TEMPO.CO, Jakarta - Shabrina, siswa Madrasah Aliyah Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto, Jawa Timur merupakan satu dari 192.810 orang yang dinyatakan lolos Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) 2022. Namun, perempuan berusia 20 tahun itu rela melepas statusnya di SBMPTN 2022 demi menggapai citanya masuk jurusan Kedokteran.
Sabrina dinyatakan lulus Ujian Tertulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) 2022 pada program studi Teknik Industri Universitas Brawijaya (UB). Teknik Industri menjadi pilihan keduanya, sedangkan pilihan pertama adalah program studi Pendidikan Dokter UB.
“Saya memang ingin menjadi dokter. Orang tua juga mendukung saya untuk masuk jurusan Kedokteran. Jadi, saya masih mencoba untuk mengikuti seleksi mandiri di UGM ambil Fakultas Kedokteran,” ujar Shabrina kepada Tempo pada Jumat malam, 24 Juni 2022.
Shabrina mengaku kurang sreg dengan pilihan keduanya di UB. Maka itu dia memutuskan mendaftar jalur mandiri Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 15 Juni lalu. Pilihan pertamanya adalah program studi Kedokteran dan pilihan kedua adalah Kedokteran Hewan UGM.
Pada 30 Juni mendatang, dia akan mengikuti ujian mandiri. Hasilnya baru akan diumumkan pada 13 Juli 2022. Tak hanya mengikuti jalur mandiri UGM, dia juga berniat mendaftar jalur mandiri Universitas Indonesia yang pendaftarannya masih dibuka hingga Senin, 27 Juni 2022.
Sekalipun mengikuti seleksi jalur mandiri, Shabrina mengaku akan tetap melakukan daftar ulang SBMPTN 2022 di UB. Jadwal daftar ulang di UB dimulai pada Senin, 27 Juni hingga 8 Juli 2022. “Buat jaga-jaga,” ujarnya. Apabila tak lolos seleksi mandiri, mau tak mau Shabrina harus mengambil SBMPTN agar bisa kuliah.
Rela Gap Year Demi Masuk Kedokteran
Tekad Shabrina yang kuat untuk bisa masuk jurusan Kedokteran sudah muncul sejak tahun lalu. Dia sampai memutuskan tak kuliah pada tahun lalu demi mendapat jurusan Kedokteran. Pada 2021, Shabrina mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan SBMPTN dengan mengambil pilihan pertama program studi Kedokteran di Universitas Sebelah Maret (UNS). Namun, sayangnya tak satu pun pilihannya yang berhasil lolos.
Gagal di SBMPTN dan SNMPTN, Shabrina lalu mencoba jalur mandiri di tahun yang sama di UGM dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ). Dari dua seleksi mandiri yang dia ikuti, Shabrina hanya lolos pada pilihan kedua di jurusan Teknik Industri di UPNVJ. “Enggak diambil khawatir kuliahnya jadi tidak serius karena kurang sreg sama jurusannya. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak kuliah dulu,” ujarnya.
Selama menunggu pendaftaran masuk perguruan tinggi negeri, Shabrina mengaku hari-harinya diisi dengan belajar. Dia juga mengikuti les atau bimbingan belajar. Shabrina juga mengikuti try out yang digelar secara online.
Shabrina tahu untuk lolos SBMPTN, dirinya harus mengalahkan 800.852 peserta yang mendaftar SBMPTN 2022. Namun, keinginannya untuk menjadi dokter lebih kuat. Dia berharap perjuangannya bisa berhasil pada seleksi mandiri yang dia ikuti. “Sebenarnya sayang kalau dilepas, tapi memang saya ingin sekali menjadi dokter,” katanya.
Baca juga: Pendaftaran Jalur Mandiri Unpad, Ujian Bisa dari Rumah