Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jerat Babi Akhiri Hidup Harimau Sumatera di Sungai Pua Sumbar

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Petugas BKSDA Sumbar sedang mengevakuasi harimau sumatera yang mati terjerat, Kamis, 25 Juli 2024. Antara/Yusrizal.
Petugas BKSDA Sumbar sedang mengevakuasi harimau sumatera yang mati terjerat, Kamis, 25 Juli 2024. Antara/Yusrizal.
Iklan

TEMPO.CO, Lubuk Basung - Simar, warga Sungai Pua, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terkesiap begitu melihat seekor harimau sumatera terjerat di lokasi semak-semak di samping sawahnya pada Kamis, 25 Juli 2024, sekitar pukul 15.00 WIB.

Ia takut melihat ada seekor satwa dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem itu terjebak dalam perangkap. Ia segera meninggalkan lokasi lalu mengabarkan ke warga lainnya.

Mendapat laporan itu, sejumlah warga Sungai Taleh Nagari Baringing, Kecamatan Palembayan, mencoba untuk mengambil tindakan. Namun, mereka gagal, sehingga salah seorang warga, Yonri Henrik, melaporkan kejadian itu ke Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringing sekitar pukul 15.30 WIB.

Ketua Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringin Naswir mengirim anggota ke lokasi untuk memastikan harimau tersebut terjerat dan segera mengamankan satwa tersebut. Harimau tersebut sempat terekam kamera jebak yang dipasang Tim Pagari Baringing pada April 2024. Dari tanda kaki depan kiri yang puntung, diduga akibat terkena jerat babi hutan pada akhir 2023.

Sebagian anggota lainnya mencegah warga tidak mendekati harimau sembari melaporkan kejadian itu ke Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar.

Dari pantauan anggota Tim Pagari Baringing, kala itu satwa tersebut masih agresif dan mengeluarkan auman. Namun, ketika petugas BKSDA Sumbar ke lokasi pukul 19.10 WIB, harimau itu ternyata sudah mati, padahal sempat mengeluarkan suara sekitar pukul 18.30 WIB

Evakuasi 

Sesampainya petugas BKSDA Sumbar di lokasi, harimau sudah tergeletak dengan seutas kawat gas sepeda motor yang digunakan warga untuk menjerat babi hutan. Petugas mencoba untuk memeriksa detak jantung dan mata satwa itu, namun sudah tidak ada detak jantung bergetar, bola matanya pun tidak merespons.

Akhirnya, harimau itu dievakuasi dari lokasi menuju kendaraan menggunakan jaring tali yang sengaja dibawa oleh petugas ke Jorong Sungai Pua, Nagari Sungai Pua. Evakuasi itu melibatkan petugas Resor Konservasi Wilayah I Panti, Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSA, Tim Pagari Baringin, dan masyarakat setempat.

Evakuasi tersebut cukup sulit mengingat medan yang dilalui sangat licin berupa sawah yang baru ditanami padi oleh warga. Di tengah kegelapan malam, tim yang memikul harimau berjalan secara meraba-raba menuju Sungai Pua. Dengan kondisi itu, evakuasi harimau dengan jarak sekitar 500 meter membutuhkan waktu nyaris 1 jam, dimulai pukul 19.39 WIB sampai 20.35 WIB.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Seksi Wilayah I Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar Antonius Vevri menyatakan harimau langsung dibawa ke Rumah Sakit Hewan Sumbar di Padang untuk di nekropsi untuk memastikan kematian satwa selain terjerat. Di Rumah Sakit Hewan Sumbar, tim medis langsung melakukan nekropsi, dimulai dari mengukur taring, telapak kaki, dan lainnya.

Kepala Rumah Sakit Hewan Provinsi Sumatera Barat drh. Idham Fahmi menyatakan kematian harimau sumatera dengan nama Latin Panthera tigris sumatrae itu akibat tulang rawan trakea atau batang tenggorokan pecah.

Sebelum dibuka saat nekropsi, ia mendapati  tulang rawan trakea mengalami pecah akibat trauma hiperemia atau darah yang mengalir lebih banyak dari biasanya sehingga ia bisa menduga kematian akibat gagal pernapasan.

Gagal pernapasan itu disebabkan benda melilit di leher harimau betina sehingga udara dari luar ke paru-paru tidak bisa mengalir. Akibatnya, harimau sumatera tersebut mengalami sesak napas lalu mati.

Rumah Sakit Hewan Sumbar mengirimkan beberapa sampel organ tubuh harimau ke Laboratorium Veteriner Bukitinggi. Hasilnya bisa keluar 5--7 hari ke depan. Usai bedah bangkai atau nekropsi dilakukan, jasad harimau langsung dikuburkan di halaman belakang kantor BKSDA Sumbar.

Ke depan, BKSDA Sumbar bakal "menyapu" jerat babi yang dipasang dan melakukan sosialisasi secara intens kepada warga agar tidak memasang jerat yang berdampak terhadap harimau maupun satwa dilindungi lainnya.

Warga juga diingatkan tidak melakukan aktivitas di kebun mulai dari pukul 17.00 WIB sampai 08.00 serta mengandangkan ternak agar tidak dimangsa satwa predator.

