Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah AI Bisa Menggantikan Kecerdasan Manusia? Begini Analisis Dosen Unair

image-gnews
Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah membawa perubahan yang mendalam di berbagai aspek kehidupan manusia. World Economic Forum (WEF) memprediksi robot, otomatisasi, dan AI bisa menggantikan pekerjaan manusia. Sekitar 85 juta pekerjaan diprediksi berganti dengan AI pada 2025.

Dosen Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga (Unair) Aziz Fajar mengatakan, meskipun AI dapat menggantikan peran manusia dalam berbagai bidang, kecerdasannya tetap terbatas. AI hanya mampu menggunakan sumber daya yang telah ada, sehingga tidak dapat menciptakan sesuatu yang benar-benar baru. Meskipun demikian, AI masih memiliki keunggulan dalam memberikan manfaat praktis dan dapat diakses kapan pun.

“AI itu hanya sepintar orang yang membuatnya atau membantu membuatnya. Apabila diperhatikan, AI hanya menggunakan sumber daya yang sebenarnya sudah ada, sehingga AI tidak dapat membuat sesuatu yang benar-benar baru, setidaknya untuk saat ini,” kata Aziz melalui keterangan tertulis, Selasa, 26 Maret 2024.

Meskipun demikian, kecepatan AI dalam memproses informasi dan menghasilkan output telah mengesankan banyak pihak. Aziz mencontohkan teknologi chatGPT yang merupakan bagian dari generative AI. Meskipun informasi yang diberikan oleh chatGPT dapat ditemukan di internet, AI ini memberikan manfaat praktis karena dapat diakses dan ditanyakan kapan saja.

Regulasi dan Etika 

Menurut Aziz, regulasi yang tepat sangat diperlukan untuk mengendalikan perkembangan AI dan memastikan penggunaannya sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang berlaku. Meskipun etika dalam pembuatan AI biasanya diajarkan dalam pendidikan formal, tidak semua individu akan mematuhi aturan tersebut. Oleh karena itu, kata Aziz perlu ada regulasi yang ketat untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Orang yang menyalahgunakan AI, misalnya untuk membuat hoax atau membuat gambar yang tidak pantas, bisa dipenjara. Sedangkan untuk pembuat AI tentu sulit untuk dihukum karena bisa saja ketika membuat AI-nya tidak dimaksudkan untuk hal-hal tersebut, tapi ternyata disalahgunakan,” katanya.

Manfaat Praktis

Walau  terdapat risiko dan keterbatasan, Aziz mengatakan bahwa banyak sektor yang telah memanfaatkan kemampuan AI untuk mempermudah pekerjaan manusia. Dalam hal itu, peran manusia tetap sangat penting dalam mengarahkan dan mengontrol penggunaan AI.

“AI bukanlah musuh, melainkan alat bantu yang dapat memudahkan proses kerja manusia. Seperti halnya telepon dan kalkulator, AI menjadi alat yang memperluas kemampuan manusia dalam berkomunikasi dan melakukan perhitungan,” ucapnya.

Pilihan Editor: Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


OpenAI Meluncurkan GPT4o, Mengenal Model AI Baru Ini

44 menit lalu

OpenAI. openai.com
OpenAI Meluncurkan GPT4o, Mengenal Model AI Baru Ini

OpenAI mengumumkan peluncuran model kecerdasan buatan generatif baru bernama GPT-4o


Dampak Teknologi AI, Bisa Tahan dan Serang Pengguna Teknologi dalam Waktu Bersamaan

2 jam lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Dampak Teknologi AI, Bisa Tahan dan Serang Pengguna Teknologi dalam Waktu Bersamaan

Teknologi AI yang berkembang bisa membawa dampak negatif dan positif.


