TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara telah bergerak cepat berburu suplai obat molnupiravir, pil antivirus pertama yang menunjukkan mampu mengurangi risiko gejala berat infeksi Covid-19 dan bisa langsung diminum ketika seseorang mengetahui terinfeksi penyakit itu. Sebagai catatan, obat-obatan yang selama ini direkomendasikan untuk Covid-19 hanya diberikan di rumah sakit karena diberikan dengan cara injeksi ke peredaran darah.
Australia, Malaysia, Korea Selatan dan Singapura telah mengumumkan kesepakatan kontrak pembelian molnupiravir dengan perusahaan farmasi pembuatnya, Merck. Dalam bentuk pil, molnupiravir direkomendasikan dikonsumsi selama lima hari, 4 pil diminum 2x per hari. Total 40 pil selama lima hari oleh seseorang yang positif terinfeksi Covid-19.
Taiwan dan Thailand juga diketahui sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan farmasi Jerman yang berbasis di Amerika tersebut untuk tujuan yang sama. Sedang Filipina menyatakan harapannya terlibat dalam uji klinis obat pil itu membuat mereka otomatis mendapat akses atas suplainya. Negara-negara tetangga di Asia Pasifik itu sudah memesan sekalipun masing-masing otoritas kesehatannya belum memberikan izin penggunaan (EUA).
Kementerian Kesehatan Singapura memberi konfirmasi perihal izin. Mereka memastikan tidak akan mendistribusikan jumlah pil yang sudah dipesan itu sebelum Merck memberikan data hasil uji klinisnya kepada Otoritas Sains Kesehatan Singapura. “Tambahan molnupiravir ke dalam portofolio obat-obatan Covid-19 yang kami miliki untuk menjami kalau kami memiliki cukup banyak opsi perawatan untuk kelompok-kelompok pasien yang berbeda,” bunyi keterangan Kementerian Kesehatan Singapura.
Merck juga masih berupaya untuk bisa mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) di dalam negeri, Amerika Serikat. Di negaranya sendiri, molnupiravir kemungkinan hanya akan disediakan untuk mereka yang berisiko tinggi, seperti lansia atau memiliki komorbid. Baru setelahnya bisa didistribusikan lebih luas.
Gedung Putih juga telah menegaskan kalau orang-orang harus tetap menjalani vaksinasi sekalipun pil molnupiravir dari Merck mampu memangkas peluang kematian karena Covid-19. “Vaksinasi tetap perangkat terbaik kami untuk melawan Covid-19,” kata Jeff Zients, penasihat di Gedung Putih.
REUTERS, NEW YORK TIMES, NEW SCIENTIST
Baca juga:
WHO Rekomendasikan Penggunaan Vaksin Malaria Pertama untuk Anak-anak di Afrika