TEMPO.CO, Yogyakarta - Warga Dusun Cupuwatu II di Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dari sampah plastik. Manfaat BBM yang dihasilkan antara lain yang kini menggerakkan bus ulang alik Si Thole yang beroperasi untuk wisatawan di seputaran Malioboro Kota Yogyakarta.
Termasuk BBM yang sama yang turut mendukung gelaran musik Get The Fest selama tiga malam, 25-27 Oktober 2024, lalu. Pergelaran musik saat itu mengonsumsi listrik 60 ribu watt untuk tata cahaya dan suara yang seluruhnya berasal dari sampah plastik 2,5 ton. Sebagian dari kebutuhan listrik itu disuplai dari Cupuwatu.
“Sampah plastik kami olah menjadi BBM dengan alat pinjaman,” kata Fransisca Supriyani Wulandari, pendiri Bank Sampah Go-Green Cupuwatu II, pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Dia menuturkan bahwa sejak Juni 2024 lalu, pihaknya menerima pinjaman alat pengolah plastik menjadi BBM dari Yayasan Get Plastic Indonesia yang berbasis di Bali. Setelah ada pelatihan, bank sampah ini, Fransisca mengklaim, bisa mengolah sampah plastik menjadi BBM berbagai jenis.
"Ada bensin, minyak tanah, dan solar," katanya sambil menambahkan, "Bahkan gas juga dihasilkan namun hanya untuk dua kompor."
Fransisca Supriyani Wulandari, pendiri Bank Sampah Go-Green di Dusun Cupuwatu II, Kalasan, Sleman, DIY, saat memberikan edukasi pengolahan sampah plastik menjadi BBM. FOTO/ Dok. Pribadi
Kata Fransisca, plastik yang bisa diolah pun bermacam-macam. Bisa yang berupa HDPE, seperti tutup botol plastik aneka kemasan produk. Ada juga jenis LDPE seperti tas kresek, plastik bungkus makanan/minuman, dan bubble wrap. Plastik lainnya adalah yang termasuk jenis PP, yaitu bungkus mi instan, sedotan, thin wall (untuk salad), gelas (cup) minuman kemasan.
"Lalu styrofoam yang termasuk jenis PS, ini juga bisa diolah menjadi bahan bakar," kata perempuan pemilik nama panggilan Danik ini.
Setiap harinya, mesin pengolah sampah plastik yang dipinjamkan kepada Bank Sampah Go-Green disebutkannya bisa digunakan untuk dua kali produksi. Sekali produksi bisa untuk mengolah 20 kilogram sampah plastik. Namun, karena belum punya mesin pencacah plastik, baru 14 kilogram plastik yang bisa diolah dengan mesin tersebut setiap kali operasi saat ini.
Hasilnya, dari 14 kilogram sampah plastik yang diolah, bisa didapat 12-13 liter BBM tergantung pemanasan alat. Untuk menghasilkan bensin, misalnya, alat dipanaskan 100-120 derajat Celsius. Untuk minyak tanah, dipanaskan 120-200 derajat Celsius. Sedangkan untuk menghasilkan solar dipanaskan hingga 300 derajat Celsius. “Plastik tidak dibakar, ya, tetapi dipanaskan.”
Baca halaman berikutnya: Cara bank sampah di Cupuwatu produksi BBM