Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Bakteri Terbesar yang Pernah Ditemukan dan Rahasia Sel Raksasanya

image-gnews
Bakteri Thiomargarita. Wikipedia/NASA
Bakteri Thiomargarita. Wikipedia/NASA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jenis bakteri raksasa dari mangrove di Kepulauan Karibia sejauh ini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan. Jenis bakteri ini, Thiomargarita magnifica, berukuran 5.000 kali lebih besar daripada kebanyakan bakteri, dan 50 kali lebih besar daripada jenis bakteri besar yang sudah dikenal sebelumnya. 

"Sebagai gambaran, ini seperti seorang manusia yang bertemu dengan orang lain setinggi Puncak Everest," kata Jean-Marie Volland, ahli biologi kelautan di Lawrence Berkeley National Laboratory, California, AS, yang menjadi penulis utama studi atas bakteri itu. 

T. magnifica yang memiliki skala sentimeter ini ditemukan di satu pulau di Guadeloupe yang hijau pada 2009 lalu. Saat penemuan itu, peneliti biologi maritim Olivier Gros sedang mencari bakteri yang menggunakan sulfur untuk menghasilkan energi. 

Profesor di University of the Antilles, Hindia Barat Prancis, ini kemudian melihat sesuatu sangat aneh begitu dia memindahkan sampel air rawa ke sebuah cawan petri. Sesuatu yang tipis, 'mirip untaian mi' terlihat dengan mata telanjang mengambang di atas dedaunan dan kotoran. Volland penasaran dengan organisme filamen putih yang sempat diduganya jenis jamur itu sebelum mengoleksinya. 

Lebih dari satu dekade berlalu, Volland dkk menggunakan mikroskop untuk menguji keanehan si hewan prokariot (organisme sel tunggal) mungil. Organisme itu kemudian menjadi obyek penelitian menggunakan fluoresens, sinar-X, mikroskop elektron, dan genome sequencing sebelum para peneliti yakin itu adalah bakteri raksasa. 

Melaporkannya di Jurnal Science 23 Juni 2022, tim peneliti itu mengungkap beberapa mekanisme unik yang mungkin dapat menerangkan bagaimana T. magnifica tumbuh raksasa. Tidak seperti organisme multisel (eukariot) yang lebih besar--yang memiliki membran pembungkus organel-organel dalam sel--bakteri termasuk organisme prokariot yang secara tradisional didefinisikan sebagai kantong enzim tak bersekat.

T. magnifica memiliki membran untuk menyimpan DNA dan ribosom. Para peneliti memutuskan untuk menyebut organel bakterial kecil ini 'pepin' (merujuk ke biji-biji kecil pada buah seperti semangka atau kiwi). "Karena dia memisahkan material genetiknya dalam organel bermembran, T. magnifica menantang konsep kita selama ini tentang bakteri," tulis tim penelitinya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bakteri Thiomargarita Magnifica dan ilustrasi ukurannya. LABORATORIUM NASIONAL TOMAS TYML/LAWRENCE BERKELEY

Karena T. magnifica memiliki lebih banyak membran internal, organisme ini bisa mendistribuskan protein yang menjadi pabrik energi dari sel, ATP (adenosin trifosfat). Bakteri lain tidak memiliki membran internal sehingga satu-satunya tempat untuk meletakkan mesin pembuat ATP adalah dalam amplop yang membungkus seluruh tubuh organisme. Nah, karena tak bisa jauh mendistribusikan energi ini, ukuran sel bakteri pun menjadi terbatas. 

Batasan lain dalam kebanyakan bakteri adalah mereka harus mampu menggandakan volume sehingga dapat membelah diri. Tapi tidak untuk T. magnifica yang cukup melepaskan sebagian kecil porsinya untuk menciptakan sel anak. 

Thiomargarita magnifica juga memiliki genome yang jauh lebih besar daripada bakteri lain--11.788 gen berbanding 3.935 gen hewan prokariot pada umumnya. Sebuah analisis genetiknya mengungkap keberadaan satu rangkaian gen khusus untuk oksidasi sulfur dan mengikat karbon, yang membawa kepada dugaan bakteri raksasa ini memiliki proses chemoautotrophy (memanen energi melalui oksidasi kimia). 

