TEMPO.CO, Mountain View - Langkah Facebook yang merambah bisnis video rupanya belum dilirik para kreator. Sejauh ini, mereka tetap memilih mempromosikan karyanya lewat situs YouTube.
Ada dua pertimbangan utama mengapa pembuat video masih setia dengan situs penyedia konten. Apa saja alasannya? "Tujuan pengguna masuk ke YouTube adalah menyimak video, sehingga mereka sangat fokus dengan konten yang disajikan," tulis situs Business Insider, Kamis, 23 Juli 2015.
Sedangkan Facebook sudah telanjur dikenal sebagai media sosial. Video yang muncul dapat langsung terhubung ke YouTube. Hal ini yang pada akhirnya tetap menguntungkan bagi YouTube. Keuntungan kemudian dibagi dengan para kreator.
Alasan kedua, pembuat video bisa melakukan monetisasi terhadap konten. YouTube menetapkan persentase keuntungan sebesar 55 persen bagi kreator yang salah satunya bersumber dari iklan.
Adapun Facebook menjanjikan persentase bagi hasil yang lebih besar bagi kreator video. Namun pembuat konten tidak serta-merta memberikan tanggapan positif. "Mereka masih khawatir akan mendapat insentif dengan jumlah kecil," kata Business Insider.
Facebook tengah menyiapkan strategi untuk menghadang YouTube, yang selama ini dikenal sebagai situs video terpopuler dengan pengguna aktif mencapai satu miliar. Besarnya pasar video online menjadikan banyak perusahaan teknologi terjun ke bisnis ini. Situs Fortune menyebutkan bisnis video tumbuh berkat tingginya iklan televisi yang mencapai US$ 150 miliar per tahun di Amerika Serikat. Potensi iklan tersebut yang kemudian digarap lewat layanan video.
YouTube menyatakan tidak terpengaruh dengan isyarat persaingan dari Facebook. "Saya tidak takut berkompetisi dengan Facebook," ujar pemimpin YouTube, Susan Wojcicki, dua pekan lalu.
Wojcicki menuturkan karakteristik pengakses video Facebook berbeda dengan di YouTube. Menurut dia, tujuan pengguna Internet membuka laman YouTube adalah menonton video. Sedangkan pengguna Facebook menonton video karena adanya format autoplay. Jadi, saat pengguna masuk ke News Feed, video akan memutar secara otomatis.
Dia menyatakan YouTube tetap berfokus pada peningkatan layanan. Total pengguna aktifnya diklaim mengalami pertumbuhan 50 persen setiap tahun. "Perkembangan kami semakin pesat," ucap Wojcicki.
SATWIKA MOVEMENTI