TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) tahun ini akan membekali 3.500 pengawas madrasah untuk menjadi trainer Kurikulum Merdeka dan Moderasi Beragama. Kepala Subdit Bina Guru dan Tenaga Kependidikan Anis Masykur menjelaskan bahwa setelah mengikuti Trainer of Trainer (ToT), meraka akan menularkan ilmunya kepada seluruh guru dan tenaga pendidikan di madrasah.
“Kami targetkan tahun ini, artinya pada bulan Juni nanti rencananya akan kami mulai hingga target sebanyak itu terpenuhi,” Kata Anis dilansir dari laman Kemenag pada Senin, 13 Maret 2023.
Baca Juga:
Anis yakin target tahun ini akan tercapai. Target yang sama juga akan diupayakan pada tahun depan berikutnya. Konsultan Pelatihan dan Pengembangan Bahan Belajar Guru, MEQR World Bank, Fakhrudin Karmani menambahkan program ini terdiri atas beberapa tim, yaitu tim implementasi, tim pengembang modul, tim master planner, tim moderasi baragama, dan tim aplikasi untuk fasilitator.
“Pada event ini, targetnya ialah membahas tentang persiapan teknis pelatihan kurikulum merdeka belajar, moderasi beragam, kurikulum diklat untuk moderasi beragama agar lebih matang,” kata Alumni UIN Walisongo Semarang ini.
Adapun dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Guru SMP Islam Athirah Bone, Sulawesi Selatan, Muhammad Nurholis yang menceritakan alasan Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah yang dipilih oleh sekolahnya. Ia menilai Kurikulum Merdeka dapat mendorong tumbuhnya ekosistem pendidikan yang semakin baik.
Mulai dari penyusunan strategi, persiapan sumber daya manusia, serta pengadaan sarana dan prasarana di sekolah; semua dijalankan dengan gotong royong, mengedepankan semangat learning by doing, dan menjalankan konsep pemelajar sepanjang hayat.
“Kini penerapan kurikulum Mandiri Berubah sudah berdampak positif. Para siswa seakan-akan sudah tahu ke mana muara pembelajaran yang akan dilakukan dan apa yang akan dihasilkan,” ungkap Nurcholis.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, ada sekitar 156 ribu sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka dalam berbagai jalur. Adapun tiga pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) secara mandiri, yakni Merdeka Belajar, Merdeka Berubah, dan Merdeka Berbagi. Tujuannya adalah untuk mengatasi krisis belajar melalui peningkatan kualitas pembelajaran bagi semua peserta didik di Indonesia.
Pelaksana tugas Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek Aswin Wihdiyanto menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka dirancang untuk mengembangkan soft skills dan karakter peserta didik yang berfokus pada materi esensial dan pembelajaran yang fleksibel.
Pilihan Editor: 4.658 Mahasiswa Diwisuda di UI, Ini 10 Wisudawan dengan IPK 4