Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi DNA Ungkap Wabah Cacar Monyet Saat Ini Bukan dari Lompatan Virus Baru

image-gnews
Ilustrasi Virus Monkeypox atau Cacar Monyet. newscientist.com
Ilustrasi Virus Monkeypox atau Cacar Monyet. newscientist.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil studi sekuensing DNA menunjukkan kemungkinan yang lebih kuat bahwa penyebaran cacar monyet (monkeypox) di dunia saat ini berasal dari penularan infeksi virusnya yang telah terjadi antar manusia selama bertahun-tahun. Wabah saat ini tak dipicu varian virusnya yang melompat dari hewan ke manusia (zoonotik) baru-baru ini.

"Kami menduga sudah ada penularan dari manusia ke manusia yang tidak terdeteksi sejak setidaknya 2017," bunyi laporan awal dari hasil studi Áine O’Toole dan Andrew Rambaut dari University of Edinburgh, Inggris, yang dipublikasi pada 5 Juni 2022.

Dugaan itu bisa diterima Emma Hodcroft dari University of Bern, Swiss. Dasarnya, cacar monyet yang telah diketahui menyebar di beberapa negara Afrika dan sesekali terbukti bisa melompat ke manusia di wilayah setempat.

Hingga pada satu waktu di tahun ini, virus terbawa menyebar ke Eropa dan belahan dunia lainnya. Per Senin 6 Juni 2022, sebanyak lebih dari 900 orang di 27 negara telah terkonfirmasi positif cacar monyet. Sebanyak 200 lebih di antaranya berasal dari Inggris, kebanyakan adalah laki-laki yang pernah berhubungan seks dengan sesamanya.

Analisis genome sequencing yang telah dilaporkan menyebut virus cacar monyet bertanggung jawab untuk kasus-kasus tahun ini berkerabat dekat dengan yang pernah dideteksi dalam kelompok kecil kasus di Israel, Nigeria, Singapura dan juga Inggris antara 2017 dan 2019. Ada hingga 47 perubahan huruf DNA dalam virus yang sekarang dibandingkan dengan yang menyebar tiga sampai lima tahun lalu tersebut.

"Itu sejumlah besar yang tidak terduga karena cacar monyet diyakini berevolusi lambat, dengan sekitar satu mutasi per tahun," bunyi bagian lain laporan Áine O’Toole dan Andrew Rambaut.

Yang menonjol adalah 42 dari 47 mutasi virusnya itu hanya melibatkan huruf atau pasangan nukelotida DNA TT yang berubah menjadi TA, atau GA menjadi AA. Sementara diketahui ada kelompok enzim dalam tubuh manusia yang disebut APOBEC3 yang membantu bertahan melawan virus-virus melakukan mutasi dalam DNA-nya.

Menurut O’Toole dan Rambaut, jika editing APOBEC3 itu spesifik indikatif dari replikasi dalam manusia maka perubahan yang terjadi tersebut akan mengkonfirmasi seluruh varian virus cacar monyet yang sekarang mewakili kemunculan epidemik pada 2017 lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 3 Juni, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) di Amerika Serikat melaporkan kalau ada tiga sampel virus cacar monyet yang berbeda dari 10 yang menjalani sekuensing. Tapi ketiganya disebutkan masih terhubung ke virus 2017. Tiga sampel virus berasal dari mereka yang pernah melakukan perjalanan ke beberapa negara di Afrika dan Timur Tengah pada 2021 atau 2022.

Ketiga kasus bisa saja kejadian independen dari virus melompat dari hewan ke manusia. Namun demikian, karena mereka juga memiliki banyak mutasi seperti APOBEC3, penjelasan lainnya adalah cacar monyet telah menyebar cukup luas pada orang-orang di Afrika sejak 2017.

Yang mengejutkan, bukannya berevolusi untuk lebih mudah menyebar di antara manusia, virus-virus cacar monyet eksisting malah diduga kalah efektif daripada yang meyebar 2017, karena mereka mengakumulasi banyak mutasi yang kemungkinan berbahaya. "Mutasi-mutasi yang kita lihat dalam virus hari ini tentu bukan yang membunuh virus," kata Hodcroft. “Tapi mungkin saja tetap ada beberapa yang menghambatnya sedikit, yang menambahk ke beban mutasional."

Namun dia mengingatkan untuk tidak meyakini kalau cacar monyet tidak akan berevolusi untuk bisa menular lebih cepat, terutama jika kita memberikan mereka peluang untuk melakukannya. Menurut Hodcroft, ini seperti pemikiran beberapa ilmuwan sebelumnya bahwa virus corona SARS-CoV-2 tidak akan mampu berevolusi ke dalam varian berbeda.

Dan sementara kasus cacar monyet sejauh ini ringan, mungkin keliru menganggap virus cacar monyet mulai menginfeksi dari anak-anak atau orang yang menderita immunocompromised atau kondisi di mana sistem imunnya sengaja ditekan untuk pengobatan. "Saya kira tidak ada alasan untuk panik dan saya yakini ini sesuatu yang kita bisa mengendalikannya," kata Hodcroft. "Tapi ini sesuatu yang harus kita anggap serius."

NEW SCIENTIST

Baca juga:
Setuju Tiket Borobudur Mahal, Arkeolog Ini Ingatkan Kasus Gua Lascaux

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

4 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

6 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

7 hari lalu

Cacar monyet. WHO
Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

44 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

45 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

50 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Wali Kota Depok Mohammad Idris menjelaskan tentang program pemberian makanan tambahan usai rapat paripurna persetujuan DPRD terhadap raperda APBD Kota Depok Tahun 2024 di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu 22 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.


Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Para penumpang bus duduk disebelah tanda silang guna menerapkan social distancing saat hari pertama pelonggaran lockdown di Manila, Filipinw, 1 Juni 2020. REUTERS/Eloisa Lopez
Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.


Kaleidoskop 2023: Usai Covid-19 Muncul Varian Baru, Waspada Penyakit Cacar Monyet dan Mycoplasma Pneumoniae

30 Desember 2023

An illustration of a monkeypox vaccine. (ANTARA/Shutterstock/am/rst)
Kaleidoskop 2023: Usai Covid-19 Muncul Varian Baru, Waspada Penyakit Cacar Monyet dan Mycoplasma Pneumoniae

Usai Covid-19, muncul varian-varian baru sepanjang 2023, ditambah adanya penyakit cacar monyet hingga Mycoplasma Pneumoniae.


Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Orang-orang yang memakai masker berpergian sebelum pemberlakuan lockdown di Singapura, 14 Mei 2021. Singapura kembali menerapkan lockdown setelah ditemukan 24 kasus Covid-19 penularan lokal untuk hari kedua berturut-turut, jumlah harian tertinggi sejak September tahun lalu. REUTERS/Caroline Chia
Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.