Kemendikbud Tanggapi Demo Mahasiswa Protes UKT Naik: Sebagian Besar Kampus Aman-Aman Saja

3 jam lalu

Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Tjitjik Sri Tjahjandarie, dalam acara Taklimat Media tentang Penetapan Tarif UKT di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri di Gedung Kemendikbudristek, pada Rabu, 15 Mei 2024. TEMPO/Yohanes Maharso
Kemendikbud Tanggapi Demo Mahasiswa Protes UKT Naik: Sebagian Besar Kampus Aman-Aman Saja

Kemendikbud mengklaim, aksi protes mengenai kenaikan UKT tidak terjadi pada seluruh PTN di Indonesia, namun hanya sebagian kecil.


Kumpulan Kisah Peserta UTBK-SNBT: Sulitnya Soal PKPM hingga Diinfus di Ruang Ujian

9 jam lalu

Peserta mengantre saat mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) pada gelombang ke-2 di Universitas Negeri Jakarta, Polo Gadung, Jakarta Timur, Selasa, 14 Mei 2024. Total peseta UTBK UNJ ada sebanyak 30.364 orang yang dibagi menjadi 132 sesi dan per harinya dilakukan 2 sesi ujian, sebagai informasi UTBK UNJ gelombang ke-2 berlangsung pada 14-20 Mei 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kumpulan Kisah Peserta UTBK-SNBT: Sulitnya Soal PKPM hingga Diinfus di Ruang Ujian

Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2024 kemarin meninggalkan sederet kisah dari peserta.


OpenAI Luncurkan GPT-4o, Model AI yang Lebih Pintar Merespons Perintah Suara

12 jam lalu

Chatgpt. Shutterstock
OpenAI Luncurkan GPT-4o, Model AI yang Lebih Pintar Merespons Perintah Suara

Model ChatGPT terbaru, GPT-4o lebih handarl merespons perintah dari pengguna., terutama yang berupa input suara.


Rektor Unair Sebut Indonesia Emas 2045 Bisa Dipercepat Jadi 2034 dengan Cara Ini

12 jam lalu

Rektor UNAIR Prof Nasih saat memberikan penghargaan wisudawan terbaik sekaligus doktor termuda UNAIR Maria Apriliani Gani. Foto: UNAIR
Rektor Unair Sebut Indonesia Emas 2045 Bisa Dipercepat Jadi 2034 dengan Cara Ini

Rektor Unair sebut Indonesia Emas bisa dipercepat.


Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

12 jam lalu

Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 AstraZeneca saat vaksinasi COVID-19 massal pelaku transportasi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis, 10 Juni 2021. Vaksinasi massal itu digelar karena pelaku transportasi publik melakukan mobilitas dan interaksi dengan masyarakat yang tinggi sehingga berisiko terpapar COVID-19. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.


Bersaing Membuat Film Pendek dengan AI, Mengenal Cinema Synthetica

19 jam lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Bersaing Membuat Film Pendek dengan AI, Mengenal Cinema Synthetica

Kompetisi Cinema Synthetica menantang para sineas muda untuk membuat film pendek menggunakan kecerdasan buatan atau AI


Dibanderol Hingga Rp 75 Juta, Begini Spesifikasi Laptop Gaming Terbaru Asus

19 jam lalu

Tampilan laptop gaming Asus ROG Strix Scar 18 Seri G834JYR (Dok. Istimewa)
Dibanderol Hingga Rp 75 Juta, Begini Spesifikasi Laptop Gaming Terbaru Asus

Laptop AsusROG Strix Scar 18 (G834JYR) yang rilis pada awal 2024 diklaim memiliki performa lengkap. Masuk segmen laptop premium seharga Rp 75 juta.


Rektor Unair Klaim UKT Perguruan Tinggi di Indonesia Sudah Lama Tidak Naik

22 jam lalu

Rektor UNAIR Prof Nasih saat acara Tasyakuran Dies Natalis ke-68 UNAIR. Foto: PKIP UNAIR
Rektor Unair Klaim UKT Perguruan Tinggi di Indonesia Sudah Lama Tidak Naik

Kata Rektor Unair soal UKT di perguruan tinggi.