TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. atau BSI beberapa waktu lalu sempat terkena serangan siber yang mengakibatkan gangguan. Akibatnya nasabah tak dapat mendapatkan layanan lewat ATM dan mobile banking BSI.
Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengonfirmasi bahwa serangan siber yang dialami BSI merupakan serangan ransomware. Menurut dia, BSI terkena serangan LockBit, salah satu kelompok ransomware paling produktif.
Apa itu ransomware?
Ransomware adalah salah satu jenis malicious software (malware) atau dalam bahasa Indonesia perangkat lunak jahat. Malware ini dapat memblokir akses ke data atau sistem komputer dengan cara mengenkripsi (mengunci kata sandi) dokumen pada perangkat keras komputer.
Dengan penguncian dokumen ini, pemilik komputer tak dapat mengakses perangkat beserta seluruh data yang ada di dalamnya. Tak sampai di situ, hacker juga dapat mencuri data tersebut. Data inilah yang akhirnya menjadi jaminan untuk mengancam korban dari hacker yang menggunakan ransomware.
Awas terhadap ransomware
Ransomware menyusup melalui internet. Malware ini dapat menyebar melalui surel phising yang berisi lampiran berbahaya. Ransomware juga dapat menyebar melalui pengunduhan drive-by. Cara ini terjadi ketika pengguna tanpa sadar mengunjungi situs web yang terinfeksi malware, kemudian malware terunduh dan dipasang tanpa sepengetahuan pengguna.
Pekerja yang melakukan pekerjaan dari rumah atau work from home akan lebih rentan terhadap ancaman ini. Apalagi pekerja rumahan tak memiliki keamanan siber secanggih perusahaan untuk melindungi data dari serangan hacker.
Pilihan Editor: Jenis-jenis dan Mekanisme Ransomware
