Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

COP26, Dubes Inggris: Perubahan Iklim adalah Isu Nyata

image-gnews
Kondisi bangkai flamingo di Danau Tuz yang mengering di Konya, Turki, 14 Juli 2021. Para pemerhati lingkungan berpendapat bahwa kematian flamingo itu berasal dari praktik irigasi pertanian di wilayah tersebut, bersama dengan dampak perubahan iklim dan kekeringan. REUTERS/Stringer
Kondisi bangkai flamingo di Danau Tuz yang mengering di Konya, Turki, 14 Juli 2021. Para pemerhati lingkungan berpendapat bahwa kematian flamingo itu berasal dari praktik irigasi pertanian di wilayah tersebut, bersama dengan dampak perubahan iklim dan kekeringan. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengingatkan kembali bahwa perubahan iklim adalah isu yang nyata. Dalam acara virtual Media Briefing for United Nations Climate Change Conference 2021 ke-26 (COP26)—yang akan digelar pada 1-12 November 2021 di Glasgow, Inggris—dia menerangkan bahwa perubahan iklim sangat berdampak bagi kehidupan manusia di Bumi.

Dampak ancaman dari perubahan iklim, disebut Jenkins, di antaranya adalah naiknya permukaan air laut dan curah hujan, naiknya suhu sekitar 1,1 derajat Celcius setiap tahunnya, serta polusi udara. Menurutnya, hal itu bisa berpengaruh pada kehidupan semua ekosistem, misalnya rusaknya ekosistem laut, dan meninggalnya ribuan manusia. “Perubahan iklim itu nyata, kita harus mengambil tindakan,” ujar dia, pada Kamis, 28 Oktober 2021.

Jenkins juga menjelaskan dampak perubahan iklim memang tidak langsung terasa, misalnya naiknya suhu yang angkanya mungkin kecil, tapi bisa membuat kesinambungan Bumi menjadi rapuh. Jika tidak diantisipasi, kata dia, maka bisa menjadi semakin parah.

Terkait gelaran COP26, Jenkins mengatakan hal itu bisa menjadi upaya global untuk memperbaiki perubahan iklim. Konferensi yang dilaksanakan sejak 1992 itu akan membuat kerangka kerja untuk mengatasi perubahan iklim.

“COP26 ini adalah konferensi yang sangat besar untuk mengambil tindakan untuk perubahan iklim,” tutur dia sambil menambahkan bahwa ini akan membuktikan apakah masyarakat memiliki sikap untuk mengatasi isu perubahan iklim.

Pada tahun 2015, konferensi digelar di Paris, Prancis, yang menghasilkan kesepakatan agar negara-negara di dunia mencegah kenaikan suhu 1,5 derajat Celcius setiap tahunnya. Jenkins menerangkan bahwa skenario itu seharusnya paling mungkin dicapai, tapi sepertinya pada tahun 2050, kenaikannya akan melewati angka itu. “Kita ingin perjanjian Paris ini bisa tercapai,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jenkins juga menyebutkan bahwa negaranya sudah memiliki beberapa langkah untuk membuat Perjanjian Paris itu tercapai, salah satunya berkomitmen mengurangi emisi dan gas rumah kaca (0 persen), juga tidak menggunakan batu bara sebagai sumber energi listrik, dan mulai mengubah transportasi dengan yang ramah lingkungan, yang juga sudah dilakukan di negara lain, termasuk Indonesia.

Selain itu, perlu juga aksi nyata dalam mempertahankan perjuangan untuk melindungi alam. “Kita tidak butuh kata-kata, tapi yang kita butuh adalah tindakan nyata,” ujarnya menambahkan.

Baca:
Survei Ungkap 99,9 Persen Studi Setuju Manusia Penyebab Perubahan Iklim

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

1 hari lalu

Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin (kiri) dan Pejabat Ekonomi Senior Inggris untuk ASEAN Martin Kent (kanan) setelah acara peluncuran ASEAN-UK Economic Integration Programme (EIP) di Jakarta pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.


Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

3 hari lalu

The Black Dog, Vauxhall, London. Instagram.com/@theblackdogvauxhall
Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya


8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

4 hari lalu

Ilustrasi Selamatkan Dunia dari Sampah Plastik. shutterstock.com
8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

4 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

5 hari lalu

Lalat buah. Kredit: Wikipedia
Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.


Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

5 hari lalu

Duta Besar Aljazair untuk PBB Sofiane Mimouni berbicara sebelum pemungutan suara mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di markas besar PBB di New York, AS, 20 Februari 2024. REUTERS/Mike Segar
Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"


Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

6 hari lalu

Masjid Indonesia by Ivan Gunawan di Uganda, Afrika Timur. Foto: Instagram/@hamza.tamimy
Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

8 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

8 hari lalu

RMS Titanic merupakan kapal penumpang uap terbesar di dunia pada saat itu yang dimiliki perusahaan pelayaran White Star Line. Pada tanggal 14-4, 1912, Titanic bertabrakan dengan gunung es di Samudra Atlantik Utara dan menewaskan 1.523 penumpang. gizmodo.de
112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

8 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.