Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Arti RRR +D Berkaitan dengan Polusi dan Sampah Plastik

image-gnews
Relawan dari River Cleanup Indonesia membersihkan sampah yang menumpuk di Sungai Ciganitri, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu 15 Maret 2023. Relawan River Cleanup Indonesia berinisiatif untuk membersihkan sampah plastik di Sungai Ciganitri yang bertujuan untuk membantu Pemerintah Kota Bandung dalam penanganan sampah termasuk mengurangi volume sampah ke TPA Sarimukti yang telah melebihi kapasitas. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Relawan dari River Cleanup Indonesia membersihkan sampah yang menumpuk di Sungai Ciganitri, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu 15 Maret 2023. Relawan River Cleanup Indonesia berinisiatif untuk membersihkan sampah plastik di Sungai Ciganitri yang bertujuan untuk membantu Pemerintah Kota Bandung dalam penanganan sampah termasuk mengurangi volume sampah ke TPA Sarimukti yang telah melebihi kapasitas. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Iklan

TEMPO.CO, JakartaUnited Nations atau Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyerukan istilah yang dikenal sebagai RRR + D. Istilah ini digaungkan ketika masalah polusi dan sampah plastik kian membanjiri bumi. 

Apa Itu RRR + D

Melansir laman darilaut.id mitra Teras.id, sebuah laporan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau The United Nations Environment Programme atau UNEP yang baru menyarankan untuk menghilangkan plastik yang bermasalah dan tidak perlu.

Menurut laporan tersebut, polusi plastik dapat dikurangi hingga 80 persen pada 2040 jika negara dan perusahaan menggunakan teknologi yang ada untuk membuat perubahan kebijakan yang signifikan dan penyesuaian pasar

“Cara kita memproduksi, menggunakan, dan membuang plastik mencemari ekosistem , menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia dan membuat iklim tidak stabil,” kata Direktur Eksekutif UNEP, Inger Andersen. 

Selain itu, PBB juga menyerukan tiga pergeseran pasar berupa penggunaan kembali, daur ulang, dan reorientasi serta diversifikasi produk (diversify products) atau yang disingkat dengan RRR + D. Menurut laman resmi PBB, makna dari RRR + D tersebut adalah: 

a. Reuse (Penggunaan kembali): 

Mempromosikan opsi penggunaan kembali, termasuk botol isi ulang, dispenser curah, skema pengembalian-deposit, dan skema pengembalian kemasan, dapat mengurangi 30 persen polusi plastik pada tahun 2040. Untuk merealisasikan potensinya, pemerintah harus membantu membangun kasus bisnis yang lebih kuat untuk dapat digunakan kembali.

b. Recycle (Daur ulang): 

Mengurangi polusi plastik dengan tambahan 20 persen pada tahun 2040 dapat dicapai jika daur ulang menjadi usaha yang lebih stabil dan menguntungkan. Menghapus subsidi bahan bakar fosil, menegakkan pedoman desain untuk meningkatkan kemampuan daur ulang, dan tindakan lainnya, akan meningkatkan pangsa plastik yang dapat didaur ulang secara ekonomis dari 21 menjadi 50 persen.

c. Reorient dan Diversify Products (Reorientasi dan diversifikasi):

Penggantian produk secara hati-hati seperti pembungkus plastik, sachet, dan barang-barang yang dapat dibawa pulang dengan produk yang terbuat dari bahan alternatif (seperti kertas atau bahan yang dapat dibuat kompos) dapat menghasilkan tambahan penurunan polusi plastik sebesar 17 persen.

Tentang Laporan UNEP

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Laporan UNEP ini menjabarkan peta jalan untuk secara dramatis mengurangi risiko ini dengan mengadopsi pendekatan melingkar yang menjaga plastik keluar dari ekosistem, keluar dari tubuh kita, dan dalam perekonomian,” kata Inger Andersen.

Laporan “Mematikan Keran: Bagaimana Dunia Dapat Mengakhiri Polusi Plastik dan Menciptakan Ekonomi Sirkular”, menguraikan besarnya dan sifat perubahan yang diperlukan untuk mengakhiri polusi plastik dan menciptakan ekonomi sirkular berkelanjutan yang ramah terhadap manusia dan lingkungan.

