Beberapa tahun lalu, dua orang narapidana di South Carolina, Amerika Serikat, berhasil kabur dari Evansville Correctional Institution dengan hanya menggunakan ponsel. Mereka cukup menghubungi kerabat mereka, meminta mereka menaruh pemotong kawat di suatu tempat tersembunyi, dan memberi tahu di mana mereka harus dijemput.
Untuk mencegah hal memalukan itu terulang, para pejabat dari lima negara bagian Amerika mengobservasi pengujian teknologi pendeteksi ponsel di sebuah penjara Maryland yang telah ditutup pada awal September lalu. Sejumlah negara bagian di Amerika kian gencar mencari cara untuk menghentikan aksi kekerasan dan tindak kriminal yang didalangi para narapidana dari balik dinding penjara.
Pengujian di Maryland House of Correction, penjara Jessup yang ditutup pada Maret 2007, itu dihadiri oleh pejabat dari negara bagian Maryland, South Carolina, Virginia, West Virginia, dan Delaware. Asosiasi Gubernur Nasional, American Correctional Association dan American Jail Association, juga memantau proses pengujian yang diikuti oleh enam perusahaan teknologi informasi. Penjara itu ditutup karena fasilitas itu terkenal dengan ruang-ruang aula yang gelap dan sulit dijaga, kunci rusak, dan aksi kerusuhan para narapidana, termasuk kasus pembantaian seorang sipir pada 2006.
Gary Maynard, sekretaris Departemen Keselamatan Publik dan Lembaga Pemasyarakatan Maryland, mengatakan tes tersebut memberi peluang untuk melihat beragam teknologi berbeda. "Tak ada satu pun dari teknologi itu yang menjawab kebutuhan semua orang," kata Maynard. "Tampaknya beberapa sistem itu harus dikombinasikan untuk mencapai hasil yang diharapkan."
Teknologi yang tengah mendapat sorotan itu dirancang untuk memungkinkan petugas lembaga pemasyarakatan untuk mengetahui lokasi dan membabat habis semua ponsel yang diselundupkan ke dalam penjara. Teknologi ini berbeda dengan alat pengacak sinyal ponsel (jammer) yang memblokir sinyal dan membuat ponsel sama sekali tak bisa digunakan di dalam penjara. Undang-undang federal saat ini melarang pemerintah negara bagian menggunakan alat pengacak tersebut, tapi perundangan-undangan yang tengah digodok di Kongres akan mengubah peraturan itu agar pemerintah negara bagian bisa menghentikan penggunaan ponsel ilegal di dalam penjara.
Alat pendeteksi yang didemonstrasikan oleh lima dari enam perusahaan teknologi informasi itu tidak membutuhkan perubahan undang-undang karena sasaran alat itu bukanlah mengganggu sinyal ponsel. Komisi Komunikasi Federal telah memberikan lisensi kepada salah satu perusahaan itu, Tecore Networks, karena teknologi yang mereka kembangkan dapat memangkas panggilan dari ponsel ilegal dari dalam penjara.
Perusahaan asal Columbia itu menciptakan sistem yang amat mirip dengan jamming, tapi bisa diterapkan dalam sebuah wilayah terbatas. Perusahaan itu memasang menara seluler sendiri untuk mencegat panggilan ponsel di area tersebut. Sistem akan menyeleksi semua panggilan telepon dari penjara dengan menyambungkan kembali panggilan dari ponsel yang telah terdaftar dan menolak panggilan yang tak dikenal, semisal dari ponsel ilegal. Sistem ini telah digunakan di Puerto Rico.
Sedangkan ITT Corp, yang juga berbasis di Columbia, mengembangkan Cell Hound. Alat pendeteksi ini bekerja dengan memasang sensor di seluruh penjuru penjara untuk memberi sinyal di mana pun ponsel berada. Informasi itu, kata Terry Bittner, direktur produk keamanan tersebut, dapat digunakan untuk melacak penggunaan ponsel ilegal dan mengungkap pusat penyelundupan ponsel atau sekadar menyita ponsel tersebut.
Perusahaan itu telah membuat teknologi jamming bagi sistem pertahanan nasional Amerika, tetapi Bittner menentang penggunaan teknologi itu di dalam penjara karena sulit untuk membatasi efek alat pengacak itu pada sebuah ruang saja. "Itu bukan solusi yang tepat," ujarnya.
Robert Murray, petugas dari South Carolina Department of Corrections, menaruh minat pada kemampuan sistem buatan Tecore melakukan pencegatan. "Detektor ponsel tidak akan pernah bisa membunuh sumber kejahatannya karena ponsel diselundupkan ke dalam penjara hampir sama cepat dengan penyitaan ponsel ilegal," ujarnya. "Sistem ini akan melakukannya."
Meski belum mengambil keputusan untuk memilih salah satu sistem yang dianggap paling unggul, Gubernur Maryland Martin O'Malley berjanji segera mencari cara menghentikan penggunaan ponsel di dalam penjara. "Jika kami menemukan cara untuk mencegah ponsel digunakan dari balik dinding penjara, yang digunakan untuk mengatur kejahatan di luar penjara, saya akan melakukan apa pun untuk menerapkannya," kata O'Malley, yang mendukung peraturan penggunaan alat pengacak ponsel di Kongres.
Maryland juga meminta demonstrasi alat pengacak sinyal ponsel dilakukan di Maryland Correctional Adjustment Center di Baltimore, tetapi pemerintah negara bagian itu masih menunggu izin dari pemerintah federal untuk menerapkannya. "Ini amat bergantung pada ada tidaknya teknologi yang terbukti mampu bekerja baik dan muncul dari uji coba itu," kata O'Malley. "Kami juga akan menguji teknologi pengacak sinyal."
Uji coba yang dilakukan oleh beberapa negara bagian itu didasari peraturan yang disetujui sebuah komite Senat Amerika, Agustus lalu. Peraturan baru itu memungkinkan pemerintah negara bagian meminta izin melakukan pengacakan sinyal ponsel. Sebelum bisa diberlakukan, peraturan itu masih menunggu persetujuan seluruh anggota senat, meski ada sekelompok anggota yang mendukung peraturan itu, semisal Senator Kay Bailey Hutchison dari Texas dan Senator Barbara Mikulski dari Maryland.
Isu pemblokiran ponsel di penjara ini hangat dibicarakan di Maryland karena salah seorang pengedar obat bius Baltimore yang tengah ditahan di sebuah penjara menggunakan ponsel untuk merencanakan pembunuhan seorang saksi, dua tahun lalu. Pada Mei lalu, Patrick A. Byers Jr terbukti bersalah membunuh Carl S. Lackl Jr, yang mengidentifikasi Byers sebagai pelaku penembakan dalam sebuah kasus pembunuhan. Di Texas, seorang senator senat mendapat ancaman akan dibunuh oleh seorang terpidana mati yang memiliki ponsel.
Tahun lalu, petugas sipir Maryland menyita 947 ponsel mengerahkan anjing pelacak yang dilatih khusus untuk mengendus alat komunikasi itu. Itu berarti jumlah ponsel ilegal yang beredar di dalam penjara di negara bagian itu naik 71 persen dibanding 2006.
Ponsel adalah barang yang paling sering disita di penjara Maryland. Di South Carolina, para narapidana menggunakan ponsel untuk mengatur penyelundupan barang-barang ilegal ke dalam penjara. " Ini situasi yang amat berbahaya bagi publik, sipir, dan penegak hukum," kata Maynard.
TJANDRA DEWI | AP | BALTIMORESUN | TIME | TECORE | IIW