TEMPO.CO, Jakarta - Nama Maudy Ayunda tengah menjadi perbincangan warganet setelah dirinya mengutarakan sejumlah terobosan di bidang pendidikan. Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @felicia.tjiasaka tersebut, dia mengungkapkan akan menghapus soal pilihan ganda pada ujian sekolah seandainya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kalau assessment-nya itu open ended question, bukan multiple choice (pilihan ganda), pasti murid belajarnya beda, guru juga ngajarnya beda, sehingga akhirnya yang di-grading itu critical thinking dan analyzing dibandingkan sama memorization (menghafal). Tapi di luar itu, misi terbesarku adalah pengen membangun cinta belajar di Indonesia,” kata istri Jesse Choi itu.
Lantas, seperti apa rekam jejak pendidikan Maudy Ayunda?
Riwayat Pendidikan Maudy Ayunda
Maudy Ayunda mengawali studinya dengan bersekolah di SD Al-Azhar, tapi hanya sampai di kelas dua. Kemudian, dia pindah ke Mentari International School pada 2001 dan menempuh pendidikan menengah pertama atau SMP di sekolah yang sama hingga dinyatakan lulus pada 2011.
Begitu lulus, Maudy melanjutkan sekolah menengah atas (SMA) di British School Jakarta. Saat itu, perempuan yang mahir berbahasa Inggris, Mandarin dan Spanyol tersebut sempat menjadi Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Setelahnya, dia dihadapkan dengan pilihan untuk berkuliah di dua kampus ternama, yaitu Columbia University dan Oxford University. Namun, dia memutuskan untuk mengambil jurusan Philosophy, Politics and Economic (PPE) di Universitas Oxford hingga meraih gelar setara sarjana (S1) Bachelor of Arts (BA), dengan predikat cumlaude pada 2016.
Maudy Ayunda kemudian mengenyam pendidikan pascasarjana (S2) di Stanford University, Amerika Serikat. Dia sebenarnya diterima di dua universitas terbaik di dunia versi berbagai lembaga pemeringkat perguruan tinggi, termasuk Harvard University.
Meskipun sempat dilema, akhirnya pilihannya jatuh kepada Stanford University dengan mengambil dua jurusan sekaligus, yaitu Administrasi Bisnis dan Pendidikan.
Pada 2021, Maudy lulus dengan membawa dua gelar, yaitu Master of Arts (MA) dan Master of Business Administration (MBA). Di tahun yang sama, dia masuk dalam jajaran Forbes 30 Under 30 Asia 2021 kategori Entertainment & Sports.
Maudy pun pernah ditunjuk sebagai juru bicara pemerintah Indonesia dalam presidensi Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) yang digelar di Bali pada November 2022.
Kritik Warganet kepada Maudy Ayunda
Siapa sangka, pernyataan Maudy Ayunda apabila menjadi Menteri Pendidikan beberapa waktu lalu menuai pro dan kontra di berbagai kanal media sosial. Banyak netizen Indonesia yang berpendapat bahwa tidak mudah untuk menghapus sistem pilihan ganda ketika melihat realita pendidikan Indonesia di lapangan.
“Lol mbak cantik, coba dulu jadi guru yang handle 4-6 kelas yang satu kelasnya diisi 25 orang,” tulis komentar akun X (dulu Twitter) @tanyarlfes.
Senada dengan itu, seorang warganet pun menyarankan pemeran Ainun di film Habibie-Ainun 3 tersebut agar sebaiknya berpengalaman mengajar terlebih dahulu. Adapun menjadi guru yang dimaksud adalah mengajar di sekolah negeri atau daerah Tertinggal, Terluar, Terdepan, dan Perbatasan (3TP).
“Ya, yang jadi Menteri Pendidikan harus pernah ngabdi di sekolah pelosok, biar tahu seperti apa, soalnya Mod (sapaan Maudy) kan sekolah inter (internasional), agak gimana gitu sama realita yang ada di sekolah negeri apalagi kalau di pelosok. Apalagi megang kelas banyak, yang perkelas isinya 40 orang, mana gajinya cuma Rp300 ribu/bulan,” tulis pengguna X dengan akun @chillycas****.
MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Maudy Ayunda Buka Mentorship dan Scholarship Program untuk Mahasiswa