Laporan ini juga mengusulkan perubahan sistem yang dicapai dengan RRR +D diatas dan tindakan untuk menangani warisan polusi plastik. Bahkan dengan langkah-langkah di atas, 100 juta metrik ton plastik dari sekali pakai dan produk berumur pendek masih perlu ditangani dengan aman setiap tahun pada 2040.

UNEP menyarankan untuk menetapkan dan menerapkan standar desain dan keselamatan untuk membuang limbah plastik yang tidak dapat didaur ulang dan membuat produsen bertanggung jawab atas produk yang membuang mikroplastik.

Secara keseluruhan, peralihan ke ekonomi sirkular akan menghasilkan penghematan sebesar 1,27 US Dollar triliun, dengan mempertimbangkan biaya dan pendapatan daur ulang. Tambahan 3,25 triliun US Dollar akan dihemat dari eksternalitas yang dihindari seperti kesehatan, iklim, polusi udara, degradasi ekosistem laut, dan biaya terkait litigasi.

Pergeseran seperti itu dapat menghasilkan peningkatan bersih 700 ribu pekerjaan pada 2040, sebagian besar di negara-negara berpenghasilan rendah, secara signifikan meningkatkan mata pencaharian jutaan pekerja di lingkungan informal, kata laporan itu.

Biaya investasi untuk perubahan sistemik yang direkomendasikan adalah signifikan, tetapi di bawah pengeluaran yang diproyeksikan jika perubahan sistematis tidak dilakukan adalah 65 miliar US Dollar per tahun dibanding 113 miliar US Dollar per tahun.

Sebagian besar dapat dimobilisasi dengan mengalihkan investasi yang direncanakan untuk fasilitas produksi baru atau pungutan atas produksi plastik baru ke dalam infrastruktur sirkular yang diperlukan.

Namun, laporan itu memperingatkan bahwa waktu sangat penting. Penundaan lima tahun dapat menyebabkan peningkatan 80 juta metrik ton polusi plastik pada 2040.

Pilihan Editor: Seberapa Serius Peta Jalan Mengurangi Sampah Plastik?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bahaya Radikal Bebas pada Kulit Anak

15 jam lalu

Ilustrasi bayi sedang dikeringkan badannya. (Unsplash/The Honest Company)
Bahaya Radikal Bebas pada Kulit Anak

Radikal bebas seperti asap rokok dan polusi udara dapat menyebabkan bakteri baik di kulit berubah menjadi jahat dan menyerang skin barrier anak.


Pentingnya Makanan Kaya Antioksidan untuk Lawan Radikal Bebas akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Ilustrasi wanita makan buah dan sayur. shutterstock.com
Pentingnya Makanan Kaya Antioksidan untuk Lawan Radikal Bebas akibat Polusi Udara

Masyarakat diminta mengonsumsi makanan minuman kaya antioksidan untuk melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan tubuh.


Fakta-fakta Wacana Ganjil Genap 24 jam di Jakarta

5 hari lalu

Petugas kepolisian melarang pengendara mobil berplat nomor genap memasuki Jalan MH Thamrin di kawasan Bundaran Monas, Jakarta, Jumat, 13 Agustus 2021. Pemprov DKI Jakarta menerapkan sistem ganjil genap di delapan ruas jalan di Jakarta pada pukul 06.00-20.00 WIB. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Fakta-fakta Wacana Ganjil Genap 24 jam di Jakarta

Ganjil genap 24 jam pernah diusulkan oleh salah satu angggota DPRD DKI Jakarta. Berikut fakta-fakta soal wacana tersebut.


Bioetanol Jadi Alternatif Pengganti BBM Bersubsidi, Disebut Rendah Sulfur Mampu Kurangi Polusi Udara

10 hari lalu

PT Pertamina (Persero) telah resmi memasarkan Pertamax Green 95 sejak Senin, 24 Juli 2023. Produk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru itu merupakan hasil pencampuran Pertamax dengan Bioetanol sebesar 5 persen (E5). Perpaduan ini menghasilkan produk baru yang diklaim memiliki Research Octane Number (RON) sebesar 95. TEMPO/Tony Hartawan
Bioetanol Jadi Alternatif Pengganti BBM Bersubsidi, Disebut Rendah Sulfur Mampu Kurangi Polusi Udara

Pemerintah berencana lakukan pembatasan BBM bersubsidi serta mendorong penggunaan bioetanol sebagai alternatif pengganti bensin.


