Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teknologi iBOP untuk Rakyat Miskin  

image-gnews
TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Banner sepanjang 2 meter dibentangkan oleh seorang pria yang berdiri di depan Jeepney, angkutan umum di Manila. "Dua puluh persen bahan bakar Jeepney ini menggunakan minyak jelantah." Ada lagi kalimat dengan huruf lebih kecil bertulisan "Baik untuk kesehatan, lingkungan, dan ekonomi kita". Tercantum pula nomor telepon seluler yang bisa dihubungi.

Film lain menceritakan mesin penghancur untuk membuat arang ramah lingkungan. Seorang pria mengayuh pedal sepeda sehingga mesin dapat beroperasi. Kisah lainnya tentang cara memanen air hujan oleh petani di pedesaan guna mengairi sawah mereka. Ada lagi upaya sebuah organisasi yang menyediakan database ikan di Filipina, sehingga nelayan dapat mengakses dan mengirim informasi lewat ponsel.

Potongan kisah tersebut tampil dalam acara Forum on iBoP Asia's Frontiers: Charting the Future of Science and Technology Innovations for Base of Pyramid (iBoP) in Southeast Asia, Rabu lalu, di Jakarta. Peserta dari Indonesia, Filipina, Kamboja, Vietnam, dan Thailand menampilkan presentasinya. Acara ini digelar oleh iBoP Asia sebagai program independen Sekolah Pemerintah Ateneo di bawah koordinasi Universitas Ateneo, Manila. Di Indonesia, Program Inovasi Sains dan Teknologi untuk Masyarakat Bawah Piramida ini bekerja sama dengan Dewan Riset Nasional.

"Program iBoP sejalan dengan agenda riset nasional," kata Ketua Dewan Riset Nasional Andrianto Handojo. Ada tiga panduan dari tujuh bidang fokus Agenda Riset Nasional 2010-2014, yakni pengentasan kemiskinan, wawasan lingkungan, dan wawasan kelautan.

Namun keterlibatan lembaga ini tidak secara langsung dalam program iBoP.
Menurut Andrianto, masyarakat miskin memiliki peluang memberdayakan dirinya sendiri. Tak hanya itu, penduduk lapisan terbawah dari piramida kependudukan ini juga mampu memutar roda perekonomian. Selama ini, kata Andri, mereka pasar yang terabaikan.

Saat ini ada 4 miliar penduduk bumi yang mengisi bawah atau dasar piramida (BoP). Dasar piramida merupakan sebutan bagi penduduk dunia yang hidup dengan kurang dari US$ 4 setiap harinya. Sekitar dua pertiga dari warga miskin dunia ini berada di Benua Asia. "Memaksimalkan penerapan sains dan teknologi serta inovasi merupakan agenda besar untuk meraih tujuan meningkatkan kehidupan masyarakat terbawah piramida," kata Antonio G.M. La Vina, Dekan Sekolah Pemerintah Ateneo.

Program ini memfasilitasi kerja sama berbagai organisasi dan sektor di negara-negara Asia Tenggara untuk dapat membina inovasi sains serta teknologi, sehingga dapat dimanfaatkan langsung oleh warga miskin. Program ini menyediakan dana sebesar 15-25 ribu dolar Kanada untuk melakukan studi tentang nilai dan dampak inovasi sains serta teknologi bagi warga lapisan bawah. Dari Indonesia, Yayasan Sejahtera Semesta Rakyat (Setara) tahun lalu memenangkan hibah ini. Mereka melakukan studi bertajuk "Analisis Rantai Produksi Bioetanol dari Aren dan Nipah".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dua warga Indonesia, Tusy Adibroto dan Damayanti Buchori, menjadi anggota Komite Penasihat Program iBoP Asia. Awalnya, Damayanti skeptis dengan program yang menggunakan skenario Bank Dunia yang memanfaatkan warga miskin. "Saya khawatir mereka jadi tergantung dengan teknologi tersebut," kata dosen Institut Pertanian Bogor ini. Namun, setelah dia melihat hasil studi para penerima bantuan, kekhawatiran itu sirna. Program ini, ujarnya, menjadi gagasan menakjubkan untuk membantu rakyat miskin.

