Reza permadi penggagas Atourin keliling indonesia untuk mengakuisisi banyak desa wisata dok. Reza Atourin
Bagi Reza, berpromosi secara digital tidak melulu mematikan pemasaran secara konvensional, tetapi justru saling menguatkan. Meski promosi secara langsung atau word of mouth masih dianggap paling ampuh dan berhasil, namun jika setiap pengelola destinasi wisata menambah platform pemasaran, keuntungan bisa lebih optimal.
Contohnya Desa Bugisan di Klaten. Desa di dekat Prambanan tersebut sudah kesohor. Banyak turis berdatangan. Namun saat bergabung di platform Atourin, terjadi penambahan keuntungan. “Ada penambahan pendapatan hingga Rp 40 juta setelah bergabung ke Atourin, banyak wisatawan membeli produk Bugisan melalui platform kita,” kata Reza.
Platform ini juga mulai digunakan oleh segelintir turis asing yang ingin berkunjung ke sejumlah wisata alam di Indonesia. “Kalu turis asing ada tapi belum banyak, salah satu destinasi wisata yang banyak dipesan turis asing melalui platform Atourin adalah Lombok dan Labuan Bajo,” kata Reza.
Hausnya dahaga para wisatawan ihwal informasi rinci mengenai sebuah deestinasi wisata juga ditangkap oleh Reza dan Atourin. Kedepan ia terus mengembangkan berbagai hal. Selain terus mengakuisisi mitra, tahun ini sudah launching homestay.
“Jadi kita menyediakan layanan sewa homestay, dengan harga komisi yang lebih kompetitif, kita kembangkan fitur lain seperti pemanfaatan AI, kemudian ada chatting dengan tour guide atau dengan pengelola wisata jadi sebelum mereka beli, bisa chatting-chatting dulu. Simpenlya seperti belanja di marketplace, sebelum check out barang, itu kita bisa tanya soal barang itu kepada penjualnya, begitu juga di sektor pariwisata,” kata alumnus S2 Binus ini.
Selanjutnya: Autorin Lahir Dipicu Kegagalan Naik Gunung