TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Raiyan Fajri, berkesempatan untuk mengenyam pendidikan di luar negeri. Ia merupakan salah satu mahasiswa yang lolos program Indonesian International Student Mobility Awards atau IISMA 2024.
IISMA merupakan program beasiswa dari pemerintah yang mewadahi mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan di universitas terkemuka luar negeri. Selama kurang lebih satu semester, Raiyan akan menempuh pendidikan di University of Groningen sebagai awardee IISMA.
Raiyan mengatakan bahwa dorongan besar mengikuti program IISMA adalah untuk mempelajari perkembangan bisnis di Eropa. Terutama terkait manajemen inovasi dan kebijakan publik. “Saya sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), sangat tertarik mempelajari perkembangan bisnis di Eropa. Termasuk manajemen inovasi dan kebijakan publik di sana yang berbeda dari Indonesia,” jelasnya dikutip dari laman resmi Unair.
Tak hanya itu, motivasi lain yang mendorongnya adalah ingin merasakan bertukar budaya dengan masyarakat internasional, terutama di bidang kuliner. Raiyan ingin mengenal dan mempelajari berbagai aspek kuliner dalam sudut kultur Belanda.
“Saya ingin memperkenalkan berbagai aspek budaya Indonesia, seperti kuliner maupun tarian, yang mungkin belum dikenal secara luas. Hal ini didukung dengan hobi saya dalam kuliner. Sehingga dapat saling berbagi budaya, sekaligus mempelajari aspek-aspek budaya Belanda,” tambahnya.
Tips dari Raiyan
Menurut Raiyan, salah satu hal yang terpenting adalah kemampuan bahasa Inggris. Ia mengatakan bahwa dirinya telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Selain tes bahasa, ia juga bersiap dengan memaksimalkan waktu pengerjaan esai. Pasalnya, tahun 2024 ini, peserta wajib menulis empat esai dengan topik berbeda. Kemudian, kriteria penilaiannya mulai dari jawaban esai hingga gramatika penulisan.
“Menunda penulisan dapat membuat esai kita terlihat kurang maksimal. Karena itu, dengan mencicil esai sejak awal, kita dapat menghindari terburu-buru dan memiliki waktu untuk merevisi,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menekankan untuk calon awardee IISMA memperhatikan kesiapan administrasi. Persiapan tersebut meliputi SKCK juga surat bebas narkoba juga menjadi aspek penting yang ia tekankan. Menurutnya, perlu untuk memperhatikan jadwal dan tenggat waktu pengumpulan berkas sesuai yang telah menjadi ketetapan IISMA.
“Meskipun pengurusan berkas ini biasanya tidak memerlukan waktu lama, pengumpulan terlambat juga dapat mempengaruhi proses pendaftaran Anda. Oleh karena itu, sebaiknya urus berkas-berkas tersebut lebih awal,” kata Raiyan.
Raiyan juga mengingatkan calon awardee IISMA untuk mempersiapkan seleksi wawancara dengan semaksimal mungkin. Ia menekankan bahwa seleksi wawancara sangat penting, tidak hanya dari aspek kesiapan diri tetapi juga ketepatan waktu.
“Meskipun IPK dan tes bahasa Inggris menjadi penilaian penting di awal, menurut saya, esai dan wawancara adalah faktor penentu akhir dalam proses seleksi. Oleh karena itu, pastikan kalian benar-benar memanfaatkan dan memaksimalkan dalam tahap tersebut,” ucapnya.
Meskipun begitu, Raiyan juga tak lupa mengakui peran teman-temannya yang memberikan dukungan dan bantuan sehingga ia bisa lolos awardee IISMA 2024. “Menurut saya, meminta bantuan teman untuk latihan wawancara, mengoreksi esai, maupun program mentoring IISMA lainnya, akan sangat membantu persiapan kalian,” pungkasnya.
Pada 2024, sebanyak 2.277 mahasiswa di seluruh Indonesia berhasil lolos seleksi IISMA. Pada program IISMA 2024, kuota yang disediakan untuk calon penerima beasiswa atau yang akrab disebut awardee sebanyak 3.000 mahasiswa. Angka ini naik 51 persen dari kuota tahun lalu. Dari target tersebut, sebanyak 2.030 kursi diisi oleh mahasiswa jalur reguler dan 247 kursi diisi oleh mahasiswa jalur afirmasi. Para awardee ini akan dikirim ke ratusan perguruan tinggi yang tersebar di 30 negara.
ANANDA RIDHO SULISTYA | INTAN SETIAWANTY
Pilihan Editor: Universitas Indonesia Jadi Kampus dengan Jumlah Penerima Beasiswa IISMA Terbanyak