TEMPO.CO, Jakarta - Facebook membuat banyak orang heran karena telah membeli Instagram seharga US$ 1 miliar (Rp 9,1 triliun) pekan lalu. Akan tetapi, ternyata harga sebesar itu adalah hasil tawar menawar Facebook dengan CEO Instagram, Kevin Systrom.
Systrom, direktur utama perusahaan dengan jumlah pegawai yang hanya sebanyak 13 orang ini, ternyata meminta harga sebanyak US$ 2 triliun (Rp 18,2 triliun) untuk pembelian Instagram.
Baca juga:
Jumlah itu dilansir Wall Street Journal berikut dengan detik-detik negosiasi antara Systrom dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg. Zuck rupanya langsung menelepon Systrom pada Kamis, 5 April, setelah ia berbicara dengan COO Facebook Sheryl Sandberg. Zuck mengatakan ingin membeli perusahaan baru itu. Ia langsung "turun tangan" karena takut Systrom akan menolak apabila melalui pengacara seperti biasa.
Setelah dihubungi Zuck, Systrom datang dari rumahnya di San Francisco ke kediaman Zuckerberg di Palo Alto tiga hari kemudian. Zuck sendiri baru memberi tahu dewan direksinya tentang hal ini pada 8 April.
Ada dua hal yang menarik dalam kasus ini. Pertama, walaupun Instagram hanya memiliki 13 pekerja saja dan tanpa pendapatan, Systrom tahu proyek ini sangat berharga untuk Facebook. Sebab, Zuckerberg sebelumnya mencoba membeli perusahaan itu musim panas lalu.
Saat menelepon Systrom untuk kedua kali, terlihat jelas Zuck memperhatikan perkembangan Instagram yang cepat dan mengancam Facebook. Apalagi ketika itu sudah terdapat jutaan pengguna baru Instagram hanya dalam waktu beberapa hari setelah peluncurannya di aplikasi Android.
Kedua, sebagai pengontrol Facebook, Zuckerberg memiliki mayoritas suara rakyat dunia. Dengan dibelinya Instagram, ia ingin tetap menjadi nomor satu di dunia media sosial dan akan membuat investasi jangka panjang.
BUSINESS INSIDER | MITRA TARIGAN