TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Rabu 21 Desember 2022, dipuncaki artikel dari Planetarium dan Observatorium Jakarta. Devitalisasi yang terjadi di lembaga itu akhirnya diadukan ke Presiden Jokowi lewat surat yang dikirim 15 Desember lalu setelah upaya menghadap ke Balai Kota DKI Jakarta tak pernah mendapatkan jawaban.
Berita gempa dinihari di Malang, Jawa Timur, menjadi terpopuler kedua. Meski tergolong lemah, guncangan gempa itu bisa dirasakan banyak warga setempat. Ribuan dari mereka selepas tengah malam itu menyerbu akun resmi BMKG yang mengabarkan kejadian gempa tersebut.
Terpopuler ketiga adalah peringatan dini yang dibagikan BMKG akan potensi signifikan dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah, khususnya selama periode Natal dan Tahun Baru atau Libur Nataru. Sebelumnya, survei Kementerian Perhubungan memprediksi akan ada mobilitas 40 juta orang selama periode itu.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Rabu 21 Desember 2022, selengkapnya,
1. Devitalisasi Planetarium dan Observatorium Jakarta Diadukan ke Jokowi
Akademi Jakarta mengadukan masalah devitalisasi Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) ke Presiden Joko Widodo. Surat telah dikirim ke Istana Negara dengan harapan mendapat perhatian setelah sebelumnya, memorandum yang ditujukan kepada Gubernur (Anies Baswedan) dan Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono, tak berjawab.
Kalina Supelli, anggota Akademi Jakarta yang juga astronom perempuan pertama di Indonesia, mengatakan surat kepada Jokowi dikirim pada 15 Desember 2022 dan telah diterima dengan bukti cap Kemensekneg 16 Desember 2022. Per hari ini, Rabu 21 Desember 2022, Akademi Jakarta masih menanti jawaban atas surat pemilik nomor 95/XII-KAJ/2022 dan lampiran 3 helai tersebut.
Ruang pameran lantai 1 Planetarium Jakarta pasca-revitalisasi TIM. Ruangan menjadi tertutup dan tak bisa digunakan. Foto: Maria Fransisca Lahur
"Akademi Jakarta kembali ke sejarah dimana Planetarium dan Observatorium digagas dan didirikan oleh Presiden RI. Maka, Presiden-lah yang selayaknya memperhatikan kelangsungan hidup fasilitas belajar masyarakat yang unik untuk segala umur dan latar sosial,” tutur Kalina via aplikasi perpesanan WhatsApp, Selasa 20 Desember 2022.
2. Cerita Warga Terbangun dan Lari Sebab Gempa Dinihari di Malang
Gempa dengan kekuatan Magnitudo 4,8 telah menggetarkan wilayah Malang dan sekitarnya di Jawa Timur, pada Rabu dinihari, 21 Desember 2022. Gempa yang terjadi tepatnya pada pukul 01.45 WIB itu dicatat BMKG memiliki episentreum di laut, 84 kilometer barat daya Malang. Kedalamannya 29 kilometer.
Gempa bumi itu berdampak dan dirasakan di Karangkates, Kabupaten Malang, juga di daerah Trenggalek dan Blitar, dengan skala intensitas II-III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan ada truk melintasu. Sedangkan, di daerah Lumajang dengan skala intensitas II MMI atau hanya dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Pusat gempa berada di laut 84 km BaratDaya Kabupaten Malang. bmkg.go.id
Meski tergolong lemah, guncangan gempa itu bisa dirasakan banyak warga. Selepas tengah malam itu, ribuan warganet menyerbu akun resmi BMKG yang mengabarkan kejadian gempa tersebut. Mereka mengaku merasakan dan menyebut lokasi seperti di Blitar, Tulungagung, Malang Selatan, Jember dan Kediri.
3. Hati-hati Libur Nataru Hujan Meningkat, Ini Penjelasan BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyatakan memantau perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia sepekan ke depan. Hasilnya didapati ada potensi signifikan dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah, khususnya selama periode Natal dan Tahun Baru atau Libur Nataru.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengungkap itu dalam penjelasan yang diberikannya daring, Selasa malam, 20 Desember 2022. Pemantauan semakin penting karena survei Kementerian Perhubungan memprediksi akan ada mobilitas 40 juta orang selama periode Natal dan Tahun Baru itu.
Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Dwikorita menuturkan, peningkatan curah hujan di berbagai wilayah di Indonesia disebabkan empat faktor sekaligus. “Biasanya satu per satu fenomena yang datang, tapi kali ini ada empat terjadi secara bersamaan,” katanya.