Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tolak Investor Tambang, Warga Dairi Lakukan Tari Tor-tor di Depan Kedutaan Besar Cina

image-gnews
Demonstrasi Warga Kabupaten Dairi yang menolak pembukaan tambang dengan bantuan investasi dari Cina berlangsung di depan Kedubes Cina, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2024. Tempo/Irsyan
Demonstrasi Warga Kabupaten Dairi yang menolak pembukaan tambang dengan bantuan investasi dari Cina berlangsung di depan Kedubes Cina, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2024. Tempo/Irsyan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lantunan musik khas Batak mengiringi empat orang yang melakukan tari Tor-tor di Depan Kedutaan Besar Cina, Jakarta Selatan, Selasa, 12 Juni 2024, untuk menolak rencana tambang Dairi Prima Mineral (DPM) di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.

"Kami meminta Pemerintah Cina untuk membatalkan pinjaman ke PT DPM untuk membuka tambang Diari karena kami hidup dari pertanian, bukan dari pertambangan," kata salah satu orator di sela-sela demonstrasi yang ikuti 25 orang tersebut.

Selain melakukan demo di Kedubes Cina, peserta aksi yang berasal dari Dairi tersebut melakukan aksi di Kantor Mahkamah Agung. Pihak pengadu dalam kasus menentang Persetujuan Lingkungan ke pengadilan, Rainim Purba, mengatakan aksi ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa tambang tersebut dapat menimbulkan risiko yang berat dan mematikan bagi desa-desa sekelilingnya. 

"Kelompok lingkungan dan HAM, juga pakar tambang internasional, menekankan bahwa situasi ini seperti tes litmus bagi masa depan keselamatan tambang di Indonesia, dengan implikasi luas terhadap reputasinya sebagai pusat kegiatan tambang yang bertanggung jawab, termasuk juga terhadap mineral 'transisi' yang digunakan dalam teknologi energi hijau," kata Raini.

Demonstrasi di luar Kedutaan Besar Cina, kata dia, merupakan tanggapan atas berita terbaru yang mengatakan bahwa sebuah perusahaan yang dikendali pemerintah Tiongkok telah mengumumkan akan memberikan dana ratusan juta dolar untuk membantu agar proyek bisa berlanjut. 

"Kami menuntut Pemerintah Cina, sebagai pemegang saham dari investor terbesar dan pengembang proyek, beserta regulator perusahaan-perusahaan ini, agar segera menghentikan pembangunan dan pendanaan proyek DPM," katanya.

Sebelumnya, pada 27 April 2024, China Nonferrous Metal Industry's Foreign Engineering and Construction Co., Ltd. (NFC), perusahaan induk Dairi Prima Minerals (DPM), mengungkapkan bahwa Carren Holdings Corporation Limited akan meminjamkan US$ 245 juta kepada DPM untuk pembangunan proyek seng dan timbal di dekat Parongil, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.

Carren Holdings Corporation Limited terdaftar di Hong Kong dan sepenuhnya dimiliki oleh CNIC Corporation Limited, yang juga terdaftar di Hong Kong. CNIC Corporation dikuasai utamanya oleh China's State Administration of Foreign Exchange (SAFE). 

Pinjaman tersebut, kata Raini, muncul setelah pakar keselamatan tambang internasional mengonfirmasi bahwa proyek DPM menimbulkan risiko berat bagi masyarakat dan lingkungan, termasuk risiko bendungan tailing yang direncanakan ini akan runtuh.

Jika ini terjadi, menurut dia, banjir yang membawa jutaan ton limbah tambang yang beracun pasti akan merenggut nyawa banyak penduduk desa yang tinggal di hilir. "Proyek ini sebagaimana sudah dirancang tidak akan mendapatkan izin jika dibangun di Tiongkok karena tidak memenuhi standar keselamatan di Tiongkok, dengan jarak bendungan tailing kurang dari 1.000 meter ke hulu dari banyak perumahan penduduk."

"Pada Agustus 2022, meskipun mengetahui bahayanya tambang, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia memberikan proyek ini Persetujuan Lingkungan," kata dia menambahkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Raini mengatakan telah melayangkan gugatan perihal bahaya tersebut ke  PTUN Jakarta. Menurut dia, pengadilan berpihak kepada pengaduan masyarakat dan memutuskan agar Persetujuan Lingkungan tersebut dibatalkan.

