Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Permudah Identifikasi Jenazah, Dosen Unpad Usulkan KTP Warga Disertai Data Gigi

image-gnews
Petugas mengevakuasi jenazah korban gempa di Cijedil, Cianjur, Jawa Barat, 29 November 2022. Evakuasi korban perempuan berusia 20-an tersebut memakan waktu beberapa jam karena posisi korban yang terjepit dinding dan bebatuan. Hingga kemarin tercatat 323 orang korban jiwa dan 9 orang masih dalam pencarian. TEMPO/Prima Mulia
Petugas mengevakuasi jenazah korban gempa di Cijedil, Cianjur, Jawa Barat, 29 November 2022. Evakuasi korban perempuan berusia 20-an tersebut memakan waktu beberapa jam karena posisi korban yang terjepit dinding dan bebatuan. Hingga kemarin tercatat 323 orang korban jiwa dan 9 orang masih dalam pencarian. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah korban pada kejadian bencana atau kasus kriminalitas ada yang sulit dikenali dengan berbagai sebab. Untuk memudahkan proses identifikasi, penanggung jawab Ilmu Forensik Odontologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad) Fahmi Oscandar mengusulkan kartu tanda penduduk yang dilengkapi data gigi selain retina mata.

Menurut Fahmi, pada kasus korban tenggelam yang meninggal dunia, retina mata korban tidak bisa diidentifikasi karena proses alam. Sementara gigi punya keunggulan seperti tahan pada suhu hingga 1000 derajat Celcius.”Terendam di air laut berbulan-bulan atau dikubur di tanah ribuan tahun juga tidak hancur,” katanya, Jumat, 2 Desember 2022.

Di beberapa negara maju, data gigi telah dipakai sebagai identitas diri karena sifatnya spesifik. “Gigi itu tidak ada yang sama pada setiap individu, perbandingan kesamaannya 1:2 miliar,” ujarnya. Data paling mudah dari gigi misalnya dari foto orang yang tersenyum lebar atau tertawa sehingga terlihat giginya.

Baca juga: Unpad Salurkan Sumbangan Ratusan Juta untuk Korban Gempa Cianjur

Pose seperti itu juga diterapkan beberapa negara pada dokumen resmi. Sementara di negara berkembang masih mengandalkan sidik jari. Dari foto korban semasa hidup yang terlihat giginya, kata Fahmi, bisa digunakan untuk identifikasi. “Bisa dianalisis lebih dalam dengan teknik superimpose atau analisis digital imaging,” kata Fahmi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun proses pengambilan data gigi sebagai identitas warga, bisa menggunakan alat intra oral camera yang khusus untuk memotret gigi.  Bentuk alatnya menurut Fahmi, seperti pulpen yang bisa masuk ke dalam mulut. Cara kerjanya seperti memotret biasa. “Tidak berbahaya, tidak memakai sinar X dan tidak ada radiasi,” ujarnya.

Alat itu menurut Fahmi sudah umum dan banyak dijual di toko daring. Namun untuk pemeriksaan yang resmi, alatnya harus sesuai standar. Jika ada dokter gigi yang punya alat tersebut, pasien menurutnya bisa minta difoto giginya. Hasilnya dan pemeriksaan gigi menjadi milik pasien, sementara arsipnya dipegang oleh dokter atau rumah sakit.

Pada situasi bencana seperti gempa Cianjur, kata Fahmi, timnya yang membantu kepolisian dalam mengidentifikasi korban yang susah dikenali langsung, mengalami kesulitan mencari catatan medis gigi korban. Selain dari gigi, cara primer identifikasi jenazah yaitu lewat sidik jari, dan pemeriksaan DNA, serta identifikasi sekunder.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Sebut Peluang Karier Politik Anies Baswedan Masih Bagus Meski Gagal Maju di Pilkada

3 hari lalu

Anies Baswedan. Foto/youtube
Pengamat Sebut Peluang Karier Politik Anies Baswedan Masih Bagus Meski Gagal Maju di Pilkada

Pengamat politik dari Unpad menilai peluang karier politik Anies Baswedan masih bagus kendati gagal maju di pemilihan kepala daerah atau pilkada.


Dosen ITB Kembangkan Drone Logistik Medis, Mendarat Presisi Pakai Helipad QR Code

7 hari lalu

Precision Medic Drone untuk mengangkut logistik medis seberat hingga 10 kilogram. (Dok.Instagram Kedaireka)
Dosen ITB Kembangkan Drone Logistik Medis, Mendarat Presisi Pakai Helipad QR Code

Drone itu yang awalnya dikembangkan dengan investasi awal hingga Rp 150 juta in telah digunakan dalam proyek reboisasi mangrove di pesisir Jawa Barat.


