Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hadapi Tantangan Iklim, World Water Forum ke-10 Inisiasi Pusat Keunggulan Ketahanan Air dan Iklim di Asia Pasifik

image-gnews
Wisatawan asing melintas di samping baliho World Water Forum ke-10 di kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat 17 Mei 2024. Pemerintah memasang penjor, baliho dan spanduk di sejumlah jalan protokol di Bali untuk memeriahkan World Water Forum ke-10 yang akan berlangsung pada 18-25 Mei 2024. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Wisatawan asing melintas di samping baliho World Water Forum ke-10 di kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat 17 Mei 2024. Pemerintah memasang penjor, baliho dan spanduk di sejumlah jalan protokol di Bali untuk memeriahkan World Water Forum ke-10 yang akan berlangsung pada 18-25 Mei 2024. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - World Water Forum ke-10 menggagas pembentukan Pusat Keunggulan Ketahanan Air dan Iklim atau Center of Excellence (CoE) on Water and Climate Resilience di kawasan Asia Pasifik.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan pusat unggulan ini dinilai akan menjadi platform kolaborasi bagi negara-negara di dunia belahan selatan yang sering mengalami masalah kebencanaan terkait dengan air dan pengelolaan air.

“Kolaborasi dan kemitraan adalah hal yang terpenting dalam CoE. Hal ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, sektor swasta, dan akademisi,” kata Dwikorita di Nusa Dua Bali, Kamis, 23 Mei 2024.

Kemitraan sangat penting untuk memanfaatkan beragam sumber daya, keahlian, dan teknologi yang diperlukan agar CoE mampu mengatasi berbagai masalah terkait air dan iklim secara efektif. Menurut Dwikorita, sebagai negara kepulauan, Indonesia berada di garda depan dalam menghadapi tantangan lingkungan dan iklim ini. 

Ia mengatakan banyak tantangan yang dihadapi Indonesia dalam 30 tahun terakhir mengatasi krisis air. Namun, Indonesia terus memiliki inovasi pengembangan teknologi dan melakukan pengembangan penelitian.

Dwikorita juga menuturkan setiap negara sebenarnya sudah memiliki CoE masing-masing, misalnya Indonesia dengan CoE Weather and Climate yang fokus untuk melatih kepakaran dalam bidang sumber daya manusia dan mendapatkan dukungan dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). "Lebih dari 13 tahun juga sudah ada Sabo Center, di mana teknologi Sabo diperkenalkan kepada pakar-pakar muda di bidang terkait di Asia Pasifik dan Afrika," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai informasi, sabo berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang yaitu “sa” yang berarti pasir dan “bo” yang berarti pengendalian. Teknologi sabo adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengantisipasi aliran debris dan pengendalian sedimen dalam suatu bentang alam, khususnya sungai pada gunung.

Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja mengatakan bahwa CoE menjadi  jawaban dari tantangan iklim yang kita hadapi sekarang di dunia.

Endra mengatakan bahwa dalam pendirian CoE itu, Indonesia akan menyasar penguatan kerja sama Selatan-Selatan atau South-South Cooperation (SSC).

Melalui CoE, kata Endra, negara-negara Selatan yang memiliki masalah terkait banjir, sedimen akibat erupsi yang merusak sungai, dan masalah pengelolaan air lainnya akan saling mengedukasi, bertukar pikiran, serta berbagi pengalaman untuk mencari solusi terbaik yang dapat diimplementasikan secara nyata. “Centre of Excellence ini adalah jawaban dari tantangan iklim yang kita hadapi sekarang di dunia,” ujar dia. 

Pilihan Editor: Darurat Judi Online, Kominfo Blokir 20 Ribu Lebih Keyword di Medsos Sejak November 2023

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Invasi Rusia di Ukraina Sebabkan Emisi 175 Juta Ton Karbon Dioksida

3 hari lalu

Seorang petugas  memadamkan sisa-sisa rudal dari serangan Rusia yang diduga merupakan buatan Korea Utara, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Kharkiv, Ukraina 2 Januari 2024.  REUTERS/Vyacheslav
Invasi Rusia di Ukraina Sebabkan Emisi 175 Juta Ton Karbon Dioksida

Kerugian iklim yang disebabkan oleh invasi Rusia di Ukraina mencapai jumlah US$32 miliar.


Pertanyakan Keseriusan Proyek Air Bersih di Jakarta dan IKN, Walhi: Sering Kali Hanya Klaim

18 hari lalu

Potret Bendungan Sepaku Semoi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Senin, 6 Mei 2024. Bendungan Sepaku Semoi akan menyuplai air baku untuk Ibu Kota Nusantara (IKN). TEMPO/Riri Rahayu.
Pertanyakan Keseriusan Proyek Air Bersih di Jakarta dan IKN, Walhi: Sering Kali Hanya Klaim

Lokasi sumber air dinilai tidak bakal cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk di IKN.


