Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Fakta Tentang EYD yang Perlu Diketahui

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ejaan Serapan Enam Bahasa Arab
Ejaan Serapan Enam Bahasa Arab
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ejaan Yang Disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan sebutan EYD merupakan panduan atau pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan. Sebagian orang mungkin belum mengetahui beberapa fakta mengenai EYD yang telah berumur 52 tahun sejak ditetapkan pada 16 Agustus 1972.

Berikut merupakan fakta-fakta mengenai EYD:

Memiliki Sejarah Panjang
Sebelum mengenal pedoman Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD yang digunakan saat ini, Indonesia memiliki sejarah panjang mengenai pedoman Ejaan.

Dilansir dari laman bpkpenabur.or.id, sejarah penggunaan Ejaan di Indonesia dimulai sejak 1901, di mana saat itu bahasa Indonesia masih disebut bahasa Melayu. Ejaan ini disusun oleh Charles A. van Ophuijsen yang merupakan orang Belanda dan dibantu Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

Selanjutnya, Indonesia menggunakan Ejaan Soewandi menggantikan Ejaan van Ophuijsen, dan diresmikan pada 19 Maret 1947 sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI Nomor 264/Bhg.A. 

Indonesia kemudian mengubah kembali Sistem Ejaan Baru yang disebut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan ditetapkan sejak 16 Agustus 1972. Dalam ejaan ini, kaidah penulisan bahasa Indonesia diatur secara lengkap, seperti tentang unsur bahasa serapan, tanda baca, penggunaan kata, pelafalan huruf “e”, penggunaan huruf kapital, dan penggunaan cetak miring. 

Konsep Ejaan Lebih Sederhana dan Sempurna
Dilansir dari laman balaibahasajateng.kemdikbud.go.id, dalam sebuah siaran interaktif Bina Bahasa dan Sastra Indonesia bertema “Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia” pada Selasa, 6 Mei 2014 silam, narasumber Ema Rahardian, S.S. mengungkapkan bahwa setelah Ejaan van Ophuysen digunakan selama 46 tahun, pemerintah Indonesia merasa perlu untuk menyederhanakan ejaan tersebut. 

Oleh karena itu, Ejaan Soewandi pun hadir untuk menggantikannya dan melakukan penyempurnaan terhadap Ejaan van Ophuysen. Namun, Ejaan Soewandi ternyata dinilai belum mampu menyempurnakan Ejaan van Ophuysen secara tuntas, bahkan menimbulkan beberapa kesulitan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Maka dari sanalah pemerintah membuat konsep ejaan untuk menemukan konsep ejaan yang lebih sederhana dan sempurna. Pada 1966 pemerintah membuat konsep ejaan LBK yang merupakan cikal bakal Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Adapun hal mendasar yang membedakan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dengan Ejaan Soewandi ialah setiap fonem dilambangkan dengan satu huruf sehingga dinilai lebih sederhana dan mudah. 

Saat Ini Menggunakan Edisi Kelima
Bagi yang belum mengetahuinya, saat ini Indonesia menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan Edisi Kelima atau EYD V yang sudah berjalan kurang lebih dua tahun. Tepatnya pada 18 Agustus 2022, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi V bertempat di Aula Sasadu, Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta.

Dilansir dari laman resmi Kemendikbudristek, peluncuran EYD edisi V menandakan bahwa perkembangan bahasa Indonesia makin pesat. Selain itu, fenomena kebahasaan yang timbul akibat kontak bahasa yang makin intensif tersebut memerlukan penanganan yang sistematis dalam bentuk kaidah kebahasaan yang lebih adaptif, responsif, dan akomodatif sehingga pengguna bahasa dapat mengekspresikan pemikiran, ide, dan perasaannya dengan lebih tertib, baik, dan terarah.

Sebelumnya, pada edisi kedua (1987) dan edisi ketiga (2009), ejaan ini mendapatkan tambahan frasa pedoman umum sehingga diterbitkan dengan nama Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD). Kemudian di edisi keempat, ejaan ini dikenal dengan nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). 

Perubahan Terbaru Lebih Dari 50 Persen
Masih soal EYD Edisi Kelima atau edisi terbaru yang digunakan sampai sekarang, perlu diketahui pula bahwa secara umum terdapat perubahan berupa penambahan kaidah baru dan perubahan pada kaidah yang telah ada.

Selain itu, terdapat perubahan redaksi, contoh, dan tata cara penyajian.
Secara keseluruhan, perubahan yang ada disebut lebih dari 50 persen. Selain itu, untuk memudahkan akses serta keluasan jangkauan bagi seluruh warga Indonesia, EYD juga diterbitkan dalam bentuk aplikasi web yang dapat diakses secara online melalui laman ejaan.kemdikbud.go.id.

