Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inilah 5 Negara yang Sudah Mencapai Nol Emisi Karbon

Reporter

Editor

Nurhadi

Ilustrasi emisi karbon. Pixabay
Ilustrasi emisi karbon. Pixabay
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tercatat sudah ada beberapa negara telah mencapai nol emisi karbon atau dikenal juga dengan net zero emission. Sederhananya negara yang telah mencapai nol emisi karbon berarti sudah mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga mendekati nol. Dengan demikian, emisi yang tersisa di negara tersebut sudah diserap kembali dari atmosfer oleh lautan dan hutan.

Dikutip dari UN, net zero emission penting untuk mencegah dampak paling buruk perubahan iklim. Salah satunya kenaikan suhu global yang sudah perlu dibatasi hingga 1,5 Celcius di atas tingkat pra-industri, yang saat ini suhu bumi sudah encapai 1,1 Celcius lebih hangat dibandingkan tahun 1800-an.

Karena itu, banyak negara mulai merencanakan kebijakan pengurangan emisi gas rumah kaca. Sementara itu beberapa negara setidaknya tercatat telah berhasil mencapai net zero emission di dunia. Berikut daftar negara yang sudah mencapai net zero emission dikutip dari net0.com:

1. Bhutan 

Bhutan merupakan negara pertama yang telah mencapai net zero emission. Padahal negara ini menerima lebih banyak gas rumah kaca daripada yang dipancarkan. Perlu diketahui bahwa Bhutan didominasi oleh hutan-hutan dengan jumlah penduduk sekitar 750 ribu orang. Hutan ini menyerap sekitar sembilan juta ton CO2 per tahun. Sedangkan emisi yang dihasilkan hanya 2 juta ton CO2 pada 2020. 

Meskipun telah mencapai target, Bhutan harus tetap tertutup 60 persen oleh pepohonan di setiap saatnya. Berbagai kebijakan seperti melarang ekspor penebangan telah mereka buat sejak 1999. Selain itu, mereka juga sudah mengandalkan tenaga air sebagai sumber listrik mereka. 

2. Suriname

Meskipun terbilang negara kecil, Suriname menjadi negara kedua yang sudah mencapai net zero emission sejak 2014. Hutan di negara ini dinilai telah menutupi sekitar 93 persen luas wilayahnya. Pada awal 2020, Suriname bahkan memperbarui komitmen Nationally Determined Contributions (NDC) untuk memastikan target pemanasan global tidak melebihi 1,5°C yang disepakati dalam perjanjian Paris pada 2015. 

Rencananya, mereka akan mempertahankan sumber energi terbarukan lebih dari 35 persen pada 2030. Selain itu, negara ini juga akan menggunakan pertanian cerdas iklim dengan mengubah biomassa menjadi energi.

3. Guyana

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Guyana terkenal sebagai negara penghasil minyak dan gas. Banyak yang menganggap sektor tersebut merupakan penyumbang efek gas rumah kaca yang cukup besar. Namun, dikutip dari guyanachronicle.com, Guyana dinilai telah menjadi penghasil emisi nol karbon global. 

Hal tersebut didukung karena Guyana memiliki sekitar 18 juta hektare hutan yang dapat menyerap emisi karbon dalam jumlah besar setiap tahunnya. Berdasarkan Strategi Pembangunan Rendah Karbon (LCDS) Guyana 2030, angka tersebut mampu menyimpan dari 19,5 gigaton karbon berdasaran 

4. Panama

Pada konferensi terkait iklim COP26 di Glasglow pada 31 Oktober hingga 12 November, Panama ditunjuk sebagai negara yang telah berhasil mencapai negatif karbon dari 193 negara PBB. Perlu diketahui bahwa Panama didominasi oleh 57 persen hutan untuk menutupi sebagian wilayahnya. Hal tersebut menandaka bahwa hutan di Panama menyerap lebih banyak karbon daripada yang dikeluarkan negaranya

Mengutip grupoconsultorefe.com, Presiden Panama, Laurentino Cortizo, menyebut bahwa negaranya berada di antara dua laut. Hal ini membuat dirinya akan selalu menjaga lautan untuk melindungi sekitar 30 persen di wilayah maritim sembilan tahun ke depan.

5. Madagaskar 

Madagaskar menjadi salah satu negara negatif karbon. Namun saat ini laju deforestasi di Madagaskar sangat pesat sehingga berpotensi membuat Madagaskar menjadi penghasil emisi karbon dunia. Karena itu, pemerintah tetap selalu berkomitmen untuk melindungi wilayahnya dari perubahan iklim. Salah satunya berkomitmen menyerap karbon bersih sebesar 24 mega ton CO2e pada 2020 silam hingga 2030.

FATHUR RACHMAN

Baca juga: Target Jakarta Nol Emisi Karbon pada 2050 Diragukan, Dishub Beberkan Empat Skala Prioritas

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Asus Luncurkan Laptop Ultraportabel Zenbook S 13 OLED, Diklaim Paling Tipis dan Ringan di Dunia

1 hari lalu

Laptop Ultraportabel Zenbook S 13 OLED dari Asus. Foto/Maria Fransisca Lahur
Asus Luncurkan Laptop Ultraportabel Zenbook S 13 OLED, Diklaim Paling Tipis dan Ringan di Dunia

Ditawarkan dengan harga Rp 24 juta, berikut kekuatan dan keramahan laptop OLED 13,3-inci Asus Zenbook S 13 OLED (UX5304).


