TEMPO.CO, Garut - Jalur pendakian Gunung Guntur yang berada di wilayah Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, akhirnya ditutup. Keputusan dikeluarkan pasca-kebakaran yang melanda wilayah gunung tersebut selama tiga hari terakhir ini.
Kebakaran sedikitnya telah menghanguskan lahan seluas 200 hektare. "Kami tutup (jalur pendakian) sampai kondisi aman dan api padam," ujar Agung Firmansyah, Polisi Hutan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Rabu 21 Agustus 2024.
Agung menjelaskan, papan larangan telah dipasang di pos pendakian yakni di wilayah Citiis, Desa Pasawahan, dan Cikahuripan, Desa Panjiwangi. Tujuannya agar tidak ada pendaki yang menerobos. Para pendaki yang masih berada di gunung pun disebutkannya telah dievakusi. "Sudah kami cek tidak ada pendaki yang terjebak," ujarnya memastikan.
Hingga berita ini ditulis, kebakaran di Gunung Guntur masih berlangsung sejak Senin, 19 Agustus 2024. Kepulan asap tebal dari gunung yang memiliki ketinggian 2.249 meter di atas muka laut itu dapat terlihat dari Kota Garut.
Titik api terlihat di antaranya berada di Blok Citiis, Cigenjreng, Cilopang, dan Leuwingsaeutik. Proses pemadaman pun masih terus dilakukan oleh tim gabungan dari BKSDA, TNI/Polri, Damkar, BPBD dan relawan dengan cara manual. "Kami terus melakukan upaya penyekatan agar api tidak meluas ke Blok Citiis karena banyak habitat satwa Gunung Guntur di area itu," ujar Agung.
Kebakaran Gunung Guntur ini kerap terjadi saat musim kemarau. Tak hanya di kawasan puncaknya, kebakaran pun sering terjadi di kaki gunung yang dekat dengan permukiman. Penyebabnya disebutkan banyaknya tumbuhan ilalang. Jenis tanah pasir dan batuan lahar bekas letusan memudahkan tanaman kering cepat terbakar.
Pilihan Editor: Puncak Kemarau Berlalu, Kunjungan Malam Observatorium Bosscha Berakhir