TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia atau IDI mengajak masyarakat di Indonesia agar mewaspadai tren penambahan lebih dari seribu kasus baru Covid-19 per hari di Indonesia yang telah terjadi sejak pekan lalu. Update Covid-19 pada Senin 20 Juni 2022, laporan penambahan kasus baru sebanyak 1.180 dengan sumbangan terbesar sebanyak 701 datang dari Jakarta.
Erlina Burhan dari Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI mengingatkan kembali perilaku hidup bersih dan sehat sebagai dasar kehidupan sehari-hari. Dan, sehubungan dengan kenaikan kasus positif Covid-19 yang kembali, ia menekankan pengetatan lagi perihal pemakaian masker.
“Pakai masker di ruang terbuka kembali dianjurkan,” kata Erlina daring dari Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Juni 2022. Dia menambahkan, "Kemarin kan sempat ada pelonggaran membuka masker di ruang terbuka, nah dengan meningkatnya kasus positif, kita kembali saja.”
Ia menjelaskan bahwa pandemi masih jauh dari selesai. Virus yang ada disebutnya terus bermutasi dengan subvarian Omicron BA.2 yang masih mendominasi. Secara global, terjadi peningkatan kasus Covid-19 di seluruh dunia saati ini terutama peningkatan kasus infeksi subvarian Omicron yang lebih baru lagi, BA.4 dan BA.5.
Itu sebabnya dia merekomendasikan pula aturan PCR negatif untuk setiap pelaku perjalanan kembali diberlakukan. Pertimbangannya, harga tes yang semakin murah. Sembari dia juga mengimbau para pemangku kebijakan seperti gubernur dan bupati melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster. Saat ini, angka capaian vaksinasi per 20 Juni 2022, dosis 1 (96,44 persen), dosis 2 ( 80,73 persen) dan dosis 3 (23,28 persen).
Guru Besar Bidang Pulmonologi dari FKUI sekaligus dokter di RSUP Persahabatan tak lupa meminta untuk meningkatkan kembali testing dan tracing. Selain edukasi massif kepada warga terus menerus tentang upaya pencegahan karena pandemi belum berakhir.
Sehari sebelumnya, berbicara dalam Pertemuan Pertama Menteri Kesehatan G20 di Yogyakarta, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga menyatakan bahwa persepsi pandemi telah berakhir adalah salah arah. Dia menyatakan prihatin dengan menurunnya pemeriksaan dan genome sequencing kasus Covid-19 di banyak negara.
Dia juga menyebutkan kalau di banyak negara, pembatasan telah dicabut dan kehidupan tampak seperti sebelum pandemi. Situasi ini, menurutnya, bisa membutakan manusia terhadap evolusi virus, padahal transmisi virus makin meningkat di banyak negara. Terutama karena sedang meluasnya infeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di negara-negara di dunia.
Baca juga:
Hati-hati Kerusakan Saraf, Riset Sebut Gaya Hidup Sedentari Meningkat di Indonesia