Pilihan Editor: Top 3 Tekno: Prediksi Hujan Lebat di Jawa Barat pada Akhir Pekan, Risiko Aborsi, Cuaca Jakarta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sebagian Buaya yang Lepas di Cianjur Mati saat Dievakuasi

5 hari lalu

Seekor buaya muara ditemukan di Kabupaten Langkat, dan dititipkan di Penangkaran Asam Kumbang Medan akhirnya mati. (ANTARA/ Ilustrasi.)
Sebagian Buaya yang Lepas di Cianjur Mati saat Dievakuasi

Puluhan buaya yang lepas karena jebolnya penangkaran di Cianjur dipindahkan ke Sumatera Selatan


Polda Kepri Gagalkan Penyelundupan 10 Kura-kura ke Singapura dan Malaysia

5 hari lalu

Konferensi pers Ditreskrimsus Polda Kepri  tentang penyelundupan 10 ekor kura-kura ke Singapura dan Malaysia di Polda Kepri, Senin 28 Oktober 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Polda Kepri Gagalkan Penyelundupan 10 Kura-kura ke Singapura dan Malaysia

Kota Batam, Provinsi Kepri, rawan menjadi lokasi transit penyelundupan hewan, dari anakan buaya hingga benih bening lobster.


BKSDA Maluku Lepas 32 Satwa Dilindungi Hasil Penyelamatan

8 hari lalu

Seekor buaya yang dilepasliarkan oleh BKSDA Sumsel di kawasan SM Padang Sugihan. Dok BKSDA
BKSDA Maluku Lepas 32 Satwa Dilindungi Hasil Penyelamatan

BKSDA Maluku melepas 32 satwa dilindungi ke kawasan konservasi Suaka Alam Gunung Sahuwai.


Evakuasi Puluhan Buaya Besar dari Penangkaran yang Jebol di Cianjur Diklaim Sudah Tuntas

10 hari lalu

Karyawan penangkaran buaya di Kampung Gunung Calung, Kelurahan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menangkap dua ekor buaya yang kabur di area galian pasir, Kamis (3/10/2024). ANTARA/Ahmad Fikri
Evakuasi Puluhan Buaya Besar dari Penangkaran yang Jebol di Cianjur Diklaim Sudah Tuntas

Dari 80 yang pernah dititipkan di penangkaran buaya di Cianjur, hanya ditemukan 64. Dari jumlah itu berkurang lagi di penangkaran tujuan.


BKSDA Bogor Evakuasi Puluhan Buaya Muara Jumbo dari Cianjur ke Sumatera Selatan, Setelah Sempat Lepas

17 hari lalu

Karyawan penangkaran buaya di Kampung Gunung Calung, Kelurahan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menangkap dua ekor buaya yang kabur di area galian pasir, Kamis (3/10/2024). ANTARA/Ahmad Fikri
BKSDA Bogor Evakuasi Puluhan Buaya Muara Jumbo dari Cianjur ke Sumatera Selatan, Setelah Sempat Lepas

Kawanan buaya muara itu sempat lepas dari penangkaran dan masuk pemukiman warga dan aliran sungai di Kelurahan Sayang, Cianjur.


Greenpeace: Hutan Indonesia Jadi Perkebunan Sawit Meningkat Drastis 5 Tahun Terakhir

24 hari lalu

Lahan bukaan baru perkebunan sawit PT Sinar Kencana Inti Perkasa (SKIP) Senakin Estate di Desa Sembilang, Kecamatan Kelumpang Tengah, Kabupaten Kotabaru pada 13 November 2023. BanjarHits/Diananta P. Sumedi
Greenpeace: Hutan Indonesia Jadi Perkebunan Sawit Meningkat Drastis 5 Tahun Terakhir

Greenpeace mencatat 183.687 hektare habitat orang utan di Sumatera dan Kalimantan telah diganggu oleh perkebunan sawit. Belum harimau dan gajah.


Tak Cukup ke Kebun Binatang, Ini Tips Belajar Konservasi dari Medina Kamil

27 hari lalu

Outdoor Enthusiast, Medina Kamil, saat ditemui usai acara diskusi Muda-Mudi Konservasi di Sarinah, Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Tak Cukup ke Kebun Binatang, Ini Tips Belajar Konservasi dari Medina Kamil

Medina Kamil hadir di acara diskusi Konservasi Muda-Mudi di Sarinah, Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024.


Sejumlah buaya lepas di Cianjur, Begini Tips Menghindari Serangannya

27 hari lalu

Karyawan penangkaran buaya di Kampung Gunung Calung, Kelurahan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menangkap dua ekor buaya yang kabur di area galian pasir, Kamis (3/10/2024). ANTARA/Ahmad Fikri
Sejumlah buaya lepas di Cianjur, Begini Tips Menghindari Serangannya

5 Tips menghindari serangan buaya ini bisa berguna jika tak sengaja bertemu mereka


Puluhan Harimau dan Satwa Dilindungi di Kebun Binatang Vietnam Mati karena Flu Burung

27 hari lalu

Ilustrasi Harimau Bengal. Tigers World Com
Puluhan Harimau dan Satwa Dilindungi di Kebun Binatang Vietnam Mati karena Flu Burung

Hewan-hewan di kebun binatang Vietnam menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan penyakit sebelum akhirnya mati. Ada wabah flu burung.


Kasus Landak Jawa, Medina Kamil Sebut Pentingnya Edukasi tentang Satwa Liar yang Dilindungi

28 hari lalu

Outdoor Enthusiast, Medina Kamil, saat ditemui usai acara diskusi Muda-Mudi Konservasi di Sarinah, Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Kasus Landak Jawa, Medina Kamil Sebut Pentingnya Edukasi tentang Satwa Liar yang Dilindungi

Edukasi terhadap satwa dilindungi beserta aturannya sangat penting digencarkan.