Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nekropsi Pastikan Macan Tutul Mati di Sumedang Karena Dikepruk Kepalanya

image-gnews
Nekropsi atau pemeriksaan penyebab kematian macan tutul yang mati di Sumedang, Senin, 12 September 2022. (Dok.Istimewa)
Nekropsi atau pemeriksaan penyebab kematian macan tutul yang mati di Sumedang, Senin, 12 September 2022. (Dok.Istimewa)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, Irawan Asaad, mengungkap sebab kematian macan tutul di Sumedang. “Penyebab kematian tidak bersifat infeksius, dugaan kematian akibat luka traumatik pada bagian kepala,” katanya lewat jawaban tertulis kepada Tempo.

Hasil pemeriksaan oleh dokter hewan Bandung Zoological Garden pada Senin, 12 September 2022, itu selaras dengan laporan awal yang diterima BBKSDA Jawa Barat bahwa macan tutul mati akibat pukulan di bagian kepala menggunakan benda tumpul. Dari hasil pemeriksaan atau nekropsi diketahui pula macan tutul yang mati itu berkelamin betina dengan usia sekitar dua tahun.

“Mengenai proses hukum, kami menunggu hasil pengumpulan data dan informasi yang dilaksanakan,” ujar Irawan sambil menambahkan saat ini BBKSDA Jawa Barat tengah fokus pada upaya mitigasi konflik satwa dengan manusia. "Agar tidak terjadi lagi kejadian serupa sekaligus memberikan ketenangan pada masyarakat," kata dia.

Sebelumnya, pada Rabu 7 September 2022, seekor macan tutul masuk ke sebuah rumah peristirahatan atau villa di Dusun Tegal Saeutik RT 02/RW 010 Desa Tegalmanggung Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Saat itu sekitar pukul 15.00 WIB dan warga melihatnya di sekitar kandang angsa. Satwa liar yang terancam punah itu kemudian diusir.

Upaya pengusiran itu mengakibatkan tiga warga terluka hingga dilarikan ke rumah sakit, sementara macan tutul mati. Cerita versi lainnya menyebutkan, macan tutul itu menyerang warga. “Pada dasarnya, macan tutul memiliki perilaku untuk tidak menyerang manusia, kecuali pada kondisi terdesak atau mendapat intimidasi,” kata Irawan.

Lokasi konflik itu berjarak sekitar dua kilometer dari kawasan konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi yang menjadi habitat alami kucing besar tersebut. Kedekatan itu, menurut BBKSDA, ditambah lagi dengan adanya hewan ternak di sekitar kawasan. “Macan tutul muda yang sedang belajar berburu biasanya tertarik untuk mendapatkan mangsa yang mudah untuk diburu,” ujar Irawan.

Ketua Badan Pembina Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia Jawa Barat, Dedi Kurniawan, mendesak BBKSDA Jawa Barat gencar sosialisasi kepada warga di sekitar habitat macan tutul. Tujuannya untuk melindungi kucing besar endemik Jawa itu yang juga menjadi lambang identitas Provinsi Jawa Barat dari kepunahan. “Hidup macan tutul semakin terancam dan kawasannya semakin terjepit,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Ketua Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat itu, potensi keberadaan macan tutul hampir di seluruh kawasan konservasi dan sebagian kawasan hutan Perhutani. Sebaran habitatnya seperti di Kamojang, Gunung Darajat, Kareumbi , Gunung Tilu, Kawah Putih atau Gunung Patuha, Gunung Tikukur di Ciwidey, Taman Nasional Gunung Pangrango dan Halimun. Selain itu di kawasan suaka marga satwa Gunung Sawal di Ciamis, Gunung Tangkuban Perahu, kawasan Pangalengan, pegunungan Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya. “Di Cirebon dan Indramayu belum pernah dengar ada macan tutul,” ujarnya.

Macan tutul jawa terekam kamera jebak berkeliaran di hutan Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat. Kredit: ANTARA/Dok. Dedi Mulyadi

BBKSDA Jawa Barat, menurut Irawan, melakukan kegiatan penyadaran masyarakat melalui edukasi secara reguler. Di kawasan konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi misalnya, dilakukan sebanyak tiga kali pada tahun ini . Petugas juga berpatroli pengamanan kawasan dan pemantauan macan tutul bersama masyarakat sekitar. 

