Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kateglo, Situs Pertama Penyatu Kamus dan Tesaurus

image-gnews
Kateglo
Kateglo
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Ivan di Jakarta, Romi di Jerman. Mereka bertemu di ruang obrolan daring (online) Yahoo Messenger pada Sabtu malam, 9 Mei lalu. Ivan Lanin, penggiat Wikipedia Indonesia, mengajak Romi Hardiyanto, programmer yang sedang menempuh studi di Bremen, membangun sebuah situs gratis dan terbuka pertama di Indonesia yang menyatukan kamus, tesaurus, dan peristilahan (glosarium).

Ivan memang sering mengobrol daring atau bertukar surat elektronik dengan Romi, yang kini aktif sebagai penerjemah peramban Firefox versi bahasa Indonesia. Keduanya bahkan sempat bermuka-muka saat menghadiri acara FreSh (Freedom of Sharing), komunitas pengguna web, di Jakarta pada April lalu. "Saat itulah kami baru menyadari bahwa kami sama-sama gandrung pada bahasa Indonesia dan ingin membangun semacam situs tesaurus," kata Ivan.

Sabtu malam itu keduanya mengobrol selama tiga jam hingga pukul satu dinihari waktu Jakarta untuk membahas model situs, desain program, tampilan antarmuka, dan aspek teknis lain. Setelah itu, mereka secara terpisah menulis kode-kode pemrograman yang akan dipakai dalam situs tersebut. Situs itu memakai aplikasi-aplikasi bersumber terbuka (open source). Basis datanya dengan MySQL dan bahasa pemrograman dengan PHP, yang lazim dipakai untuk web yang dinamis.

Empat hari kemudian, versi pertama situs tersebut diluncurkan dengan alamat http://www.bahtera.org/kateglo/. Nama Kateglo sengaja dipilih karena merupakan akronim dari kamus, tesaurus, dan glosarium, meskipun ia juga memuat peribahasa.

Ada banyak pihak yang terlibat dalam lahirnya situs ini, seperti Bahtera, mailing list untuk diskusi mengenai bahasa Indonesia dan penerjemahan bahasa Indonesia; Femmy Syahrani, blogger dan penerjemah lepas yang bermukim di Bandung; dan Steven Haryanto, salah satu pendiri perusahaan jasa web hosting PT Master Web Network.

Ivan menuturkan bahwa Kateglo lahir dari kebutuhan para wikipediawan, sebutan bagi orang yang rajin menulis dan menyunting artikel untuk Wikipedia. Kini sudah ada lebih dari 100 ribu wikipediawan untuk Wikipedia berbahasa Indonesia. Mereka, kata Ivan, yang aktif di Wikipedia sejak awal 2006, membutuhkan rujukan yang cepat untuk menemukan padanan kata yang pas ketika menerjemahkan artikel-artikel berbahasa asing.

Rujukan mereka selama ini hanya kamus dwibahasa Indonesia-Inggris dan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Bahasa kemudian mempublikasikan secara online kamus edisi ketiganya pada awal tahun lalu dan melansir koleksi glosariumnya. Namun, karena dua rujukan itu disajikan secara terpisah, pengguna tampaknya akan repot ketika perlu melakukan cek silang. "Kamis sering mengecek penerjemahan istilah di glosarium Pusat Bahasa, tapi kadang mereka menerjemahkannya dengan istilah yang tidak umum, seperti evergreen diterjemahkan sebagai 'malar hijau'," kata Ivan.

Untuk memahami artinya, pengguna harus masuk ke Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di sana mereka akan menemukan lema "malar" yang artinya terus-menerus, selalu, dan tetap tidak berubah.

Dari situlah muncul kebutuhan menyatukan semua rujukan itu dan ditambah dengan bahan-bahan lain dalam satu wadah, sehingga pengguna bisa "belanja sekali jalan" ketika mencari arti sebuah kata. Sumber utama Kateglo adalah kamus dan glosarium Pusat Bahasa tersebut ditambah tesaurus dan peribahasa dari sumber lain.