SCIENCE ALERT, NATURE, SCIENCE

Baca juga:
Tak Mampu Berdiri Satu Kaki 10 Detik Bakal Meninggal Lebih Cepat?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Peneliti BRIN ke Dasar Laut Selat Malaka Menumpang OceanXplorer

15 hari lalu

Ilustrasi - Kapal riset OceanXplorer menurunkan kapal selam untuk meneliti perairan. (ANTARA/HO-OceanX)
Cerita Peneliti BRIN ke Dasar Laut Selat Malaka Menumpang OceanXplorer

Peneliti mikroba dari BRIN ini menanti 12 tahun untuk bergabung dalam ekspedisi kapal riset Amerika OceanXplorer di Indonesia.


5 Tips Mencegah Penularan Penyakit di Kolam Renang

16 hari lalu

Seorang anak laki-laki melompat ke kolam renang luar ruangan yang dibangun oleh pelatih renang Mahmood Muafaq, di Kota Tua Mosul, Irak, 23 Agustus 2021. Mahmood, mengajarkan renang anak-anak dengan harapan dapat mengurangi insiden tenggelam di sungai Tigris. REUTERS/Abdullah Rashid
5 Tips Mencegah Penularan Penyakit di Kolam Renang

Kolam renang bisa menyebarkan penyakit yang berbahaya bagi tubuh. Begini cara mencegahnya.


Apakah Paku Berkarat Dapat Membuat Tetanus? Berikut Penjelasannya

25 hari lalu

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin pada santri Madrasah Muhammadiyah dalam ruang kelas pesantren di Kelurahan Kebon Pisang, Bandung, Rabu, 11 November 2020. Sedangkan kelas 2 dan 5 mendapat imunisasi lanjutan tetanus difteri, sebagai bagian dari program pemerintah di Bulan Imunisasi Anak Sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Apakah Paku Berkarat Dapat Membuat Tetanus? Berikut Penjelasannya

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium belum tentu disebabkan tertusuk benda berkarat.


Pakar Ingatkan Perkembangan Kasus Bakteri Pemakan Daging dan Upaya Pencegahan

26 hari lalu

Bakteri pemakan daging Vibrio vulnificus. Kredit: Wikipedia
Pakar Ingatkan Perkembangan Kasus Bakteri Pemakan Daging dan Upaya Pencegahan

Pakar kesehatan mengatakan bakteri pemakan daging bisa menyebar dengan cepat dan menimbulkan kematian hanya dalam waktu 48 jam.


Ada Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Ini Gejalanya

26 hari lalu

Ilustrasi bakteri. reddit.com
Ada Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Ini Gejalanya

Ada penyakit infeksi bakteri pemakan daging yang kini sedang mengalami peningkatan kasus di Jepang. Simak gejalanya.


Alasan Tak Disarankan Pakai Loofah saat Mandi

26 hari lalu

Ilustrasi loofah. News.com.au
Alasan Tak Disarankan Pakai Loofah saat Mandi

Dermatolog punya pendapat sendiri tentang penggunaan loofah. Perhatian utama adalah kebersihan dan risiko infeksi kulit karena bakteri.


Review Film The Last Breath, Teror Hiu di Dasar Laut Karibia

29 hari lalu

Poster film The Last Breath. Foto: Istimewa.
Review Film The Last Breath, Teror Hiu di Dasar Laut Karibia

The Last Breath mengeksplorasi ketegangan sekelompok penyelam yang terjebak di reruntuhan kapal perang PD II, dikelilingi hiu di bawah Laut Karibia.


Makanan Manis Bisa Bikin Bau Mulut

45 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
Makanan Manis Bisa Bikin Bau Mulut

Mengonsumsi makanan tertentu dapat berperan besar menyebabkan bau mulut. Hal ini juga dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma mulut.


Liburan Musim Panas di Spanyol Waspada Wabah Kecoak

48 hari lalu

Park Gell Barcelona, Spanyol (Pixabay)
Liburan Musim Panas di Spanyol Waspada Wabah Kecoak

Para ahi di Spanyol mengimbau agar serangan kecoak saat musim panas yang disebabkan perubahan iklim


Penyebab Keracunan Makanan, Begini Penanganannya

51 hari lalu

Ilustrasi keracunan makanan. Freepik
Penyebab Keracunan Makanan, Begini Penanganannya

Saat keracunan makanan gejala yang bisa dilihat adalah muntah-muntah dan diare.Apa saja penyebabnya, dan bagaimana penanganannya?