TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember, Jawa Timur sukses melakukan operasi perdana bedah saraf clipping aneurisma otak kepada pasien laki-laki berusia 47 tahun. Bedah tersebut didampingi oleh tim dokter RSUD dr Soetomo Surabaya di ruang operasi RS Paru setempat, Sabtu, 27 Mei lalu.
"Pasien tersebut menjalani operasi bedah saraf clipping aneurisma otak mulai pukul 10.00 WIB hingga 16.36 WIB. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar dan kondisi pasien stabil, sehingga pasien dipindah ke ruang ICU untuk menjalani perawatan pascaoperasi," kata Direktur RS Paru Sigit Kusumajati.
Baca Juga:
Sigit mengatakan RS Paru menjadi rumah sakit pertama yang melakukan operasi bedah saraf clipping aneurisma otak untuk Jawa Timur bagian timur. Musababnya, selama ini penanganan bedah saraf tersebut hanya bisa dilakukan di RSUD dr Soetomo Surabaya dan RSUD Syaiful Anwar Malang.
Karena banyaknya pasien, ujarnya, perlu ada prioritas penanganan untuk mendapatkan pelayanan cepat. Sebab, apabila dirujuk membutuhkan waktu yang lebih lama.
Dengan hadirnya RS Paru Jember, kata Sigit, diharpkan bisa membantu pelayanan tindakan operasi bedah saraf untuk penyakit aneurisma otak lebih cepat dan mengurai problem penanganan kasus stroke akibat aneurisma pecah di Jawa Timur.
"Masyarakat Jember atau kabupaten lain di wilayah Tapal Kuda tidak perlu jauh-jauh ke Surabaya untuk melakukan bedah saraf aneurisma otak, karena RS Paru Jember bisa melayani tindakan bedah saraf tersebut dengan didukung SDM dan alat kesehatan yang mumpuni," tuturnya.
Ia menjelaskan RS Paru Jember sudah lama menyiapkan pelayanan operasi bedah saraf tersebut yakni sejak 2017, namun baru tahun ini bisa melakukan operasi bedah saraf clipping aneurisma. Bedah itu dilakukan juga dengan dukungan Pemprov Jatim untuk alat kesehatan yang canggih.
Sementara ketua tim operasi bedah saraf dari RSUD dr Soetomo, Asra Al Fauzi, mengatakan bahwa operasi tersebut dilakukan untuk mencegah pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan pendarahan otak hingga kematian.
"Ada dua cara untuk menangani agar pembuluh darah tidak pecah, yakni operasi dan katerisasi otak, sehingga penanganan operasi bedah saraf clipping aneurisma otak menjadi salah satu pilihan pasien stroke agar pembuluh darah tidak pecah," katanya.
Founder dan Chairman Brain & Spine Center Surabaya itu mengatakan tidak semua RS bisa melakukan operasi bedah saraf aneurisma, karena tindakan tersebut membutuhkan SDM yang mumpuni dan dukungan alat kesehatan yang canggih. Di Jatim hanya ada dua yang bisa melakukannya, yakni RSUD dr Soetomo dan RSUD Syaiful Anwar.
"Dengan bertambahnya RS Paru yang bisa melakukan operasi bedah saraf aneurisma otak, diharapkan mengurangi antrean pasien yang akan melakukan operasi di dua RS milik Pemprov Jatim itu," katanya.
Ia menilai bahwa RS Paru sudah cukup siap untuk melakukan operasi bedah saraf aneurisma, karena didukung oleh SDM yang kuat dan dukungan sistem alat kesehatan. Namun, kata dia, butuh pengalaman untuk bisa lebih mahir dalam menangani tindakan operasi itu.
"Mungkin satu atau dua kali bisa kami dampingi dalam melakukan tindakan operasi bedah saraf clipping aneurisma otak, selanjutnya saya yakin tim dokter RS Paru sudah punya pengalaman untuk bisa melakukan operasi tersebut sendiri," ujarnya.
Pilihan Editor: Dosen Diduga Lakukan KDRT, UNS Tuntut Pengunggah Utas Minta Maaf