Aji Hermawan dari IPB menjelaskan sejumlah kendala penerapan hasil inovasi sains dan teknologi. Pertama, tidak nyambungnya riset dan dunia bisnis. Kedua, para pengusaha menginginkan produk yang cepat diterapkan dan menghasilkan laba. "Pengusaha ingin produk yang sudah jadi atau tinggal pencet saja," kata Aji. Ketiga, minimnya dukungan dari kalangan perbankan. Yang terakhir adalah perbedaan karakter antara inovator dan pengusaha. Menurut Aji, program iBoP juga harus melakukan pendampingan bagi penerima grant, sehingga produknya dapat dipasarkan. Bagi warga miskin, teknologi itu bernilai ekonomis.

Sejatinya, masyarakat miskin sebagai potensi ekonomi sudah berjalan pada bisnis bank pasar atau bank perkreditan rakyat di Indonesia. Peraih Nobel, Mohammad Yunus, dengan Grameen Bank, Banglades, menunjukkan bahwa para ibu rumah tangga miskin yang tidak layak kredit ternyata bisa menjadi nasabah Grameen Bank yang menguntungkan dengan tingkat risiko kredit lebih rendah dibanding nasabah bank komersial pada umumnya.

Allan Hammond, yang menjadi pembicara utama Forum iBoP di Jakarta, mengajak kita mengubah pola pikir terhadap orang miskin. Selama ini warga miskin dianggap sebagai beban dan perlu dibantu oleh si kaya atau dinas sosial. "Sektor swasta relatif lebih efektif mengentaskan kemiskinan dibandingkan dengan program sosial pemerintah," kata Senior Entrepreneur/Director Healthcare for All Ashoka itu.

Sayangnya, di negara berkembang prakarsa kewirausahaan sektor swasta atau social enterprises untuk membantu pengentasan kemiskinan tidak ditunjang kebijakan pemerintah. Karena itu, sektor swasta, kata Hammond, membatasi diri pada "business as usual" atau bisnis normal yang monoton. Padahal, katanya, peluang pasar konsumen BoP di seluruh dunia sangat besar. Untuk sektor energi, misalnya, peluangnya sebesar US$ 433 miliar, air (US$ 70 miliar), perumahan (US$ 332 miliar), dan kesehatan (US$ 156 miliar).

UNTUNG WIDYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

2 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

3 hari lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia


Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

4 hari lalu

 Kereta Cepat Jakarta Surabaya Buatan Anak Bangsa. (Tangkapan Layar Youtube LPDP RI)
Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

27 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

30 hari lalu

Logo Telegram. Istimewa
Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.


Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

30 hari lalu

Grab Indonesia meluncurkan 20 unit taksi listrik merek Hyundai bertipe  Hyundai IONIQ EV di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Senin, 27 Januari 2020. Peluncuran itu dihadiri oleh Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, dan President Director of Hyundai Motor Indonesia Sung Jo Ha. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.


10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

31 hari lalu

Asus Zenbook Duo model UX8406 dipamerkan di Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024. Laptop ini hadir dengan dua layar yang dilindungi Corning Gorilla Glass, didukung oleh OLED Touchscreen dengan kecerahan maksimum hingga 500 nits. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.


Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

35 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.


Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

40 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Zulkifli Hasan juga mengatakan bahwa memang ada gangguan persediaan dalam negeri. Oleh karena itu, kata dia, Bulog sudah mengimpor 2 juta ton beras pada 2023, dan mengimpor 2 juta ton lagi pada 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.


Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

44 hari lalu

Logo Huawei. REUTERS/Edgar Su
Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri