Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Klarap atau Cicak Terbang Mirip Bunglon yang Terancam Punah

image-gnews
Klarap atau Cicak Terbang atau Cekibar. shutterstock.com
Klarap atau Cicak Terbang atau Cekibar. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sepintas, klarap atau cicak terbang yang hidup di pepohonan, tampak seperti bunglon tapi keduanya sangat berbeda. Dalam bahasa Inggris, klarap disebut juga sebagai draco yang termasuk dalam jenis reptil.

Mengutip dari everythingreptiles.com, kadal draco adalah spesies kadal bertubuh datar dengan ekstensi lateral seperti sayap yang memungkinkannya meluncur dari satu pohon ke pohon lainnya. 

Klarap berwarna coklat berbintik-bintik yang berfungsi sebagai kamuflase terhadap kulit pohon. Tetapi ada variasi merah, biru, dan kuning ada di beberapa spesies draco.

Tubuhnya yang rata dan tulang rusuk yang memanjang menarik dan memanjang saat meluncur. Selaput yang menahan tulang rusuk di tempatnya membentang dari belakang kaki depan ke kaki belakang.

Kadal jenis ini merupakan hewan endemik Asia Tenggara, Filipina, Kalimantan, dan bagian selatan India. Populasi draco berlimpah di habitat aslinya. Tidak tersedia di toko hewan peliharaan dan harganya mahal, beberapa orang masih memelihara kadal pohon ini sebagai hewan peliharaan.

Memelihara draco sebagai hewan peliharaan tak mudah karena mereka sulit untuk diberi makan dan berkembang biak. Mereka membutuhkan kandang arboreal khusus.

Klarap terancam punah atau dilindungi. Kemampuan terbang mereka membedakan dari kadal lain, membuatnya unik dan menyenangkan untuk ditonton.

Rata-rata panjang mereka delapan inci atau 20, 32 sentimeter. Ekor mereka membentuk lebih dari setengah panjangnya, berukuran lebih dari empat inci. Jantan lebih pendek dari betina. Beratnya antara 0,73 hingga empat ons. Betinanya lebih berat daripada jantan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


19 Agustus Diperingati Hari Orangutan Internasional, Ini 6 Fakta Tentang Orangutan

25 hari lalu

Aksi orangutan di Semenggoh Nature Reserve Sarawak, Sabtu 29 Juni 2024. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
19 Agustus Diperingati Hari Orangutan Internasional, Ini 6 Fakta Tentang Orangutan

Setiap 19 Agustus diperingati sebagai Hari Orangutan Internasional yang berfokus pada konservasi orangutan dan habitat alaminya.


Pelajar Jepang Tanam Pohon di Tahura Sultan Syarif Hasyim Riau

42 hari lalu

Pelajar asal Jepang, yaitu Senior High School at Sakado, University of Tsukuba dan Ehime University Senior High School melakukan penanaman bibit pohon secara simbolis di kawasan Tahura Sultan Syarif Hasyim, Provinsi Riau, pada Selasa, 30 Juli 2024. (Belantara Foundation)
Pelajar Jepang Tanam Pohon di Tahura Sultan Syarif Hasyim Riau

Penanaman pohon simbolis yang didukung oleh APP Japan Ltd. dan APP ini bertujuan untuk penyadartahuan (awareness) dan edukasi kepada masyarakat.


UNESCO Masukkan Biara Gaza dari Abad ke-4 dalam Daftar Situs Terancam Punah

48 hari lalu

Kompleks Saint Hilarion dibangun pada abad keempat. Mahmud HAMS
UNESCO Masukkan Biara Gaza dari Abad ke-4 dalam Daftar Situs Terancam Punah

Biara Saint Hilarion di Gaza, salah satu biara tertua di Timur Tengah, dimasukkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO yang terancam punah


Enam Spesies Primata di Mentawai Terancam Punah, Universitas Andalas Gelar Pendidikan Konservasi

7 Juni 2024

Tim dari Departemen Biologi Universitas Amdalas yang akan melaksanakan pendidikan konservatif primata Mentawai di Kepulauan Mentawai. Foto: Febrianti
Enam Spesies Primata di Mentawai Terancam Punah, Universitas Andalas Gelar Pendidikan Konservasi

Universitas Andalas memberi pendidikan konservasi untuk beberapa area di Kepulauan Mentawai. Mengantisipasi kepunahan 6 spesies primata endemik.


KKP Siapkan Aturan Pengelolaan Ikan Bilih

13 Mei 2024

KKP Siapkan Aturan Pengelolaan Ikan Bilih

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan aturan pengelolaan Ikan Bilih atau Mystacoleucus padangensis, karena mengalami penangkapan berlebih atau overfishing dan penurunan ukuran tangkap selama beberapa tahun terakhir.


Pohon Jacaranda Berbunga di Islamabad Pakistan

12 Mei 2024

Pohon jacaranda yang berbunga. (Xinhua/Bai Xuefei)
Pohon Jacaranda Berbunga di Islamabad Pakistan

Warga Islamabad menikmati waktu luangnya di sekitar deretan pohon-pohon jacaranda yang berbunga


5 Fakta Orangutan, Hewan Tercerdas yang Mirip Manusia

6 Mei 2024

Orangutan sumatera jantan bernama Rakus dalam gambar handout yang diambil 25 Agustus 2022. Institut Perilaku Hewan Safruddin/Max Planck/Handout melalui REUTERS
5 Fakta Orangutan, Hewan Tercerdas yang Mirip Manusia

Orangutan memiliki kecerdasan lebih tinggi dari simpanse dan gorila.


10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

21 April 2024

Ikan buntal. telegraph.co.uk
10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.


Koalisi Perlindungan Satwa Global Desak KLHK Hentikan Ekspor Monyet Ekor Panjang

25 Maret 2024

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Koalisi Perlindungan Satwa Global Desak KLHK Hentikan Ekspor Monyet Ekor Panjang

Koalisi perlindungan hewan seluruh Asia melayangkan surat kepada KLHK. Menuntut penghentian ekspor monyet ekor panjang yang terancam punah.


Reforestasi IKN Nusantara, Pemerintah Siapkan 15 Hingga 25 Juta Bibit Pohon per Tahun

18 Februari 2024

Pekerja merawat bibit berbagai jenis pohon di persemaian transit pusat Persemaian Mentawir di lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 18 Agustus 2022. Pembangunan pusat persemaian bibit tanaman di lahan seluas 120 hektare tersebut dapat memproduksi hingga 15 juta bibit benih pohon dalam satu tahun yang difungsikan untuk program rehabilitasi hutan dan lahan di sekitar IKN Nusantara. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Reforestasi IKN Nusantara, Pemerintah Siapkan 15 Hingga 25 Juta Bibit Pohon per Tahun

Bambang Susantono mengatakan kawasan hutan yang digunakan untuk membangun IKN adalah hutan produksi.