TEMPO.CO, Jakarta - Selama tiga hari dua malam, Azka, seorang bocah berusia 4 tahun berada di tengah reruntuhan rumah setelah tempat tinggalnya runtuh diguncang gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin, 21 November 2022.
Selama 60 jam terkurung dalam reruntuhan, Azka bertahan tanpa makan dan minum. Seolah ada mukjizat bagi Azka. Tembok yang runtuh masih tertahan tembok lain sehingga tidak menimpa badan bocah tersebut.
Azka merupakan salah satu dari 151 orang yang dinyatakan hilang oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdasarkan data Selasa, 22 November 2022. Namun, Azka berhasil ditemukan pada Rabu siang pukul 11.15 WIB di rumahnya yang ambruk.
Bocah tersebut merupakan warga dari Kampung Rawa Cina, Desa Nagrak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Adapun Kecamatan Cugenang merupakan wilayah paling parah terdampak akibat gempa yang terjadi pada Senin (21-11), pukul 13.21 WIB.
Untungnya, bangunan rumahnya yang ambruk itu tidak menimpa Azka dan menimbulkan luka. Tembok yang ambruk di rumah Azka masih tertahan oleh tembok yang setengahnya telah ambruk sehingga menciptakan ruang sempit dan terjebak di dalam.
Azka kini menjalani perawatan medis di RSUD Cianjur yang terletak di Tenda C. Adapun pasien korban gempa di RSUD Cianjur memang dirawat di luar gedung guna mengantisipasi gempa.
Detik-detik Penyelamatan
Rabu pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB, Tim SAR mulai melakukan pencarian yang difokuskan di empat titik di Kecamatan Cugenang. Di lokasi itu diduga masih banyak korban yang tertimbun oleh bangunan maupun longsor tanah.
Tim SAR itu merupakan tim gabungan yang terdiri dari personel Basarnas, TNI, Polri, hingga petugas pemadam kebakaran dan para relawan kebencanaan. Tim tersebut pun menyisir kawasan Cugenang, tak terkecuali Kampung Rawa Cina.
Kemudian sejumlah personel Tim SAR itu berkoordinasi dengan warga untuk menunjukkan titik diduga adanya korban yang tertimbun. Paman Azka, Wahyudin (29), saat itu menunjukkan kepada personel Tim SAR di mana Azka diduga berada terakhir kalinya sebelum gempa bumi melanda. Menurut Wahyudin, Azka berada di kamarnya yang kini bangunannya telah ambruk.
"Kan kalau jam-jam segitu, Azka itu biasanya tertidur di kamarnya sendirian," kata Wahyudin.
Akhirnya para personel dari Tim SAR mencoba membobol tembok kamar yang telah ambruk di rumah Azka. Yang ditemukan adalah kayu lapis atau tripleks. Akan tetapi, saat itu pula ditemukan ada tanda-tanda kehidupan.
Saat itu, Azka mulai melihat cahaya dan tangan-tangan dari petugas Tim SAR yang berusaha meraihnya. Dan akhirnya Azka berhasil dikeluarkan dari reruntuhan bangunan dan langsung diserahkan ke pamannya.
Suasana bahagia sekaligus haru pun menyelimuti pada detik-detik penyelamatan Azka sebagai titik harapan warga lainnya. Azka pun kemudian dilarikan ke RSUD Cianjur secepat mungkin menggunakan ambulans untuk mendapatkan perawatan medis, ditemani oleh paman beserta bibinya.
Kabar bahagia penyelamatan Azka diiringi dengan kabar duka. Sehari sebelum Azka ditemukan, ibunya meninggal dunia ketika ditemukan pada Selasa, 22 November 2022. Sedangkan nenek Azka yang saat gempa juga berada di rumah hingga kini belum ditemukan. Wahyudin menduga nenek Azka masih terperangkap di rumah Azka yang sudah rata dengan tanah.
Komandan Resimen Pasukan 1 Pelopor Brimob Petugas SAR Iptu Eddy mengatakan di Kampung Rawa Cina itu ada 51 personel SAR dan 10 petugas preventif yang melakukan pencarian korban. "Dilaporkan satu korban wanita masih tertimbun sedang dalam proses pencarian menggunakan peralatan dari Damkar," kata Eddy.
Bagi petugas, ditemukan dan diselamatkannya Azka dalam kondisi hidup menjadi penyemangat untuk menemukan korban-korban lain yang masih dinyatakan hilang dalam bencana gempa Cianjur.
Baca juga: Saat Gempa Bumi, Lari Keluar atau Sembunyi di Bawah Meja?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.