung kepada produk-produknya tersebut. Satu di antaranya adalah ventilator E30 yang mendapatkan izin edarnya untuk penggunaan darurat di masa pandemi Covid-19.

Philips, dalam laporan keuangannya akhir April lalu, telah mengungkap permasalahan tentang busa peredam bunyi di beberapa mesin produknya. Busa itu ternyata bisa hancur, rontok, mengirim serpihan atau serbuknya melalui jalan udara pada mesin yang bisa terhirup atau tertelan pengguna sehingga berpotensi menjadi bahan kimia beracun.

Rontoknya foam diperparah oleh kondisi cuaca panas dan kelembapan tinggi. Ini berarti memperburuk risiko untuk orang-orang yang tinggal atau berada di wilayah yang sedang terdampak kebakaran hutan dan gelombang panas.

Otoritas kesehatan Amerika Serikat, FDA, mengklasifikasi alasan recall oleh Philips Respironics itu sebagai Class I, recall paling serius. Class I berarti ada peluang yang cukup besar penggunaan produk yang di-recall itu, “akan menyebabkan konsekuensi efek samping kesehatan yang serius atau kematian.”

Per 3 Agustus lalu, FDA mencatat sudah ada 61 insiden terjadi terkait busa rontok dalam mesin ventilator itu. Sebanyak 25 di antaranya berdampak ke pasien atau pengguna namun tidak sampai fatal. 

Philips memperkirakan jumlah produknya yang beredar di Amerika Serikat sekitar setengah dari total 2-4 juta unit yang kini digunakan masyarakat di dunia. Perusahaan menyatakan memprioritaskan upaya mengganti busa di seluruh alat atau mesin yang dimaksud, atau memperbaiki dan menggantikannya dengan alat sejenis dengan busa yang masih baru.

“Kami sepenuhnya memahami apa yang bisa ditimbulkannya terhadap pasien,” kata Philips menerangkan keputusan harus recall.

Philips mengaku sedang bekerja mengatasi isu busa itu secepat dan efisien mungkin. Philips juga mengaku telah meningkatkan kapasitas produksi perbaikan bagian mesin itu dan penggantian. “Kami tidak bisa menetapkan tenggatnya namun sudah dalam diskusi dengan otoritas regulasi yang terkait untuk bisa mulai mengerahkan alat baru dan perangkat pengganti yang sudah kami mulai produksi dalam jumlah besar.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Philips juga mengatakan telah setop melayani pesanan untuk ventilator terapi tidur--mesin bantu agar napas tak terputus saat penggunanya tidur--untuk para pasien baru. Sembari, Philips menambahkan, mengalihkan seluruh kapasitas produksi alat untuk pasien baru ke upaya perbaikan dan penggantian alat yang sudah beredar.

Sebulan berlalu setelah keputusan recall itu, para pengguna ventilator buatan Philips masih kebingungan apa yang harus dilakukannya. Sebagian karena sudah sangat bergantung dan tak bisa melepaskan alat tersebut begitu saja. Ingrid Tischer misalnya. Dia menyatakan bahwa alat bantu pernapasan bukanlah seperti mobil untuk urusan recall.

“Anda bisa saja berhenti dulu memakai mobil, tapi Anda tidak bisa menunda bernapas. Jadi kami seperti menerima perlakuan yang sangat konyol dari apa yang mereka bilang adalah sebuah pilihan mau gunakan atau tidak,” katanya.

Tischer akhirnya mendapatkan penggantian alat ventilator BiPAP yang selama ini digunakan menemani tidur malamnya, tapi yang lain mungkin tidak seberuntung dirinya. Di antaranya adalah Alice Wong, seorang penggiat dari kalangan disabel yang selama ini menggunakan dua macam ventilator. Wong hanya menerima filter bakteri dari penyalur produk yang digunakannya sekarang, tapi itupun alatnya belum melalui uji oleh FDA apakah efektif digunakan.

Wong mendapati isu recall dari media social komunitas penyandang disabilitas neuromuscular di mana dia tergabung di dalamnya—bukan dari Philips ataupun dokter. Kecewa dengan sosialisasi yang dilakukan, Wong menyebar hashtag #SuckYouPhilips di akun media sosialnya untuk menghimpun keluhan dari para pengguna ventilator Philips lainnya.

THE VERGE, REUTERS

Baca juga:
Cara Ventilator Sivenesia LIPI Memompa Tarikan Minim Napas Pasien

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

17 hari lalu

Sebagai pengguna commuter line, Anda perlu mengetahui rute KRL Jabodetabek 2024 terbaru. Berikut ini rute terbaru dan harga tiketnya. Foto: Canva
KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.


CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

29 hari lalu

CEO Boeing Dave Calhoun. Foto : Boeing
CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

CEO Boeing Dave Calhoun memutuskan mengundurkan diri pada akhir tahun ini. Apa alasannya?


Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

43 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto: Istimewa
Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.


Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

43 hari lalu

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

43 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

44 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

51 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


Konsumsi Yoghurt Diklaim Bisa Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2, Simak Penjelasan dari FDA

53 hari lalu

Ilustrasi yoghurt beku (Pixabay.com)
Konsumsi Yoghurt Diklaim Bisa Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2, Simak Penjelasan dari FDA

Klaim bahwa yoghurt dapat menurunkan risiko penyakit Diabetes Tipe 2 itu sesuai dengan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).


Pengukuhan Erlina Burhan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, Penjaga Gawang Saat Pandemi Covid-19

20 Februari 2024

Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan saat ditemui usai dikukuhkan sebagai Guru Besar di UI Salemba Jakarta, Sabtu, 17 Februari 2024. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari
Pengukuhan Erlina Burhan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, Penjaga Gawang Saat Pandemi Covid-19

Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan 3 Guru Besar dari Fakultas Kedokteran, salah satunya Prof. Erlina Burhan. Ini profilnya.