Menurutnya ada beberapa daerah rawan konflik macan tutul dengan warga, yaitu di kawasan hutan Bandung Selatan, Kabupaten Ciamis, daerah selatan Garut, Tasikmalaya, kemudian Kabupaten Sukabumi, Subang, Purwakarta, Karawang, dan Sumedang. “Langkah selanjutnya akan melakukan kegiatan sosialisasi secara komprehensif dengan melibatkan seluruh pihak yang terkait,” kata Irawan.

Baca juga:
Monyet Lukai Pemilik di Cikande Tangerang Dievakuasi ke BKSDA Jakarta


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Tahu Sumedang, Inilah 5 Kuliner Sumedang Lain yang Menggugah Selera

3 hari lalu

Soto Bongko khas Sumedang. antaranews.com
Selain Tahu Sumedang, Inilah 5 Kuliner Sumedang Lain yang Menggugah Selera

Berbicara tentang kuliner di Sumedang, ternyata tidak hanya memiliki tahu umedang yang khas, tetapi terdapat pula berbagai kelezatan kuliner tradisional lain.


Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

3 hari lalu

Sejumlah wisatawan melewati bebatuan di danau biru Situ Cilembang, Desa Hariang, Kecamatan Buah Dua, Sumedang, Jawa Barat, 20 Februari 2016. Danau berair biru dan sangat jernih ini mulai dikenal dan ramai diperbincangkan di media sosial baru-baru ini. TEMPO/Prima Mulia
Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang menyediakan berbagai kebutuhan wisata, terutama dengan keunggulan panorama alamnya yang indah.


Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

3 hari lalu

Kendaraan melintasi terowongan kembar di jalur fungsional Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu 7 Mei 2022. Polres Sumedang membuka jalur fungsional Jalan Tol Cisumdawu hingga Minggu 8 Mei 2022 guna mencegah terjadinya kemacetan di jalur arteri Sumedang-Bandung pada arus balik Lebaran 2022. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

Kerajaan Sumedang Larang adalah cikal bakal bagi Kabupaten Sumedang yang dikenal hari ini. Dan hari ini 22 April ditetapkan sebagai Hari Jadi Sumedang


DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

4 hari lalu

Aktivis dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) melakukan aksi teatrikal terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutana (KemenLHK) Jakarta, Jumat, 20 Oktober 2023. Mereka mendesak pemerintah menindak perusahaan yang terindikasi terlibat dalam karhutla. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengungkapkan bahwa sejak Januari hingga September 2023 sebanyak 184.223 titik api di Indonesia dengan luasan terbakar seluas 642.099,73 hektar. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.


Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

8 hari lalu

Wisatawan berjalan di kawasan Balai Konservasi Mangrove dan Bekantan di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin, 21 Agustus 2023. Pemprov Kalimantan Utara mempromosikan sektor wisata unggulan yang salah satunya wisata hutan konservasi mangrove dan bekantan di Tarakan dalam Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI) Bangga Berwisata Indonesia (BBWI). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.


Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

8 hari lalu

Geopark Maros Pangkep di Sulawesi Selatan resmi masuk dalam jajaran UNESCO Global Geopark. Status itu ditetapkan berdasarkan keputusan Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis pada 24 Mei 2023. Shutterstock
Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.


Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

25 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

Dengan konsep kota hutan, ada peluang untuk mengembalikan kejayaan biodiversitas di kawasan IKN.


Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

25 hari lalu

Warga memanggul air bersih di dasar Waduk Jatigede yang kembali muncul dampak dari menyusutnya volume air waduk akibat kemarau panjang di Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat, 3 Oktober 2023.  Waduk Jatigede difungsikan untuk menambah volume tampungan air guna mendukung 90.000 hektare jaringan irigasi, pemasok air baku, dan pengaman banjir di area seluas 14.000 hektare. TEMPO/Prima mulia
Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

Peneliti BRIN merekomendasi optimalisasi Waduk Jatigede untuk mengatasi rendahnya tingkat akses air bersih di wilayah Cirebon Raya.


KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

26 hari lalu

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) terus mendorong tercapainya target 30 persen perluasan kawasan konservasi di tahun 2045.


Menteri KKP Minta Pengembangan Pariwisata Tidak Merusak Ekosistem Laut

50 hari lalu

Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi Penyu Aroen Meubanja di Panga, Kabupaten Aceh Jaya.
Menteri KKP Minta Pengembangan Pariwisata Tidak Merusak Ekosistem Laut

Menteri KKP menyoroti laut di Teluk Cenderawasih, habitat penyu hijau yang populasinya kini mengalami penurunan drastis.