Kualitas Air Rendah, 68 Persen Sungai Jakarta Tercemar Berat

18 hari lalu

Anak mencari ikan di kali Batang Hari, anak sungai Ciliwung, di kawasan jalan Gajah Mada, Taman Sari, Jakarta, Sabtu, 25 Mei 2024. Ditengah naiknya volume air akibat diguyur hujan terus menerus, anak-anak hingga pekerja memanfaatkan untuk mencari ikan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kualitas Air Rendah, 68 Persen Sungai Jakarta Tercemar Berat

Tekanan pada sektor kualitas air berasal dari peningkatan kebutuhan air bersih oleh industri manufaktur dan pemukiman.


Top 3 Tekno: Turbulensi Singapore Airlines, Beda Penerapan UKT, dan Alokasi Dana Subak

21 hari lalu

Interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 digambarkan setelah pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, 21 Mei 2024. REUTERS/Stringer
Top 3 Tekno: Turbulensi Singapore Airlines, Beda Penerapan UKT, dan Alokasi Dana Subak

Penjelasan soal turbulensi cuaca cerah pada insiden Singapore Airlines SQ321 menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno, Ahad, 26 Mei 2024.


Australia dan Indonesia Kerja Sama Proyek Perlindungan Sumber Daya Air

21 hari lalu

Presiden Joko Widodo (depan, kiri) berfoto bersama Presiden World Water Council Loic Fauchon (depan, kanan) dan sejumlah pengurus World Water Council sebelum Pertemuan Tingkat Tinggi World Water Forum ke-10 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin 20 Mei 2024. ANTARA FOTO/Media Center World Water Forum 2024/Bayu Pratama S
Australia dan Indonesia Kerja Sama Proyek Perlindungan Sumber Daya Air

Dalam kesempatan World Water Forum 2024, Australia dan Indonesia berkomitmen memperkuat kerja sama perlindungan sumber daya air


Soal Intimidasi Acara PWF 2024 Bali, Penjabat Gubernur Klaim Tidak Melarang

23 hari lalu

Hotel Oranjje di Denpasar, Bali, yang menjadi lokasi pengganti pelaksanaan acara People's Water Forum 2024 setelah panitia harus memindahkannya dari Kampus ISI Denpasar, Selasa 21 Februari 2024. Gelaran yang mengiringi World Water Forum ke-10 di Nusa Dua itu mengalami intimidasi aparat di lokasi yang pertama dan pembubaran paksa oleh ormas di tempat yang kedua. Tempo/Irsyan
Soal Intimidasi Acara PWF 2024 Bali, Penjabat Gubernur Klaim Tidak Melarang

Kritik yang dilontarkan PWF pada penyelenggaraan forum air terbesar di dunia di Bali adalah hal biasa.


World Water Forum Ke-10 Sepakati Pendanaan Sektor Air di IKN dan PSN Banten

23 hari lalu

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memberikan sambutan saat upacara penutupan World Water Forum ke-10 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat 24 Mei 2024. ANTARA FOTO/Media Center World Water Forum 2024/Bayu Pratama
World Water Forum Ke-10 Sepakati Pendanaan Sektor Air di IKN dan PSN Banten

World Water Forum ke-10 menghasilkan kesepakatan pendanaan bagi dua proyek infrastruktur yakni Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Karian-Serpong, Banten dan Net-Zero Water Supply Infrastructure Project di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara


Respons KTT World Water Forum, PLN Gandeng Masyarakat Kembangkan Hutan Mangrove di Pesisir Bali

23 hari lalu

Ilustrasi hitan magrove. pexels
Respons KTT World Water Forum, PLN Gandeng Masyarakat Kembangkan Hutan Mangrove di Pesisir Bali

PLN bersama masyarakat mengembangkan hutan mangrove di Bali.


Pertamina Buka Peluang Sinergi Berbagai Negara untuk Pelestarian Air dan Lingkungan di WWF 2024

23 hari lalu

Pertamina Buka Peluang Sinergi Berbagai Negara untuk Pelestarian Air dan Lingkungan di WWF 2024

Pertamina menunjukkan berbagai upaya dan inovasi yang dilakukan Pertamina Grup secara keseluruhan, dalam kaitannya dengan konservasi air, pelestarian alam dan lingkungan.


Pusat Kajian Hukum UGM Sikapi Pelanggaran HAM yang Dialami Masyarakat Sipil di Bali saat World Water Forum 2024 Digelar

23 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Pusat Kajian Hukum UGM Sikapi Pelanggaran HAM yang Dialami Masyarakat Sipil di Bali saat World Water Forum 2024 Digelar

Pusat Kajian Hukum dan Keadilan Sosial Fakultas Hukum UGM merespons peristiwa pelanggaran HAM penyelenggaraan PWF 2024 di Bali.