Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

7 Fakta Lautan yang Perlu Diketahui

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Hamapran air laut berwarna biru yang tenang di Togean, Sulawesi Tengah. Wisatawan yang berkunjung ke Toegan dapat menikmati berbagai wisata seperti menyelam dan snorkelling di Pulau Kadidiri, memancing ,menjelajah alam hutan di Pulau Malenge, mengunjungi gunung Colo di Pulau Una-una dan mengunjungi pemukiman orang Bajo di Kabalutan. TEMPO/Isma Savitri
Hamapran air laut berwarna biru yang tenang di Togean, Sulawesi Tengah. Wisatawan yang berkunjung ke Toegan dapat menikmati berbagai wisata seperti menyelam dan snorkelling di Pulau Kadidiri, memancing ,menjelajah alam hutan di Pulau Malenge, mengunjungi gunung Colo di Pulau Una-una dan mengunjungi pemukiman orang Bajo di Kabalutan. TEMPO/Isma Savitri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bumi adalah satu-satunya planet yang bisa ditinggali manusia karena terdapat air di dalamnya. Ini dibuktikan dari permukaan bumi yang penuh dengan lautan. Selain menutupi hampir seluruh permukaan bumi, ada fakta-fakta lain dari lautan.

1. 37 dari 50 mineral penting dapat ditemukan di lautan

Dilansir dari Usgs.gov, mineral kritis adalah mineral nonbahan bakar atau bahan mineral yang penting bagi ekonomi atau keamanan nasional. Beberapa mineral yang ditemukan di lautan antara lain antimon, kobalt, litium, mangan, dan titanium.

2. Lautan adalah jantung bumi

Lautan dapat mempengaruhi dan mengatur iklim bumi. Arus laut mengedarkan panas dan kelembapan vital ke seluruh dunia, mirip dengan sistem peredaran darah manusia.

Karena itu, pengetahuan tentang lautan sangat penting untuk memantau dan memprediksi bagaimana sistem iklim laut kita berubah dan mempengaruhi manusia serta ekosistem di dunia yang terus berubah.

3. Banyak garam di lautan

Lautan menutupi hampir seluruh permukaan bumi, sehingga tidak heran jika ada banyak garam pula di permukaan bumi. Analoginya, jika garam di lautan diangkat dan disebarkan secara merata di atas permukaan tanah, itu akan membentuk lapisan setebal lebih dari 500 kaki atau 166 meter. Tinggi ini setara dengan tinggi gedung perkantoran 40 lantai.

4. Hanya kurang dari 10 persen lautan dunia yang telah dipetakan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Manusia bisa tahu lebih banyak tentang sifat fisik dan kimia dari luar angkasa daripada tentang wilayah laut dalam planet bumi.

5. Dasar laut bergerak

Hal itu dibuktikan dengan lautan yang sebagian besar terdiri dari basal dan batuan beku lainnya, dan membentuk apa yang dikenal sebagai kerak samudera. Saat lempeng tektonik menyebar, magma cair naik ke dasar samudra dan membentuk punggungan di tengah samudra, yang merupakan bagian dari proses tektonik aktif yang membentuk planet bumi.

6. Sekitar 94 persen satwa liar bumi ditemukan di lautan

Jika kita melihat hewan darat sangat banyak, namun kenyataannya hewan laut lebih banyak, bahkan ada yang mungkin belum diketahui wujudnya karena tinggal jauh di dalam lautan.

7. Lebih dari 70 persen oksigen bumi dihasilkan oleh lautan

Jika kita beranggapan bahwa oksigen dihasilkan dari tanaman yang tumbuh di daratan, hal itu memang benar. Namun dalam penelitian menyebutkan bahwa tanaman bawah laut juga berfotosintesis menghasilkan oksigen, sehingga dapat diartikan lautan yang menutupi hampir seluruh permukaan bumi ini dapat menghasilkan lebih banyak oksigen.

