TEMPO.CO, Jakarta - Dua astronot Amerika, Sunita Williams dan Butch Wilmore, baru bisa meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Februari tahun depan. Keduanya saat ini sudah lebih dari 80 hari tinggal di ISS dari jadwal semula yang hanya 8 hari sejak mereka meluncur dari Bumi menumpang pesawat antariksa Starliner milik Boeing pada 5 Juni 2024.
Rencana penjemputan Sunita dan Butch itu diumumkan Administrator Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA), Bill Nelson, pada Ahad lalu, 25 Agustus 2024. Disebutkannya, kedua astronot akan menunggu sampai Februari sembari terlibat sebagai bagian dari Ekspedisi 71/72 di ISS.
Pada waktunya nanti, keduanya akan terbang pulang menumpang pesawat antariksa Dragon dengan dua kru lain yang ditugaskan NASA untuk misi SpaceX Crew-9. Adapun Starliner akan dibiarkan kembali ke Bumi tanpa awak dan diharapkan mendarat pada awal September tahun ini.
"Keputusan ini adalah hasil dari komitmen kami kepada faktor keselamatan," kata Bill Nelson. Ditambahkannya, "Saya berterima kasih untuk kedua tim NASA dan Boeing untuk seluruh kerja keras dan detail mereka."
Menurut Manajer Program Kru Komersial NASA, Steve Stich, opsi itu adalah yang terbaik setelah mempelajari lebih banyak data beberapa waktu ini. Opsi itu, yakni Starliner pulang tanpa awaknya, karena NASA disebutkannya mendapati ketidakjelasan yang sangat besar dalam prediksi performa mesin roket pesawat itu.
Nasib Misi Boeing ke Depan
Seperti diketahui, Sunita dan Butch menjalani misi Starliner berawak pertama dalam program Boeing Crew Filght Test NASA. Starliner didesain untuk beroperasi otonom dan sebelumnya telah berhasil melalui dua penerbangan tanpa awak.
Astronot Uji Penerbangan Kru Boeing NASA (dari atas) Butch Wilmore dan Suni Williams berpose pada 13 Juni 2024 untuk potret di dalam ruang depan antara port depan pada modul Harmony Stasiun Luar Angkasa Internasional dan pesawat ruang angkasa Boeing Starliner. Kredit: NASA
Merespons pertanyaan apakah NASA masih akan bekerja sama dengan Boeing ke depannya, Associate Administrator NASA Ken Bowersox mengatakan bahwa pihaknya sudah melalui diskusi-diskusi yang intensif seputar permasalahan terkini. Dia mengatakan, ada banyak emosi namun disadari pula untuk menjaga tim tetap padu karena masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. "Jadi kami tetap berkomitmen untuk bekerja bersama Boeing," katanya.
Steve Stich menekankan kalau Boeing telah dengan sangat baik membangun sebuah model. Tapi pertanyaannya adalah, "Apakah model itu cukup baik untuk memprediksi performanya dengan seorang awak?"
Menurutnya, hanya ada sedikit saja perdebatan dalam hal level risiko. "Dan ini hanya bergantung kepada bagaimana Anda mengevaluasi risiko itu. Kami melakukannya sedikit berbeda dengan awak kami dibandingkan dengan yang dilakukan Boeing," kata Steve Stich menambahkan.
Problem di Starliner
Setelah sukses meluncur bersama Starliner dari Bumi pada 5 Juni lalu, Sunita dan Butch dijadwalkan hanya delapan hari di ISS. Sebelum kemudian terbang kembali dan terjun dengan kapsul berparasutnya yang ada di Starliner kembali ke Bumi.
Program Starliner Boeing sedang dikembangkan untuk meluncurkan misi berawak ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Shutterstock
Rencana itu berubah setelah NASA dan Boeing mengidentifikasi adanya kebocoran helium, dan menyusul soal reaksi pesawat untuk mengendalikan mesin roketnya, pada 6 Juni seriing Starliner mendekat ke ISS. Belakangan muncul pula masalah dengan katup yang menambah pelik rencana kepulangan Starliner.
Dengan akses terbatas ke pesawat antariksa itu di ISS, sejumlah tes di Fasilitas Uji White Sands milik NASA di Bumi mengindikasikan kalau bagian yang disebut deformed Teflon seals menjadi salah satu alasan mesin roket gagal fungsi. Tapi, tanpa jawaban yang konklusif, NASA harus menunggu untuk memutuskan antara memulangkan astronot menggunakan Starliner atau bekerja sama dengan SpaceX untuk membawa mereka pulang awal tahun depan menumpang misi Crew-9. Misi baru akan meluncur ke ISS akhir September nanti.
Starliner sudah harus kembali ke Bumi terlebih dulu sebelum misi SpaceX Crew-9 NASA meluncur untuk memastikan docking port tersedia di ISS. Dan setibanya di Bumi nanti, Starliner akan menjadi obyek evaluasi menyeluruh oleh NASA untuk menentukan persyaratan tambahan apa saja yang harus dipenuhi Boeing.
Sedangkan bersama SpaceX, NASA harus menyesuaikan ulang misi Crew-9 yang awalnya akan memberangkatkan empat astronot. Termasuk rekonfigurasi kursi di Crew-9 Dragon dan mengatur manifes untuk mengangkut kargo tambahan, kebutuhan personal, dan spacesuits spesifik Dragon untuk Sunita dan Butch.
Pilihan Editor: Peringatan Dini Cuaca BMKG Sebut Maluku Utara dan Sejumlah Wilayah Ini Masih Harus Waspada Hujan Pekan Ini