Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Badai di Masa Depan Akan Lebih Banyak Berkeliaran di Bumi

image-gnews
Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru yang dipimpin Yale University, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa badai dan topan (siklon tropis) akan meluas ke wilayah garis lintang tengah, yang meliputi kota-kota besar seperti New York, Boston, Beijing, dan Tokyo, di masa depan.

Penulis studi menjelaskan siklon tropis dapat bermigrasi ke utara dan selatan, karena planet ini menghangat sebagai akibat dari emisi gas rumah kaca antropogenik. 

Badai subtropis tahun 2020 Alpha, siklon tropis pertama yang diamati mendarat di Portugal, dan Badai Henri tahun 2021, yang mendarat di Connecticut, Amerika, mungkin menjadi pertanda badai semacam itu.

“Ini mewakili risiko perubahan iklim yang penting dan diremehkan," ujar penulis studi, Joshua Studholme, fisikawan di Departemen Ilmu Bumi dan Planet, Yale University, pada Senin, 3 Januari 2022.

Studholm menerangkan, penelitiannya yang terbit di Nature Geoscience itu memprediksi bahwa siklon tropis abad ke-21 kemungkinan akan terjadi pada rentang garis lintang. “Yang lebih luas daripada yang terjadi di Bumi selama tiga  juta tahun terakhir,” tutur dia.

Selain Studholm, studi juga dilakukan bersama Alexey Fedorov, profesor ilmu kelautan dan atmosfer di Yale University; Sergey Gulev dari Shirshov Institute of Oceanology; Kerry Emanuel dari Massachusetts Institute of Technology; dan Kevin Hodges dari University of Reading. 

Dalam studi dijelaskan, peningkatan siklon tropis biasanya disebut sebagai pertanda perubahan iklim, tapi masih banyak yang belum jelas tentang seberapa sensitifnya berpengaruh terhadap suhu rata-rata Bumi. Pada 1980-an, rekan penulis studi Emanuel menggunakan konsep termodinamika klasik untuk memprediksi pemanasan global akan menghasilkan badai yang lebih hebat—prediksi yang telah divalidasi dalam catatan pengamatan. 

Namun, aspek lain dari hubungan antara siklon tropis dan iklim masih kekurangan teori berbasis fisik. Misalnya, tidak ada kesepakatan di antara para ilmuwan tentang apakah jumlah badai akan bertambah atau berkurang saat iklim menghangat, atau mengapa planet ini mengalami sekitar 90 peristiwa seperti itu setiap tahun. 

Fedorov menjelaskan bahwa ada ketidakpastian besar tentang bagaimana siklon tropis akan berubah di masa depan. Namun, beberapa bukti menunjukkan bahwa semua orang dapat melihat lebih banyak siklon tropis di garis lintang menengah, bahkan jika frekuensi total siklon tropis tidak meningkat, yang masih diperdebatkan secara aktif.

“Ditambah dengan perkiraan peningkatan intensitas siklon tropis rata-rata,  temuan ini menyiratkan risiko yang lebih tinggi karena siklon tropis di iklim pemanasan Bumi,” kata Fedorov.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Biasanya, siklon tropis terbentuk di lintang rendah yang memiliki akses ke perairan hangat dari lautan tropis dan jauh dari dampak geser aliran jet—pita angin barat-ke-timur yang mengelilingi Bumi. Rotasi bumi menyebabkan gugusan badai petir berkumpul dan berputar membentuk pusaran yang menjadi siklon tropis. Mekanisme lain dari pembentukan badai juga ada. 

Saat iklim menghangat, perbedaan suhu antara Khatulistiwa dan kutub akan berkurang, kata para peneliti. Pada bulan-bulan musim panas, ini dapat menyebabkan melemahnya atau bahkan terbelahnya aliran jet, membuka jendela di garis lintang tengah untuk membentuk dan mengintensifkan siklon tropis. 

Untuk penelitian ini, Studholme, Fedorov, dan rekan-rekannya menganalisis simulasi numerik iklim hangat dari masa lalu Bumi yang jauh, pengamatan satelit, berbagai proyeksi cuaca dan iklim, serta fisika dasar yang mengatur konveksi atmosfer dan angin skala planet. Misalnya, mereka mencatat simulasi iklim yang lebih hangat selama Eosen (56 hingga 34 juta tahun yang lalu) dan Pliosen (5,3-2,6 juta tahun yang lalu) melihat siklon tropis terbentuk dan meningkat di garis lintang yang lebih tinggi. 