Kedekatan Pramono Anung dengan Megawati dan Jokowi: Pram, Final

10 hari lalu

Sekretaris Kabinet Pramono Anung saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Veranda Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
Kedekatan Pramono Anung dengan Megawati dan Jokowi: Pram, Final

Pramono Anung maju Pilkada Jakarta 2024 diusung PDIP. Begini kedekatannya dengan Megawati dan Jokowi


Sivitas Akademika Unpad Sampaikan Seruan Padjadjaran II, Singgung Pilkada Tak Boleh Seperti Pilpres

10 hari lalu

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Doc: Unpad.
Sivitas Akademika Unpad Sampaikan Seruan Padjadjaran II, Singgung Pilkada Tak Boleh Seperti Pilpres

Sivitas Akadaemika Unpad sebelumnya pernah mengeluarkan seruan serupa saat pelaksanaan Pilpres 2024.


Antisipasi Fenomena Calon Tunggal dan Kotak Kosong dalam Pilkada 2024

13 hari lalu

Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan merupakan salah satu kabupaten yang calonnya hanya akan melawan kotak kosong pada Pilkada Serentak 2018 yaitu Pasangan Muslimin Bando-Asman
Antisipasi Fenomena Calon Tunggal dan Kotak Kosong dalam Pilkada 2024

Berikut beberapa kasus calon tunggal dan kotak kosong dalam pilkada di Indonesia. Beberapa pakar politik ungkap menjelang Pilkada 2024.


Perundungan di Pendidikan Kedokteran Indonesia, Terbaru Kasus PPDS Unpad

15 hari lalu

Ilustrasi perundungan di tempat kerja atau workplace bullying. Foto: Freepik.com
Perundungan di Pendidikan Kedokteran Indonesia, Terbaru Kasus PPDS Unpad

Sejumlah dugaan perundungan terjadi di kalangan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di beberapa universitas dan rumah sakit.


Berikut BEM Kampus yang Serukan Aksi Turun ke Jalan, Protes Upaya Pengesahan RUU Pilkada

16 hari lalu

Persiapan BEM UI dan mahasiswa di pelataran parkir seberang FISIP UI sebelum bertolak ke DPR RI, Kamis, 22 Agustus 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Berikut BEM Kampus yang Serukan Aksi Turun ke Jalan, Protes Upaya Pengesahan RUU Pilkada

BEM dari berbagai kampus menggelar demonstrasi untuk mengecam sikap DPR yang abai terhadap putusan MK soal syarat pendaftaran Pilkada.


Mahasiswa UMM Bikin Robot Pencari Korban Gempa, Bisa Menjangkau Celah Sempit Reruntuhan

17 hari lalu

Tim Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berinovasi membuat robot untuk pencarian korban gempa dan evakuasi. Mereka memanfaatkan continuum arm robot  atau snake arm robot sebagai purwarupa yang bermanfat dalam pencarian korban gempa. Foto: Humas UMM.
Mahasiswa UMM Bikin Robot Pencari Korban Gempa, Bisa Menjangkau Celah Sempit Reruntuhan

Robot bisa menjangkau celah sempit di reruntuhan bangunan di lokasi gempa.


Dekan FK Unpad Beberkan Praktik Bullying di Pendidikan Dokter Spesialis, Pakta Integritas Diabaikan

18 hari lalu

Ilustrasi dokter spesialis (ANTARA)
Dekan FK Unpad Beberkan Praktik Bullying di Pendidikan Dokter Spesialis, Pakta Integritas Diabaikan

Disebutkannya praktik bullying di Pendidikan Dokter Spesialis masih bertahan di beberapa bagian. Di antaranya di antara mereka yang memegang pisau.


Dekan FK Unpad Ungkap Aneka Faktor Kasus Perundungan Mahasiswa Calon Dokter Spesialis

18 hari lalu

Ilustrasi perundungan di tempat kerja atau workplace bullying. Foto: Freepik.com
Dekan FK Unpad Ungkap Aneka Faktor Kasus Perundungan Mahasiswa Calon Dokter Spesialis

Kasus perundungan di kalangan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) dilatari berbagai faktor. Menurut Dekan FK Unpad Yudi Mulyana Hidayat, kasus perundungan yang terjadi bersifat kompleks. "Kasus bullying ini tidak hanya sekedar dari senior ke junior tetapi kompleks masalahnya," ujarnya Senin, 19 Agustus 2024.