TEMPO.CO, Depok - Seorang peserta wisuda Universitas Indonesia (UI) semester genap 2023/2024 hari kedua, Minggu 25 Agustus 2024, menumpahkan kekesalannya di media sosial. Gara-garanya, aksi seruan peringatan Indonesia darurat yang dilakukannya bersama rekan-rekannya dalam upacara wisuda tersebut diduga mengalami perlakuan berbeda dari hari pertama.
Dia menuding para kamerawan yang bertugas menampilkan suasana jalannya proses wisuda ke layar besar di lokasi dan menyiarkannya secara langsung lewat kanal YouTube UI Teve pada hari kedua sengaja menghindari merekam aksi keprihatinan atas situasi poliitik dalam negeri saat ini tersebut.
Dia menyatakan berasal dari Fakultas Ilmu Budaya dan mengungkap telah bersama rekan-rekannya mencetak 700 lembar kertas hand-banner berisi tulisan 'Peringatan Darurat'. Seruan dengan logo lambang negara Burung Garuda, berlatar biru, disertai tanda pagar Kawal putusan MK (Mahkamah Konstitusi) tersebut telah lebih dulu menggema di media sosial dan telah menggerakkan aksi massa besar di berbagai daerah.
"Kocak it’s so freaking obvious we’re SILENCED !!! Cameraman wisuda UI sesi kedua sama sekali ga mau sorot FIB (bagian belakang) padahal gw sm temen2 gw udh ngangkat poster tinggi2 dan RAME banget smp kita teriakin pun tetep ga mau disorot," katanya lewat akun X @mapetitezn.
Tangkapan layar dari peristiwa seruan peringatan Indonesia Darurat di tengah Upacara Wisuda Mahasiswa Universitas Indonesia, Sabtu 24 Agustus 2024. YouTube
Pantauan Tempo lewat UI Teve, kamera kali ini lebih memberi ruang kepada ekspresi unik dan canda para wisudawan lewat layar ponselnya. Ekspresi itu antara lain yang berisi seruan bangga kepada orang tua, nama gelar yang diraih, atau sekadar tulisan 'alhamdulilla'. Ada juga tulisan Ijazah dan tanda centang yang disertai di baris bawahnya, 'Ijab sah soon'. Atau yang tersusun dari empat layar ponsel berisi rangkaian kata 'ingfo jodoh dong guys'.
Pilihan itu juga dikeluhkan. "Gw ga menyalahkan kameramennya sama sekali karena paham juga pasti ada arahan dr atas .. udh gitu aja jgn terlalu rame gais," kata akun yang sama menambahkan, disertai emoticon menangis.
Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia, tak menjawab apakah ada arahan perbedaan perlakuan sorot kamera wisuda hari pertama dan kedua. Dia hanya mengatakan upacara wisuda sangat ramai meski sudah dibagi ke dalam empat sesi, dua hari.
Juru kamera, dia menambahkan, harus mengarahkan sorotan ke banyak obyek wisudawan, tamu undangan, pimpinan UI, dan Paduan Suara Mahasiswa UI Paragita. "Belum lagi mahasiswa baru yang ikut bernyanyi di lantai atas Balairung," katanya saat dihubungi pada Senin siang, 26 Agustus 2024.
Aksi menyerukan peringatan Indonesia darurat dan kawal putusan MK oleh seorang wisudawati UI dari atas mimbar, Minggu 25 Agustus 2024. Youtube
Pada hari itu, sorot kamera UI Teve juga sayangnya tak merekam secara jelas aksi mahasiswi terbaik dari Fakultas Ilmu Administrasi, Juditha Danuvanya, yang membentangkan kain berisi seruan peringatan Indonesia darurat dari atas panggung. Juditha naik ke panggung untuk menerima penghargaan dan sekejap setelahnya berbalik kanan ke arah audiens untuk membentangkan kain yang diambil dari balik toganya.
Dalam keterangan sebelumnya, usai aksi wisudawan hari pertama, Amel menegaskan bahwa setiap Warga Negara Indonesia memiliki hak untuk berpendapat dan mengemukakan pendapatnya. UI, kata dia, menghormati hak setiap warganya dalam berpendapat dan mengemukakan pendapat, "sepanjang hal itu dilakukan sesuai dengan tata cara dan tata krama yang berlaku."
Pilihan Editor: Curah Hujan Diprediksi Masih Tinggi Usai Banjir Bandang, BMKG Minta Warga Ternate Waspada