"Masalah inti ketika membuat prediksi badai di masa depan adalah bahwa model yang digunakan untuk proyeksi iklim tidak memiliki resolusi yang cukup untuk mensimulasikan siklon tropis yang realistis," kata Studholme.

Sebaliknya, Studholme menambahkan, beberapa pendekatan tidak langsung yang berbeda biasanya digunakan. Namun, metode itu tampaknya mendistorsi fisika yang mendasari bagaimana siklon tropis terbentuk dan berkembang. “Sejumlah metode ini juga memberikan prediksi yang saling bertentangan,” katanya lagi.

PHYS | NATURE GEOSCIENCE

Baca:
Siklon Tropis Baru Saat Ini Picu Badai Dahsyat di Perairan Samudra Indonesia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.


8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

17 hari lalu

Ilustrasi Selamatkan Dunia dari Sampah Plastik. shutterstock.com
8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.


Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

17 hari lalu

Orang-orang berdiri di jalan yang banjir saat badai membawa hujan dan hujan es ke Nanchang, provinsi Jiangxi, Cina 2 April 2024. Reuters
Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

21 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


BMKG sebut Badai Siklon Tropis Tingkatkan Curah Hujan Beberapa Kota Besar di Indonesia

21 hari lalu

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis baru 96S di sekitar Laut Sawu (10.2oLS 121.0oBT) dan diidentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari kedepan. BMKG
BMKG sebut Badai Siklon Tropis Tingkatkan Curah Hujan Beberapa Kota Besar di Indonesia

Waspada curah hujan akan semakin tinggi di beberapa kota besar Indonesia, akibat siklon tropis. Ini peringatan dari BMKG.


Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

22 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.


Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

25 hari lalu

Penumpang Kapal Motor (KM) Dobonsolo menggunakan sepeda motor saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 14 April 2024. Kementerian Perhubungan memberangkatkan peserta mudik gratis pada arus balik Lebaran 2024 dengan rincian sebanyak 1.705 orang penumpang dan 663 unit sepeda motor melalui jalur transportasi kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang tujuan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan menggunakan Kapal Pelni KM Dobonsolo. TEMPO/M Taufan Rengganis
Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik.


BMKG Pantau Sirkulasi Siklonik hingga Labilitas Lokal Hari Ini, Bagaimana dengan Siklon Paul?

26 hari lalu

Ilustrasi Info BMKG. Google Play Store
BMKG Pantau Sirkulasi Siklonik hingga Labilitas Lokal Hari Ini, Bagaimana dengan Siklon Paul?

BMKG masih memantau sirkulasi siklonik di Laut Arafura untuk peringatan dini cuaca hari ini, Sabtu 13 April 2024.


Penjelasan Badai Langka yang Tewaskan 7 Orang di Cina, 3 Terlempar dari Apartemen

27 hari lalu

Seorang bayi diselamatkan saat jendela di unit apartemen itu jebol karena cuaca ekstrem yang terjadi di Jiangxi, Cina, pada 31 Maret 2024. Badai langka itu menewaskan 7 orang, 3 di antaranya karena terlontar ke luar dari unit apartemennya. Foto/instagram
Penjelasan Badai Langka yang Tewaskan 7 Orang di Cina, 3 Terlempar dari Apartemen

Kekuatan angin yang terjadi sampai setara hurikan atau tornado Kategori 1 di lautan. Badai ini menjadi langka karena terjadi di Jiangxi yang daratan.


3 Sirkulasi Siklonik dan Siklon Tropis Paul di Balik Peringatan Dini Hujan Lebat

27 hari lalu

Siklon Tropis Paul yang tumbuh dari bibit siklon di sebelah tenggara Papua pada Kamis 11 April 2024. Paul tumbuh ketika Siklon Tropis Olga mulai meluruh. Foto : X
3 Sirkulasi Siklonik dan Siklon Tropis Paul di Balik Peringatan Dini Hujan Lebat

Bukan hanya di Jakarta, potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang antara lain ada di seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa.