TEMPO.CO, Sembilan belas unsur kimia pada tabel periodik--termasuk emas, kadmium, arsenik, dan aluminium--mengalami penyesuaian berat atom. The International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) mengumumkan persetujuan pemberian bobot baru kepada seluruh unsur berkat pengukuran dan perhitungan kelimpahan isotop tertentu secara lebih akurat dan lebih baik.
Berat atom standar merupakan massa rata-rata dari suatu unsur dalam satuan massa atom. Satu unit massa atom, atau Amu, adalah sama dengan 1/12 massa satu atom karbon-12. Satu atom karbon kurang-lebih sama dengan 5,857 × 10^-26 ons.
Untuk menghitung berat atom standar sebuah unsur, para ilmuwan menghitung rata-rata bobot atom semua isotop yang stabil. Semua atom dari satu unsur memiliki jumlah proton yang sama pada intinya, tetapi jumlah neutron dalam inti bervariasi tergantung isotopnya. Kondisi ini menyebabkan perbedaan berat atom. Sebagai contoh, karbon-12 memiliki enam proton dan enam neutron. Sepupunya yang sedikit lebih berat, karbon-13, memiliki enam proton dan tujuh neutron.
"Kelimpahan isotop di bumi juga bervariasi. Semakin banyak isotop, maka akan semakin mempengaruhi rata-ratanya," tulis para ilmuwan seperti dikutip Livescience, Selasa, 1 Oktober 2013.
Pejabat IUPAC mengatakan perhitungan baru kelimpahan isotop ini menyebabkan perubahan bobot untuk unsur molibdenum, kadmium, selenium, dan thorium. Perubahan bobot selenium sangat vital karena unsur kimia non-logam ini belum direvisi sejak 1934. "Ini tidak sering terjadi," kata Juris Meija, Sekretaris Komisi IUPAC untuk kelimpahan isotop dan berat atom.
Baca Juga:
Adapun 15 unsur kimia lainnya, bobot anyar ditentukan melalui pengukuran yang lebih baik. Perubahannya juga tidak terlalu mencolok. Berat emas, misalnya, diperbarui dari 196,966 569(4) Amu ke 196,966 569(5) Amu. Angka-angka dalam tanda kurung mewakili ketidakpastian dalam digit terakhir dari berat atom.
Perubahan unsur kimia ini akan diterbitkan dalam "Table of Standard Atomic Weights 2013" di jurnal Pure and Applied Chemistry pada 2014.
Meija mengatakan, meski sangat kecil, perubahan bobot unsur membawa implikasi praktis untuk penelitian. "Pengetahuan tentang massa atom sangat penting untuk memahami hukum-hukum fisika," ucapnya. Pada 2005, pengukuran massa atom yang sangat akurat memungkinkan para peneliti untuk menguji validitas rumus hukum relativitas E = mc^2 yang disusun Albert Einstein. Penelitian yang mengandalkan massa atom silikon dan belerang itu dimuat jurnal Nature.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita Lainnya:
Dapat Gaji Tinggi karena Googling Nama Sendiri
8 Gadget yang Akan Jadi Kuno
BBM Akan Tersedia untuk Windows Phone
BlackBerry Diskon Harga Ponsel Q10 dan Z10
Sudah Tiada, Nenek Ini Terekam Google Street View
Telepon Pintar Pengukur Gempa
Situs 'Curhat' Korban Perkosaan Banjir Pengunjung
Tawon Raksasa Teror Warga Cina
Apple Geser CocaCola Menjadi Merek Paling Bernilai
PS4 Diprediksi Lebih Laris Ketimbang Xbox One