TEMPO.CO, Jakarta - Ramai kabar bola api hijau menerangi langit Inggris Raya pada Rabu malam, 14 September 2022--masih di masa berkabung negeri itu karena wafatnya Ratu Elizabeth II. Belum jelas, benda tersebut merupakan meteor atau sampah dari luar angkasa yang pecah antara Skotlandia dan Irlandia Utara.
Lebih dari 1.000 laporan mengalir ke American Meteor Society mengenai penampakan bola api itu, Mereka mengirimkan foto dan video saat bola api melintas. Di Twitter, puluhan pengguna mencuit yang sama. Foto dan video didapat dari kamera dasbor, kamera bel pintu, serta ponsel.
Lintasan bola api pertama didapati muncul di utara Loch Ryan, daerah kira-kira dua jam berkendara ke barat daya Glasgow. Meteor menghilang di utara Pulau Islay, lebih jauh ke utara di sepanjang pantai Inggris.
Jaringan meteor Inggris melaporkan sekitar 900 penampakan bola api pada dinihari itu, menambahkan para ahli yang menduga itu adalah puing-puing dari luar angkasa. Durasi video penampakannnya bisa sampai 19 detik.
Astronom Will Gater termasuk yang menduga bola api itu adalah sampah dari orbit di luar angkasa. Ia menghitung berdasarkan metrik seperti kecepatannya yang lebih lambat dibandingkan kalau obyek itu adalah batuan dari luar angkasa, sudut masuk yang tumpul serta sejumlah besar fragmentasi yang terlihat.
Jonathan McDowell dari Harvard Smithsonian Center for Astrophysics menyebut kemungkinan objek tersebut adalah satelit SpaceX Starlink 4653, "Tapi, perkiraan saya agak ke selatan Inggris," katanya.
Lesatan bola api itu terukur sekitar 32 ribu mil per jam atau lebih dari 51 ribu kilometer per jam. Bandingkan dengan tipikal batu meteor yang menembus atmosfer pada kecepatan 75-80 ribu mil per jam.
Meski begitu Luke Daly, peneliti antariksa di University of Glasgow dan anggota UK Fireball Alliance mengatakan, "Kami masih berusaha mendapatkan angka perkiraan yang lebih baik dari kecepatan lesatan obyek itu, yang akan memberi kita kepastian apakah dia cuilan dari asteroid atau obyek yang masuk kembali ke atmosfer (re-entry)."
Terlepas dari asal bola api, peristiwa itu tidak berbahaya karena terjadi di ketinggian puluhan kilometer di atmosfer. Belum ada masyarakat astronomi yang melaporkan apakah itu menghasilkan meteorit--sampai ke permukaan Bumi.
Baca juga:
Fitur Baru di iPhone 14: Simak Bagaimana Crash Detection Bekerja
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.