Fakta Mikroplastik Cemari Perairan dan Ikan di Indonesia

11 hari lalu

Seorang sukarelawan membersihkan pasir pantai Barreiras setelah terpapar jutaan butiran plastik di wilayah Galicia barat laut Spanyol, yang memicu keprihatinan lingkungan dan permainan menyalahkan politik di Corrubedo, Spanyol, 13 Januari 2024. Anggota parlemen Uni Eropa mendorong untuk memperkuat rencana undang-undang mengenai polusi mikroplastik. REUTERS/Miguel Vidal
Fakta Mikroplastik Cemari Perairan dan Ikan di Indonesia

Pencemaran mikroplastik di Indonesia disebut-sebut semakin mengkhawatirkan.


Survey Ecoton: Mayoritas Warga Poso Mengkhawatirkan Dampak Kesehatan Sampah Plastik

12 hari lalu

Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Ecological Observation and Wetland Conservations (Ecoton) melakukan kegiatan susur sungai selama tiga hari, mulai 29 Agustus 2022. (Ecoton)
Survey Ecoton: Mayoritas Warga Poso Mengkhawatirkan Dampak Kesehatan Sampah Plastik

Hasil survey Ecoton di Poso menyatakan, mayoritas warga khawatir dampak kesehatan dari sampah plastik.


Dampak Polusi Udara Jangka Pendek dan Panjang Bagi Kesehatan

16 hari lalu

Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)
Dampak Polusi Udara Jangka Pendek dan Panjang Bagi Kesehatan

Dampak polusi udara terhadap kesehatan fisik maupun mental manusia dapat dibagi menjadi dua yaitu jangka pendek dan panjang.


Pulau Wisata di Thailand Larang Penggunaan Barang Plastik Sekali Pakai

16 hari lalu

Salah satu pulau di Koh Nang Yuan, Thailand (Pixabay)
Pulau Wisata di Thailand Larang Penggunaan Barang Plastik Sekali Pakai

Pulau di Thailand ini merupakan tempat menyelam yang bagus untuk melihat terumbu karang.


Pemerintah Bakal Gantikan Bensin dengan Bioetanol, Luhut: Hemat Anggaran Kesehatan Rp38 Triliun

17 hari lalu

Pengendara kendaraan motor saat membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di sebuah SPBU di Jakarta, Selasa 23 Januari 2024. PT Pertamina (Persero) belum menghapus BBM jenis Pertalite saat ini. Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan pihaknya saat ini masih mengkaji rencana itu. Rencana penghapusan Pertalite sebelumnya disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Ia mengatakan pihaknya mengusulkan agar mulai tahun ini tak menjual BBM yang kadar oktannya (RON) di bawah 91, sehingga menghapus Pertalite yang spesifikasinya saat ini RON 90. Keputusan ini sekaligus menegaskan Pertamina bergerak mengikuti aturan standar emisi Euro 4 dari pemerintah. Nicke mengatakan setelah Pertalite dihapus, perusahaan pelat merah ini akan menggantinya menggunakan produk baru RON 92.Produk itu adalah Pertamax Green 92 yang merupakan campuran antara RON 90 (Pertalite) dengan 7 persen Bioetanol (E7). TEMPO/Subekti.
Pemerintah Bakal Gantikan Bensin dengan Bioetanol, Luhut: Hemat Anggaran Kesehatan Rp38 Triliun

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bioetanol digunakan untuk mengurangi polusi.


Di Festival Pesta Prestasi, Komunitas GUA Ajak Gen Z Bergaya Hidup Guna Ulang

17 hari lalu

Komunitas Guna Ulang Aja (GUA) di festival 'Pesta Prestasi' di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Sabtu 6 Juli 2024.  Komunitas ini mengajak Gen Z bergaya hidup reuse untuk mengurangi timbulan sampah. Foto/Dok. GUA
Di Festival Pesta Prestasi, Komunitas GUA Ajak Gen Z Bergaya Hidup Guna Ulang

Selain komunitas guna ulang, hadir pula aktivis penyelamat kucing dan anjing liar serta relawan dari komunitas penggiat donor darah sebagai pembicara.