Pilihan Editor: Tuna Makanan Laut Paling Populer, Simak Manfaatnya 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Masuk Era Pasar Karbon, Ini 10 Tanaman yang Dapat Menyerap Karbon dengan Baik

2 hari lalu

Anak-anak sekolah dasar Ambulu bersiap untuk menanam pohon mangrove dalam rangka penanaman mangrove untuk Indonesia di Kawasan Pesisir Desa Ambulu Kab. Cirebon 12 November 2022. Jurnalis Mancing Indonesia (JMI) bersama anak-anak sekolah SD Ambulu dan Nelayan melakukan gerakan tanam pohon mangrove dikawasan pesisir pantai Ambulu Cirebon untuk mencegah abrasi pantai dengan tema Mangrove untuk Indonesia. Dalam kegiatan ini JMI menyalurkan bantuan sosial yang disumbangkan oleh perusahaan-perusahaan yang peduli lingkungan. Tempo/Amston Probel
Indonesia Masuk Era Pasar Karbon, Ini 10 Tanaman yang Dapat Menyerap Karbon dengan Baik

Indonesia memasuki era pasar karbon, Inilah beberapa tanaman penghasil oksigen dan penyerap karbon yang baik di sekitar rumah Anda.


IHSG Bertahan di Level 6.970-7.050, Simak 4 Rekomendasi Saham dari Samuel Sekuritas

4 hari lalu

Layar pergerakan Indexs Harga Saham Gabungan atau IHSG di Gedung Busa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 16 September 2022. IHSG ditutup terkoreksi di level 7.168 pada perdagangan akhir pekan Jumat. Tempo/Tony Hartawan
IHSG Bertahan di Level 6.970-7.050, Simak 4 Rekomendasi Saham dari Samuel Sekuritas

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG kemarin belum berubah, masih dalam pola konsolidasi dengan dibuka naik, lalu turun.


Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

5 hari lalu

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.


Pemimpin Kepulauan Solomon Kecam Jepang: Jika Air Fukushima Aman, Buang Saja di Jepang!

7 hari lalu

Manasseh Sogavare, Perdana Menteri Kepulauan Solomon. Sumber: Reuters
Pemimpin Kepulauan Solomon Kecam Jepang: Jika Air Fukushima Aman, Buang Saja di Jepang!

Perdana Menteri Kepulauan Solomon mengecam tindakan Jepang yang membuang air radioaktif Fukushima ke Samudera Pasifik


Mengenal Sampah Antariksa, Bahaya, serta Jenis-jenisnya

10 hari lalu

Ilustrasi sampah antariksa. (Space.com)
Mengenal Sampah Antariksa, Bahaya, serta Jenis-jenisnya

Sampah antariksa adalah sejumlah besar materi buatan manusia yang mengorbit Bumi tetapi telah kehilangan fungsi.


Tips Pelihara Ikan Koi, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?

18 hari lalu

Pedagang menjajakan ikan hias jenis koi di Pasar Jatinegara, Jakarta, 30 Juli 2015. Indonesia mendapatkan kembali fasilitas Generalized System of Preference (GSP) untuk ekspor ikan ke Amerika Serikat. Salah satu produk ikan yang mendapat GSP adalah ikan hias, yang mendapatkan penurunan tarif bea masuk sebesar 0,5 persen sampai 15 persen. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Tips Pelihara Ikan Koi, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?

Mau memelihara ikan koi? Perhatikan langkah-langkah berikut.


Diagnosis dan Cara Penanganan Asfiksia, Kondisi Tubuh Kekurangan Oksigen

21 hari lalu

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Diagnosis dan Cara Penanganan Asfiksia, Kondisi Tubuh Kekurangan Oksigen

Asfiksia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen sehingga dapat memengaruhi cara bernapas.


Kenali Penyabab dan Gejala Asfiksia, Kondisi Tubuh Kekurangan Oksigen

22 hari lalu

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Kenali Penyabab dan Gejala Asfiksia, Kondisi Tubuh Kekurangan Oksigen

Bagi sebagian orang asfiksia terdengar asing, tetapi dampak dari kondisi ini dapat menyebabkan kematian seseorang. Lantas, apa gejala dan sebab dari asfiksia?


Jokowi di KTT ASEAN - India: Lautan Bukan Tempat Konfrontasi

23 hari lalu

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Direktur Bank Dunia (World Bank) Ajay Banga di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 4 September 2023. Pertemuan itu digelar menjelang pembukaan KTT ASEAN ke-43. TEMPO/Subekti.
Jokowi di KTT ASEAN - India: Lautan Bukan Tempat Konfrontasi

Presiden Jokowi menyinggung soal isu keamanan maritim saat membuka KTT ASEAN - India di Jakarta


Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

24 hari lalu

Komet C/2023 P1 (Nishimura) (Japan Posts)
Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

Seorang astronom amatir Jepang yaitu Hideo Nishimura baru-baru ini menemukan komet yang dinamakan C/2023 P1 (Nishimura).