"Pengadilan mengakui bahwa area tambang DPM rawan bencana dan karenanya tidak cocok untuk tambang. DPM dan Kementerian mengajukan banding ke PT TUN. Keputusan banding dimenangkan oleh DPM dan Kementerian. Masyarakat pengadu telah meminta peninjauan oleh MA, yang saat ini tengah berjalan," ungkap Raini.

Rainim mengaku heran bahwa sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh Pemerintah Cina akan setuju mendanai proyek yang membawa bencana, sementara kasus hukumnya masih berjalan. "Mungkin selama ini mereka tidak pernah diberi tahu mengenai risiko-risikonya.”

Warga Dairi lain yang tinggal di Desa Sumbari, Mangatur Lumbantoruan, mengatakan publik sudah tahu apa yang bisa terjadi pada bendungan tailing di atas tanah yang tidak stabil. Hal ini bisa merenggut nyawa manusia dan menghancurkan lingkungan. "Seluruh permukaan tanah di area itu tidak stabil. Mengapa lembaga negara Tiongkok ini mendanai sesuatu yang akan membunuh kita, yang bahkan tak akan diizinkan di Tiongkok sendiri," ungkapnya.

Rainim melanjutkan bahwa masyarakat Dairi mengutuk pendanaan tambang DPM. "Saya mengutuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena memberikan Persetujuan Lingkungan DPM. Seolah kedua pemerintah, Indonesia dan Tiongkok, tidak peduli dengan rakyat ataupun lingkungan.”

Tongam Panggabean, Direktur BAKUMSU, LSM yang membantu komunitas untuk masalah hukum, mengatakan kebocoran bendungan tailing di Brasil pada tahun 2015 telah mengakibatkan BHP, perusahaan penambangan terbesar dunia, menawarkan kompensasi sebesar U$ 25,7 miliar dolar karena runtuhnya bendungan tailing.

Ia menambahkan, runtuhnya bendungan tailing di Brasil mengakibatkan hilangnya 272 jiwa, hancurnya desa-desa, dan teracuninya sistem sungai. Para pakar sudah mengatakan bahwa bendungan yang diusulkan DPM dapat mengakibatkan kerusakan yang sama. "Jujur, saya terkejut lembaga Pemerintah Cina bisa ada di balik proyek DPM, terlebih dengan risiko-risiko ini. Sungguh tidak ada manfaatnya," ungkapnya.

Muhammad Jamil dari JATAM, sebuah jaringan masyarakat yang terdampak penambangan di seluruh Indonesia, mengatakan ada ribuan orang di Dairi dan Aceh yang dapat terkena dampak negatif dari tambang DPM ini. Menurut dia, pembiayaan dan persetujuan yang diberikan kepada tambang yang terkait dengan bencana terjadi di seluruh Indonesia. "Masyarakat tidak seharusnya menjadi korban dari keputusan finansial yang dilakukan secara gegabah," ujarnya.

Perwakilan masyarakat Dairi lainnya, Mangatur Lumbantoruan, mengatakan belum terlambat agar investor dari Cina ini membatalkan pemberian dana ke PT DPM. "Mungkin hanya kurang diberi informasi. Jika memang demikian, mereka seharusnya menarik dukungan mereka," kata dia dalam orasinya.

Pilihan Editor: Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 95W, Hujan Ringan Mendominasi, Waspadai Gelombang Tinggi dan Banjir Rob

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan di Balik Keputusan Jokowi Memberi Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan

4 jam lalu

Presiden Joko Widodo menyapa anak-anak yang menyambutnya saat tiba di Istora Papua Bangkit, Jayapura, Selasa 23 Juli 2024. Presiden menghadiri peringatan Hari Anak Nasional Ke-40 bertema
Alasan di Balik Keputusan Jokowi Memberi Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi blak-blakan soal alasan di balik penerbitan PP Nomor 25 Tahun 2024 yang mengatur pemberian izin usaha pertambangan atau IUP untuk ormas keagamaan.


ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

11 jam lalu

Teleskop radio yang dibangun ITB di Observatorium Bosscha mirip dengan alat serupa di Ishioka Jepang ini. (Sumber www.gsi.go.jp)
ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

Teleskop radio hibah dari Cina itu berdiameter 13 meter. ITB akan alihkan teleskop radio yang lama diameter 6 meter untuk praktikum dan riset.


