Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ekspedisi Batanghari, Menyusuri Jejak Peradaban Melayu

image-gnews
Tim Ekspedisi Batanghari bersiap berlayar. langgam.id
Tim Ekspedisi Batanghari bersiap berlayar. langgam.id
Iklan

TEMPO.CO, JakartaArkeolog dari Universitas Jambi, Wahyu Rizky Andhifan yang turut serta berpartisipasi dalam tim ekspedisi menjelaskan bahwa Sungai Batanghari memiliki dampak besar terhadap jejak peradaban Melayu. Akibatnya, penyusuran dalam ekspedisi ini akan berimplikasi positif bagi masyarakat.

“Ekspedisi Batanghari akan melahirkan transfer pengetahuan sejarah, budaya, tradisi, kearifan lokal, dan segala potensi yang tumbuh kepada generasi muda,” kata Wahyu, dilansir dalam laman langgam.id mitra Teras.id. 

Wahyu juga berharap bahwa ajang kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, seperti ekspedisi Batanghari ini dapat terus terjalin sehingga menumbuhkan sikap kecintaan masyarakat pada kekayaan daerahnya masing-masing.

Mahasiswi dari ilmu arkeolog, Nurainun Radhiyah Husien yang juga turut dalam tim ekspedisi mengungkapkan bahwa ekspedisi kali ini bukan hanya mengajak tim terpilih saja, melainkan juga seluruh masyarakat. Hal ini bertujuan agar dapat mengingatkan bahwa Sungai Batanghari mempunyai jejak peradaban dan kebudayaan yang sangat signifikan. Nurainun juga menilai bahwa ekspedisi membuka kesadaran seluruh pihak tentang peradaban, alam, dan lingkungan menjadi terajut selaras. Semakin jelas terlihat, ekspedisi Batanghari ini memberikan nilai positif untuk menjaga alam lingkungan sungai sekaligus melestarikan budaya setempat.

Ekspedisi Batanghari merupakan tapak tilas sejarah peradaban masa lampau nenek moyang dalam melintasi wilayah Nusantara, berinteraksi dengan bangsa lain, sampai akhirnya melahirkan akulturasi budaya.

Ekspedisi Batanghari dan Kenduri Swarnabhumi

Ekspedisi yang dilaksanakan bersama seluruh pemerintah daerah di sepanjang Sungai Batanghari adalah bagian dari Kenduri Swarnabhumi. Ekspedisi yang dimulai dari Kabupaten Dharmasraya tentu berbeda dengan bulan Juli, lalu. Sebab, pelaksanaan kali ini akan memfokuskan pada perkenalan dan penyebarluasan budaya daerah yang dilalui aliran Sungai Batanghari dengan berbagai festival.

Dirjen Kemendikbudristek, Hilmar Farid menyatakan bahwa ekspedisi Batanghari merupakan wujud komitmen dalam mempertahankan ekosistem budaya, khususnya Melayu yang menjadi kekayaan Indonesia melalui penataan fisik dan keelokan tradisi masyarakat setempat.

“Ekspedisi Batanghari merupakan upaya pemajuan kebudayaan. Masyarakat akuatik sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Batanghari menyadari peradaban yang ada dan berkomitmen untuk melestarikan budaya daerahnya,” kata Hilmar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ekspedisi Batanghari membawa 28 orang anggota tim yang terdiri dari budayawan, arkeolog, sejarawan, seniman, jurnalis, mahasiswa, dan tokoh masyarakat. Pelayaran tim ekspedisi ini akan membawa sampah plastik sebagai simbol kritik sosial terhadap pencemaran lingkungan. Nantinya, sampah plastik ini dijadikan sebagai miniatur perahu tua yang akan diletakkan di titik akhir ekspedisi, yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.

Tim ekspedisi kali ini akan melintasi dua provinsi sepanjang DAS Batanghari, mulai dari Kabupaten Dharmasraya, Tebo, Batanghari, Kota Jambi, Muaro Jambi, sampai Tanjung Jabung Timur. Nantinya, daerah-daerah tersebut akan menyelenggarakan serangkaian festival budaya sebagai keunikannya sendiri. Festival tersebut akan diikuti oleh para anggota tim ekspedisi. Selain festival, daerah-daerah tersebut juga mengadakan kunjungan cagar budaya, komunitas, dan maestro budaya yang ada di setiap lokasi.

Perjalanan ekspedisi Batanghari akan berakhir pada 22 September mendatang. Berakhirnya ekspedisi ini, juga menjadi ajang penutup Kenduri Swarnabhumi.

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca: Tim ekspedisi Sungai Temukan Banyak Sampah Plastik di Bantaran Ciliwung

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

6 jam lalu

Pada bagian atap Rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. Jumlah tersebut melambangkan manusia dan Islam. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam.


Jokowi Kunjungan Kerja ke Jambi untuk Cek Pasar dan RSUD

16 hari lalu

Presiden Jokowi melepas bantuan kemanusiaan pemerintah untuk Palestina dan Sudan di Pangkalan TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 3 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Kunjungan Kerja ke Jambi untuk Cek Pasar dan RSUD

Presiden Joko Widodo bertolak menuju Provinsi Jambi untuk kunjungan kerja pada Rabu pagi, 3 April 2024.


Kabupaten Batang Hari Lakukan Pemerataan Pembangunan

21 hari lalu

Kabupaten Batang Hari Lakukan Pemerataan Pembangunan

Pemerataan pmbangunan infrastuktur di Kabupaten Batanghari mengalami peningkatan.


Disparpora Batang Diberikan Pelatihan Digitan Marketing

21 hari lalu

Disparpora Batang Diberikan Pelatihan Digitan Marketing

Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Batang, memberikan pelatihan digital marketing kepada pelaku ekonomi kreatif (Ekraf) Batang, Selasa, 5 Februari 2024.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

23 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

25 hari lalu

Lanskap situs megalitik Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Facebook/Danny Hilman Natawidjaja
Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.


Viral Kasus Perusakan Toko Laundry di Grogol Petamburan, Polisi Tangkap 1 Tersangka di Jambi

25 hari lalu

Ilustrasi jasa laundry. TEMPO/Fahmi Ali
Viral Kasus Perusakan Toko Laundry di Grogol Petamburan, Polisi Tangkap 1 Tersangka di Jambi

Polisi menangkap tersangka perusakan toko laundry berinisial J, 41 tahun, di daerah Jambi.


Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

25 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.


Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

26 hari lalu

Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta (Dua dari kiri), Kabid Humas Kombes Pol Mulia Prianto (tiga dari kiri) dan Kapolres Tebo I Wayan Arta (empat dari kanan) menyampaikan keterangan pers terkait hasil penyidikan kasus penganiayaan santri di Tebo, Sabtu, 23 Maret 2024. Foto: ANTARA/Tuyani.
Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

Polda Jambi akirnya mengungkap motif penganiayaan yang menewaskan AH, 13 tahun, santri di salah satu ponpes di Kabupaten Tebo.


Santri Tewas di Jambi, Polres Tebo Tangkap Dua Kakak Kelas Korban

27 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Santri Tewas di Jambi, Polres Tebo Tangkap Dua Kakak Kelas Korban

Polres Tebo, Jambi, menangkap terduga pelaku penyebab kematian santri berinsial AH, 13 tahun, di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes).