TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional mendukung gelaran Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali melalui pelaksanaan operasi teknologi modifikasi cuaca atau populer dikenal hujan buatan. Operasi bekerja sama dengan BMKG dan TNI AU itu telah digelar sejak 10 November 2022.
Operasi juga sebagai antisipasi atas potensi hujan di wilayah Bali pada November 2022 yang cukup tinggi. Dikhawatirkan, itu dapat mengganggu pelaksanaan agenda KTT G20, terutama untuk serangkaian acara yang diselenggarakan di luar ruangan seperti Gala Dinner yang dijadwalkan dilakukan di GWK Cultural Park pada Selasa malam ini, 15 November 2022.
Menurut Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN, juga Koordinator Lapangan Operasi TMC KTT G20, Budi Harsoyo, operasi berbekal 29 ton bahan semai yang disebar di tiga posko: Bali, Lombok dan Banyuwangi. “Sebanyak 1,6 ton di Bali, 19,4 ton di Lombok dan 8 ton di Banyuwangi,” katanya lewat aplikasi pesan WhatsApp, Selasa 15 November 2022.
Budi menjelaskan, tim TMC memiliki misi mencegah hujan mengganggu rangkaian acara KTT G20. “Intinya memprematurkan peluang kejadian hujan," katanya sambil menambahkan, "Jika dari radar terpantau ada awan tumbuh dan bergerak menuju target, akan kami cegat, kami semai dan jatuhkan terlebih dulu sebelum sampai daerah target.”
Baca juga:
Teknologi Hujan Buatan Indonesia Merdeka dari Flare Impor
Pelaksanaan operasi hujan buatan itu berdasarkan surat yang dikeluarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang juga Ketua Panitia Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara KTT G20 Bali. Dalam surat tertanggal 12 Oktober 2022 itu disebutkan bahwa Operasi TMC juga menjadi prioritas selain masalah keamanan.
“Saya minta operasi TMC mampu mengendalikan cuaca di sekitar wilayah Nusa Dua pada 15 dan 16 November mendatang," kata Luhut dalam suratnya.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (ketiga kanan) dan Gubernur Bali Wayan Koster (kedua kanan) meninjau kawasan mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Kamis 6 Oktober 2022. Peninjauan itu dilakukan untuk memastikan kesiapan kawasan mangrove Tahura Ngurah Rai sebagai salah satu lokasi kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November mendatang. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Operasi Hujan Buatan dan Prioritas yang Didapat
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca dengan membuat hujan buatan dilaksanakan sejak 10 November 2022 dengan dukungan 4 pesawat TNI-AU. Sebanyak 3 unit pesawat Cassa dari Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang beroperasi dari posko sementara di Base Ops Lanud Ngurah Rai Denpasar Bali. Ketiganya kemudian bergeser ke Posko Utama di Base Ops Lanud ZAM di Bandara Internasional Lombok pada 12 November 2022.
Sementara itu, satu unit pesawat CN-295 dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta disiagakan dari posko bayangan di Bandara Internasional Banyuwangi sejak 12 November 2022.
Dari BMKG, selain dukungan data radar stasioner dari Lombok dan Bali, juga mengoperasikan satu unit mobile radar yang ditempatkan di Posko Banyuwangi. BMKG juga mengerahkan sejumlah observer yang akan memantau dan melaporkan situasi cuaca di sekitar wilayah Nusa Dua dan GWK Cultural Park setiap jam ke Posko TMC selama pelaksanaan KTT G20.
Adapun BRIN mengerahkan personel terbaik dari Laboratorium Pengelolaan TMC yang mempunyai kompetensi untuk merekayasa cuaca. "Sebanyak 22 personel kami tugaskan untuk menjalankan tugas negara ini dari Posko Utama Lombok dan Posko Banyuwangi,” tutur Direktur Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset dan Kawasan Sains Teknologi BRIN, Tjahjo Pranoto.
Budi mengakui tanggung jawab yang dibebankan untuk pelaksanaan operasi kali ini merupakan yang terberat dari pengalaman pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca yang pernah digelar untuk mendukung kelancaran agenda kenegaraan. Bahkan dia mengungkapkan, notice to airmen (NOTAM) di wilayah Bali dan sekitarnya pada 15 dan 16 November ini akan diprioritaskan untuk misi Budi dkk.
Operasi TMC atau hujan buatan. Kredit: BBTMC BPPT
Budi menginformasikan, berdasarkan prediksi cuaca dari BMKG, pada 15 November 2022 saat diselenggarakan acara Gala Dinner di GWK Cultural Park, wilayah Bali bagian selatan berpotensi terjadi hujan sejak sore hingga malam. Timnya mengantisipasi dengan mengoptimalkan empat pesawat yang ada untuk menghalau potensi hujan yang mengarah ke wilayah GWK. "Sambil berupaya, kami juga terus berdoa agar upaya yang kami lakukan bisa memberikan hasil optimal,” katanya.
Baca juga:
Seruan dari Lahan Food Estate Singkong untuk Pemimpin Dunia di G20 dan COP27