Jerman minta Cina Berhenti Dukung Rusia dalam Perang Ukraina

12 jam lalu

Foto udara bangunan hancur di Mariupol, Ukraina, 24 Desember 2022. Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022 hingga saat ini. Akibat peperangan tersebut, ribuan orang tewas dan jutaan warga Ukraina meninggalkan negaranya. REUTERS/Pavel Klimov
Jerman minta Cina Berhenti Dukung Rusia dalam Perang Ukraina

Jerman mendesak Cina untuk mengakhiri dukungannya terhadap Rusia dalam perang Ukraina demi perdamaian


Jenderal AS Akui Belum Lihat Rencana Pascaperang Gaza yang Jelas dari Israel

16 jam lalu

Jenderal AS Akui Belum Lihat Rencana Pascaperang Gaza yang Jelas dari Israel

Jenderal tertinggi Angkatan Udara AS mengatakan sejauh ini tidak banyak detail yang dapat dilihat dari rencana pascaperang Israel di Gaza.


Mendagri Tito Karnavian Berharap Indonesia seperti Cina

18 jam lalu

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian bersama wakil ketua KPK, lexander Marwata, memberikan keterangan kepada awak media seusai mengikuti Rakornas Penguatan Komitmen Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Dalam Pemberantasan Korupsi, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Senin, 8 Juli 2024. KPK, Kementerian Dalam Negeri dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan berkomitmen untuk memperkuat peran dan kapasitas Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) meningkatkan kapasitas, penguatan kelembagaan, pengendalian dan pengawasan serta koordinasi pencegahan korupsi. TEMPO/Imam Sukamto
Mendagri Tito Karnavian Berharap Indonesia seperti Cina

Indonesia bisa mencapai tingkat yang sama seperti Cina dengan memanfaatkan sumber daya alam secara efektif dan konsisten.


Retno Marsudi Minta Cina Ikut Jaga Perdamaian

21 jam lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara dengan Tempo di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Retno Marsudi Minta Cina Ikut Jaga Perdamaian

Retno Marsudi mengingatkan kemitraan ASEAN-Cina yang sudah lebih dari tiga dekade, harus saling memberikan manfaat.


Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah, Berawal dari Sekolah Rakyat

1 hari lalu

Logo Muhammadiyah. ANTARA/HO-istimewa
Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah, Berawal dari Sekolah Rakyat

Pendirian Muhammadiyah diawali oleh keberadaan Sekolah Rakyat bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang didirikan KH. Ahmad Dahlan.


Kelompok Pemberontak Myanmar Klaim Berhasil Rebut Markas Besar Junta Dekat Perbatasan Cina

1 hari lalu

Pemandangan umum kamp kelompok pemberontak etnis Myanmar Front Nasional Chin terlihat di sisi Myanmar perbatasan India-Myanmar dekat desa Farkawn di India di negara bagian timur laut Mizoram, India, 13 Maret 2021 REUTERS/Rupak De Chowdhuri
Kelompok Pemberontak Myanmar Klaim Berhasil Rebut Markas Besar Junta Dekat Perbatasan Cina

Kelompok etnis MNDAA mengklaim berhasil merebut markas besar junta militer Myanmar di kota Lashio, dekat perbatasan dengan Cina.


Muhammadiyah Jadi Ormas Keagamaan Kedua setelah NU yang Siap Terima IUPK, Cek Persyaratannya

1 hari lalu

Petugas mengoperasikan
Muhammadiyah Jadi Ormas Keagamaan Kedua setelah NU yang Siap Terima IUPK, Cek Persyaratannya

Muhammadiyah menjadi ormas keagamaan besar kedua, yang mau menerima izin usaha pertambangan atau IUP dari pemerintah setelah PBNU.


Sempat Gamang, Muhammadiyah Akhirnya Ikuti Langkah PBNU Terima Izin Usaha Pertambangan

1 hari lalu

Anwar Abbas. muhammadiyah.or.id
Sempat Gamang, Muhammadiyah Akhirnya Ikuti Langkah PBNU Terima Izin Usaha Pertambangan

Pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas, mengatakan keputusan menerima izin pertambangan (IUP) diambil saat rapat pleno.