Studi Baru Peringatkan Potensi Tsunami Raksasa dari Antartika Terulang Lagi

2 hari lalu

Zona Perlindungan Laut di Antartika
Studi Baru Peringatkan Potensi Tsunami Raksasa dari Antartika Terulang Lagi

Tsunami raksasa dari Antartika di masa lalu bisa terjadi sampai ke kawasan Asia Tenggara. Bagaimana potensinya di masa kini?


Protes Subsidi BBM, 1.500 Aktivis di Belanda Ditangkap

3 hari lalu

Petugas polisi menahan seorang pengunjuk rasa Pemberontakan Punah dalam mengkampanyekan Perubahan Iklim di dekat Gedung Parlemen di London, Inggris, 8 Oktober 2019. Aksi unjuk rasa tersebut merupakan tahapan terakhir dalam kampanye global atas langkah yang lebih tegas dan lebih cepat terhadap perubahan iklim, yang dikoordinasikan oleh kelompok tersebut. REUTERS/Henry Nicholls
Protes Subsidi BBM, 1.500 Aktivis di Belanda Ditangkap

Belanda menangkap 1.500 aktivis yang berunjuk rasa di Den Haag pada Sabtu lalu. Jumlah aktivis yang ditangkap adalah yang terbanyak.


Mitigasi Perubahan Iklim Jangan Lupakan Penyandang Disabilitas, Ini Keperluan Mereka

4 hari lalu

Sejumlah warga menebang pohon yang tumbang akibat diterjang angin kencang di Kota Kupang, NTT, Senin, 5 April 2021. Badai siklon Seroja diperkirakan akan masih menerjang NTT dan sekitarnya pada Selasa, 6 April 2021. ANTARA/Kornelis Kaha
Mitigasi Perubahan Iklim Jangan Lupakan Penyandang Disabilitas, Ini Keperluan Mereka

Maria Yasinta merupakan salah satu penyandang disabilitas saat badai Seroja melanda NTT pada 2021 yang menyebabkan banjir bandang.


5 Musisi Dunia yang Terkenal Peduli Lingkungan, Ini Beragam Donasi Mereka

9 hari lalu

Gaya Chris Martin saat bandnya Coldplay tampil membawakan lagu dalam konser One Love Manchester di Manchester, 4 Juni 2017.  (Dave Hogan via AP)
5 Musisi Dunia yang Terkenal Peduli Lingkungan, Ini Beragam Donasi Mereka

Berikut adalah lima musisi dunia yang dikenal karena peduli lingkungan dan telah melakukan berbagai aksi dukungan serta donasi


WMO: Siap-siap, Suhu Global Diprediksi Akan Meningkat dalam 5 Tahun Ke Depan

12 hari lalu

Warga berjalan sambil membawa payung saat hujan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin, 1 November 2021. BMKG mengingatkan adanya potensi bencana hidrometeorologi yang berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
WMO: Siap-siap, Suhu Global Diprediksi Akan Meningkat dalam 5 Tahun Ke Depan

Organisasi Meteorologi Dunia atau WMO prediksi kenaikan suhu global diperkirakan akan menyentuh rekor barunya dalam 5 tahun ke depan.


Perubahan Iklim, Volume Air di Separuh Danau Besar Dunia Menyusut 22 Gigaton

12 hari lalu

Pemandangan Danau Elizabeth, yang telah mengering selama beberapa tahun, karena wilayah tersebut mengalami kondisi panas dan kekeringan yang ekstrem, di Danau Elizabeth, sebuah komunitas lepas di Los Angeles County, California, AS, 18 Juni 2021. REUTERS/Aude Guerrucci //File Foto/File Foto
Perubahan Iklim, Volume Air di Separuh Danau Besar Dunia Menyusut 22 Gigaton

Volume air di lebih dari separuh danau dan waduk besar di dunia telah menyusut sejak awal 1990-an, terutama karena perubahan iklim


Indonesia Bangun Pusat Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta

16 hari lalu

Sebuah kendaraan listrik sedang mengisi daya di SPKLU Gambir, Jakarta, 19 Juli 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Indonesia Bangun Pusat Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membangun pusat ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) atau E-Mobility di Jakarta.


Gelombang Panas Juga Terjang Eropa Selatan, Datang Sebelum Musim Panas

27 hari lalu

Seorang pria melompat ke air di pantai Tamariz saat gelombang panas di Estoril, Portugal, 27 April 2023. REUTERS/Pedro Nunes
Gelombang Panas Juga Terjang Eropa Selatan, Datang Sebelum Musim Panas

Apakah suhu udara musim panas nanti bakal mendidih? Berikut 5 data dan catatan dari gelombang panas yang terjadi di Eropa selatan saat ini.


Cegah Hipotermia Akibat Cuaca Ekstrem dengan Metode Berikut

28 hari lalu

Ilustrasi metode Kanguru. hugooo.jp
Cegah Hipotermia Akibat Cuaca Ekstrem dengan Metode Berikut

Metode berikut dipercaya efektif mengatasi gejala hipotermia atau penurunan suhu tubuh secara drastis pada anak yang disebabkan paparan cuaca ekstrem.