TEMPO.CO, Bandung - Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan vaksin IndoVac yang tengah disiapkan Bio Farma akan digunakan untuk vaksin booster Covid-19.
“Kita berharap nanti bisa digunakan di dalam negeri untuk keperluan vaksin booster,” kata dia di sela kunjungannya meninjau pelaksanaan uji klinis vaksin IndoVac buatan Bio Farma di Puskesmas Dago, Kota Bandung, Senin, 12 September 2022.
Pahala mengatakan, vaksin buatan dalam negeri tersebut akan diprioritaskan untuk pemakaian dalam negeri. Salah satunya untuk penggunaan booster vaksin Covid-19 yang saat ini cakupannya baru menembus 26 persen.
“Saat ini kita sedang mengajukan pada BPOM untuk bisa melaksanakan uji klinis vaksinasi anak dan remaja, serta lansia. Kemudian daripada itu kita juga melihat kemungkinan untuk bisa digunakan khususnya di negara-negara berkembang lainnya yang pada saat ini tingkat vaksinasinya masih cukup rendah,” kata Pahala.
Pahala mengatakan vaksin IndoVac saat ini masih menunggu hasil uji klinis fase 3. Bersamaan juga tengah dilakukan uji klinis penggunaan vaksin tersebut untuk booster. Kunjungannya tersebut sekaligus mengecek kesiapan Bio Farma memproduksi vaksin tersebut.
“Semoga sesegera mungkin vaksin IndoVac ini bisa memperoleh EUA (Emergency Use Authorisation) untuk kemudian kita daftarkan untuk bisa memperoleh EUL (Emergency Use Listing) dari WHO (Badan Kesehatan Dunia),” kata dia.
Pahala mengklaim, hasil sementara vaksin IndoVac menjanjikan. “Hasilnya kelihatannya cukup baik. Kita berharap sesegera mungkin vaksin IndoVac ini bisa digunakan di Indonesia,” kata dia.
Deputi III Kementerian Koordinator Perekonomian Montty Giriana mengatakan vaksin IndoVac merupakan vaksin buatan dalam negeri yang paling maju. “Kita harus bangga dengan vaksin ini karena ini adalah vaksin yang sudah maju yang sudah sampai uji klinis 3. Dan tidak lama lagi akan dikeluarkan BPOM untuk emergency use authorisation (EUA),” kata dia.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengklaim proses produksi vaksin IndoVac 100 persen dilakukan di dalam negeri. “Proses dari hulu ke hilirnya, draf substansi sampai drop produknya itu disiapin di Bio Farma,” kata dia.
Honesti mengklaim, KIPI atau kejadian ikutan pasca imunisasi vaksin IndoVac relatif sedikit. “Terkait KIPI sangat minimal, biasalah, kalau disuntik agak pegal-pegal dikit tapi tidak ada yang serius seperit demam berhari-hari, gak ada. Jadi kita sangat berkeyakinan dari sisi safety memenuhi persyaratan. Kemudian dari sisi efikasinya, karena ada vaksin kontrol, itu juga sedikit lebih baik dari vaksin kontrol,” kata dia.
Ahli vaksin dari Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil didapuk menjadi ketua tim uji klinis vaksin IndoVac. Vaksin IndoVac saat ini tengah menjalani uji klinis fase 3, berbarengan dengan uji klinis penggunaannya untuk booster. “Vaksinnya bagus. Kita sedang akan lihat boosternya. Mudah-mudahan bagus,” kata dia.
Kusnandi mengatakan, efikasi vaksin IndoVac diharapkan bisa lebih baik dibandingkan dengan vaksin Sinovac. “Sinovac 65 persen, sekitar segitulah, mudah-mudahan bisa di atas itu,” kata dia.
Kusnandi mengatakan, vaksin Covid-19 masih dibutuhkan Indonesia. “Kita di Indonesia angka kematiannya gak banyak dibandingkan di Amerika dan Inggris. Herd imunity-nya hampir terbentuk, sudah hampir terbentuk. Tapi vaksin masih dibutuhkan,” kata dia. “Selanjutnya mungkin setahun sekali, seperti (vaksin) influenza. Supaya nanti lama-lama hilang. Kita mengharapkan seperti cacar, lama-lama penyakitnya hilang.”
Baca:
Amerika Modifikasi Formula Vaksin Covid-19, Kombinasi Virus Awal - Omicron BA.4 dan BA.5
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.