TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Manajemen Kekayaan Intelektual Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ayom Widipaminto menyatakan, kekayaan intelektual (KI) yang dihasilkan periset BRIN paling dominan adalah berupa paten.
“Bidang yang sangat produktif menghasilkan paten adalah hayati & lingkungan, nanomaterial, dan energi & manufaktur,” kata Ayom, yang dikutip dari siaran persnya, Jumat, 9 Agustus 2024.
Pada tahun ini BRIN menargetkan dapat melayani 1.400 KI yang dihasilkan periset BRIN. “Jadi kalau kita bicara di tahun 2024, dari target 1.400, ada 1.200 paten harus difasilitasi oleh Direktorat Manajemen Kekayaan Intelektual (DMKI),” ujar Ayom.
Ayom mengatakan, Direktur Manajemen Kekayaan Intelektual BRIN mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, dan supervisi di bidang manajemen KI.
Jumlah permohonan paten yang dikelola BRIN pada 2024 adalah 1.964 paten terdaftar, 874 granted, 296 ditolak oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektuual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM, dan 167 berstatus kadaluarsa.
“Dari tahun ke tahun, cukup progresif capaian BRIN terkait KI, khususnya paten. Tentu ini juga harus dibarengi dengan pemanfaatannya. Sehingga, paten yang dihasilkan tidak hanya semakin produktif, tapi pemanfaatan dari KI semakin banyak,” tutur Ayom.
Menurut Ayom, dengan 10 ribu periset di BRIN, itu akan menjadi penggerak dari KI secara nasional. BRIN tidak hanya memacu produktivitas KI yang dihasilkan periset, tapi juga kualitas untuk pemanfaatannya.
Dengan riset yang semakin kompetitif, BRIN mendorong periset berkolaborasi dengan mitra internasional. Sehingga kualitas kekayaan intelektual yang dihasilkan bersama mitra internasional akan semakin baik.
Pilihan Editor: Berstatus Siaga Darurat Kekeringan, DIY Akan Lakukan Modifikasi Cuaca