Ivan berencana meluncurkan secara resmi Kateglo, yang kini masih versi beta, pada Agustus nanti. Dia juga akan menjadikan Kateglo seperti Wikipedia, yakni melibatkan para pengguna untuk menambah dan menyunting naskah di dalamnya, sehingga situs ini akan semakin kaya isinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Pusat Bahasa Dendy Sugono menyatakan sangat mendukung kegiatan Ivan dan kawan-kawan dalam memasyarakatkan bahasa Indonesia. Dia juga mengizinkan pemakaian kamus dan glosarium Pusat Bahasa secara gratis asalkan sumbernya disebut dan bukan untuk kepentingan komersial.

Pusat Bahasa juga tak mau kalah aktif dibanding Ivan dan kawan-kawan dalam melayani pengguna bahasa di dunia maya. Menurut Dendy, lembaganya telah menyajikan secara online 18 ribu istilah dari koleksi glosariumnya, dan 250 ribu istilah lagi sedang disiapkan. Glosarium itu merupakan hasil dari proyek khusus pengembangan peristilahan di berbagai bidang, dari sastra sampai pertanian, dengan melibatkan pakar dari berbagai perguruan tinggi.

Proyek itu sebenarnya sudah dikerjakan Pusat Bahasa sejak 1978, tapi mencapai masa aktifnya pada periode 1985-2005, dengan menghasilkan sekitar 9.000 istilah per tahun. "Kini glosarium itu sudah kami terbitkan sebanyak enam jilid, yang kalau ditumpuk kira-kira setinggi setengah meter," kata Dendy.

Pusat Bahasa, kata Dendy, juga berencana menyajikan bahan-bahan miliknya secara online, seperti naskah pedoman ejaan dan sebuah proyek besar dalam membuat sketsa-sketsa sastra daerah, yang berisi ringkasan berbagai jenis sastra daerah dan contohnya. "Ini memang proyek besar, sama dengan membikin peta bahasa Indonesia," katanya.

Kateglo, yang hingga Rabu pekan lalu telah memuat sekitar 190 ribu lema glosarium, 70 ribu lema kamus dan tesaurus, serta 2.000 lema peribahasa, mulai ramai pengunjung. Ketika pertama kali muncul pada awal Mei lalu, statistiknya baru 100 page views per hari. Kini sudah 1.000 per hari. "Dan trennya terus naik," kata Ivan.

Kurniawan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

55 hari lalu

Siswa SDN 295 Pinrang, Sulawesi Selatan, sedang belajar bahasa daerah aksara Lontara Bugis, Sabtu 13 Februari 2021. TEMPO | Didit Hariyadi
Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.


5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

31 Oktober 2017

Front Page Cantik. Duduk Silang Kaki. shutterstock.com
5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

Tanpa kita sadari, bahasa tubuh seseorang bisa menjadi cermin karakternya.


Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

30 Oktober 2017

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di pendopo Balai Kota Jakarta, Jumat, 27 Oktober 2017. TEMPO/Larissa
Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, idealnya, siswa di DKI juga belajar bahasa daerah.


Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

26 Oktober 2017

Suasana pemandangan Danau Toba yang dilihat dari desa Tongging, Karo, Sumut, Sabtu (25/01). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

Aturan dalam bentuk Perda baru di Sumut itu mewajibkan warga Sumut menggunakan Bahasa Indonesia di tempat umum.


Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

26 Oktober 2017

Ini yang Perlu Dilakukan Agar Efektif Belajar Bahasa Inggris
Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

Belajar bahasa Inggris semakin diperlukan di era global, terutama di kota besar seperti Jakarta


Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

29 Agustus 2017

Ilustrasi bahasa daerah. TEMPO/Imam Sukamto
Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

Potensi punahnya bahasa daerah juga disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat.


3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

4 Mei 2017

sxc.hu
3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

Apa saja tiga bahasa asing yang dianggap paling sulit itu?


Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

2 Februari 2017

sxc.hu
Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage Rahmat Taufiq Hidayat mengatakan karya sastra berbahasa Using masih menjadi perdebatan. Masuk bahasa Jawa atau bukan?


Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

31 Januari 2017

Ilustrasi pria bermain dengan anak-anak. baby.ru
Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

Konon, belajar bahasa Inggris itu lebih baik sejak balita. Fakta atau mitos?


Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

10 Januari 2017

sxc.hu
Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

Orang-orang yang bisa berbahasa asing dapat melihat warna tertentu saat mendengarkan musik, atau menyaksikan huruf-huruf dalam warna spesifik.