SUKMASARI | DEVY ERNIS
Pilihan editor: 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


50 Contoh Majas Metafora dan Artinya yang Penuh Makna

2 hari lalu

20 contoh majas personifikasi berikut bisa menambah pengetahuan tentang majas personifikasi yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Foto: Canva
50 Contoh Majas Metafora dan Artinya yang Penuh Makna

Berikut contoh majas metafora dan artinya yang penuh makna. Majas metafora juga sering dijumpai dalam percakapan sehari-hari.


130 Contoh Peribahasa Indonesia dan Artinya yang Penuh Makna

5 hari lalu

Murid kelas tiga terpaksa belajar di ruang perpustakaan dampak dari ambruknya atap kelas mereka di SDN Dahniar,  Desa Bandasari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 8 Agustus 2024. Ambruknya atap kelas diduga karena kualitas konstruksi atap yang buruk. Untuk sementara murid yang di kelas terdampak belajar berdesakan di ruang perpustakaan. TEMPOPrima Mulia
130 Contoh Peribahasa Indonesia dan Artinya yang Penuh Makna

Berikut ini 10 contoh peribahasa Indonesia dan artinya dengan makna mendalam. Peribahasa ini bisa dijadikan pembelajaran dalam hidup.


Ahli Bahasa Mengajak Diaspora Lestarikan Bahasa Indonesia di Keluarga

10 hari lalu

Ilustrasi kamus Bahasa Indonesia. Shutterstock
Ahli Bahasa Mengajak Diaspora Lestarikan Bahasa Indonesia di Keluarga

Para diaspora diharapkan menerapkan Trigatra Bahasa, yakni utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing


KBRI Tokyo Dukung Penguatan Literasi Bahasa Indonesia

10 hari lalu

Pedagang menyiapkan makanan laut untuk dijual di Pasar Luar Tsukiji di Tokyo, Jepang, 12 Agustus 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
KBRI Tokyo Dukung Penguatan Literasi Bahasa Indonesia

Penguasaan Bahasa Indonesia dan Jepang akan semakin memperkuat hubungan masyarakat kedua negara.


KBBI Bakal Dapat Label Oxford, Jumlah Entri Bertambah Jadi 200 Ribu

26 hari lalu

Ilustrasi kamus Bahasa Indonesia. Shutterstock
KBBI Bakal Dapat Label Oxford, Jumlah Entri Bertambah Jadi 200 Ribu

Kerja sama dengan Oxford untuk pengembangan KBBI. Pengakuan internasional atas Bahasa Indonesia setelah sebelumnya oleh UNESCO.


Cina Ingin Hubungan dengan Indonesia Tumbuh Signifikan

47 hari lalu

Presiden RI Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Cina Xi Jinping di Great Hall of the People, Beijing, pada Selasa, 17 Oktober 2023. Sumber: Biro Pers Istana
Cina Ingin Hubungan dengan Indonesia Tumbuh Signifikan

Tahun 2025 menandai peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia dan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Cina-Indonesia.


Pakar: Jangan Paksakan Anak Jika Sulit Belajar 2 Bahasa

50 hari lalu

Ilustrasi anak-anak belajar bahasa Inggris di dalam bus BigBird dalam program EF Mobile. (ANTARA/HO)
Pakar: Jangan Paksakan Anak Jika Sulit Belajar 2 Bahasa

Pakar mengatakan mengajarkan lebih dari satu bahasa berdasar kemampuan umumnya tidak menimbulkan masalah pada anak dengan tingkat kecerdasan normal.


Guru Besar FKUI Ungkap Manfaat Ajarkan Anak Lebih dari 1 Bahasa

50 hari lalu

Ilustrasi anak belajar bersama ibu. shutterstock.com
Guru Besar FKUI Ungkap Manfaat Ajarkan Anak Lebih dari 1 Bahasa

Pakar menjelaskan anak yang menguasai lebih dari satu bahasa biasanya lebih fleksibel dan kreatif serta memiliki kemampuan analisis yang lebih baik.


Selain EYD, Ini Ejaan yang Pernah Digunakan di Indonesia

51 hari lalu

Ejaan Serapan Enam Bahasa Arab
Selain EYD, Ini Ejaan yang Pernah Digunakan di Indonesia

Saat ini Bahasa Indonesia menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD. Dalam sejarahnya memiliki perjalanan yang panjang bahkan sejak 1901 silam.


Pentingnya Lagu Anak Berbahasa Indonesia untuk Tumbuh Kembang Si Kecil

19 Juli 2024

Murid-murid menyanyikan lagu Indonesia Raya di hadapan Duta Besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana. Indonesia menargetkan pembukaan 50 Community Learning Center untuk memfasilitasi pendidikan anak-anak TKI di perkebunan kelapa sawit, Sarawak, Malaysia, 16 Maret 2018. TEMPO/Suci Sekarwati
Pentingnya Lagu Anak Berbahasa Indonesia untuk Tumbuh Kembang Si Kecil

Psikolog menyarankan orang tua dapat memilih konten lagu, terutama lagu anak dengan bijak, dan yang berbahasa Indonesia. Simak alasannya.