APRIL
Siklon Tropis Surigae
Siklon Tropis Surigae yang tumbuh dari bibit di Samudera Pasfik utara Papua diprediksi terus menguat hingga menjadi taifun atau topan. Dampaknya di Indonesia di antaranya peningkatan kecepatan angin rata-rata di wilayah utara Sulawesi dan sekitarnya sebesar 8-20 knot.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengungkap itu dalam keterangannya di Malang, Jawa Timur, Rabu 14 April 2021. Dia menerangkan siklon tropis atau badai tropis Surigae diperkirakan akan berkembang menjadi Badai Tropis Kuat dan bahkan Taifun pada Jumat, 16 April 2021.
Mendapat penamaan dari Badan Meteorologi Jepang, Surigae yang tumbuh dari bibit Siklon Tropis 94W itu, kata Dwikorita, "Bergerak ke arah barat laut mendekati wilayah Filipina."
Kecepatan angin di utara Sulawesi dan sekitarnya, sebagai dampak tidak langsungnya, juga diprediksi terus meningkat hingga Minggu 18 April. "Begitu juga dengan hujan yang akan mengguyur dengan intensitas ringan hingga sedang dan berpotensi hujan lebat untuk sepekan ke depan," kata Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan seperti dikutip dari website BMKG.
Baca:
Siklon Tropis Surigae Diprediksi Jadi Taifun, Puncak Angin Kencang 18 April
Booming Porang di Mancanegara
Porang merupakan jenis umbi-umbian yang mulanya tidak populer, bahkan sebagaian masyarakat beranggapan bahwa tumbuhan ini hanya sekadar tanaman liar. Namun seiring berkembangnya pengetahuan juga pangsa pasar yang menjanjikan porang menjadi komoditi membantu ekonomi.
Tumbuhan yang berasal dari famili Araceae memiliki nama latin Amorphophallus oncophyllus Prain, dapat tumbuh dinaungan bawah tegakan pohon jati, sonokeling, mahoni ataupun sengon dan memiliki tingkat toleransi yang baik dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Namun biasanya para pembudidaya tanaman ini, menanamnya di atas kontur tanah yang agak kering.
Diketahui porang merupakan tanaman penghasil gizi baik seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan. Mulanya tanaman ini telah dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan bahan baku industri, hanya saja produksinya tidak masif seperti waktu sekarang ini.
Dahulu, menurut sumber pangan.litbang.pertanian.go.id, sejak masa penjajahan Jepang, masyarakat dipaksa untuk mengumpulkan umbi porang sebagai pemenuhan bahan pangan dan industri di Jepang, saat perang dunia dua terjadi, porang diekspor ke Jepang, Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan.
Baca:
Lagi Booming di Pasar Mancanegara, Jangan Sampai Tidak Tahu Apa Itu Porang
Desain Istana Negara
Gambar rancangan Gedung Istana Negara baru di Kalimantan Timur dari Nyoman Nuarta yang beredar di media sosial ada dua versi. Ada yang kepala burungnya menunduk, juga ada yang menoleh ke samping seperti lambang negara Burung Garuda. Pose terbaru di video dalam akun media sosial pematung itu pada 26 Maret 2021 adalah yang menoleh.
Nuarta mengakui, desain awal bangunan Istana Negara berbentuk burung dengan kepala menghadap ke depan. “Kemudian saya revisi menghadap kanan supaya dari jauh siluetnya tetap bagus,” katanya, Kamis, 1 April 2021. Dia beralasan waktu pembuatan desainnya sangat singkat.
Keterlibatannya dalam perancangan Istana Negara di Ibu Kota baru saat diundang rapat koordinasi persiapan sayembara Istana di kawasan inti pusat pemerintahan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Waktunya sesuai isi surat undangan pada Kamis, 27 Februari 2020. Total tertera 21 orang yang diundang, 11 di antaranya dari instansi pemerintah.
Selebihnya tertulis nama Gregorius Antar Awal, Gregorius Supie Yolodi, Isandra Matin Ahmad, ketiganya dari IAI. Selain itu Sibarani Sofian, Nyoman Nuarta, Pierre Natigor Pohan, Grace Christiani, Dian Ratih N. Yunianti, M. Iqbal Tawakal, dan Achmad Reinaldi Nugroho. “Saya diundang sebagai satu-satunya pematung, di undangannya itu arsitek/ahli,” kata Nuarta.
Baca:
Desain Istana Negara Nyoman Nuarta, Burung Garuda Menunduk dan Menoleh
Hujan Lebat Melanda Yogya
Hujan lebat disertai angin kencang melanda wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu, 4 April 2021. Hujan lebat yang berlangsung 2 jam lebih mulai pukul 13.00 WIB itu menimbulkan sejumlah dampak di tiga kabupaten/kota.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Danang Samsurizal, mengatakan di Kabupaten Bantul, misalnya, tak kurang tiga kecamatan terdampak. Ketiganya meliputi Kecamatan Kasihan, Piyungan dan Banguntapan.
"Di Bantul selain pohon tumbang, hujan angin juga menyebabkan 2 rumah rusak, 2 jaringan listrik dan 2 akses jalan terputus, 1 tempat usaha terdampak, korban jiwa nihil," kata Danang dalam keterangannya.
Sedangkan di Kota Yogyakarta dampak hujan angin terdata di tiga kecamatan yakni Kotagede, Gondokusuman dan Umbulharjo. Kerusakan di Kota Yogyakarta berupa pohon tumbang, tempat usaha rusak, serta 1 jaringan listrik dan 1 akses jalan terputus.
Baca:
Dua Jam Hujan Lebat dan Angin Kencang Landa Yogya, Ini Dampaknya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.