TEMPO.CO, Pamekasan: Ilmu nahwu dan shorof yang mengajarkan tata cara membaca kitab kuning kini tidak harus dipelajari di dunia pesantren. Sekelompok mahasiswa dari Universitas Islam Madura, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, berhasil menciptakan aplikasi berbasis Android tentang ilmu nahwu dan shorof.
"Nantinya, orang bisa belajar pelajaran pesantren di mana saja," kata Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Madura, Hozairi, kepada Tempo, Jumat, 11 September 2015.
Selain ilmu nahwu dan shorof, kata Hozairi, kitab kuning, tata cara salat fardu, salat jenazah dan kamus bahasa Madura juga berhasil dibuat aplikasinya. "Untuk yang salat dan kamus, sudah dilengkapi aplikasi suara dan video," ujar dia.
Pembuatan aplikasi ini, kata dia, dimulai tahun 2014 lalu. Setiap mahasiswa semester akhir diwajibkan membuat aplikasi Android sebagai sarat kelulusan. Waktu itu, berbagai aplikasi yang dibuat masih banyak kekurangan, sehingga disempurnakan oleh adik kelas mereka. "Kami sedang upayakan agar aplikasi ini bisa masuk Play Store Android, agar bisa dipelajari semua orang," terang dia.
Selain aplikasi ilmu pengetahuan, menurut Hozairi, banyak aplikasi lain yang dibuat mahasiswanya, yaitu web media, kecerdasan buatan dan grafika komputer.
Untuk bidang kecerdasan buatan, jelas Hozairi, aplikasi yang telah dibuat adalah diagnosa kesehatan menerapkan sistem pakar. Sistem ini memindahkan ilmu kedokteran ke dalam aplikasi, sehingga para penggunanya bisa mendeteksi penyakit apa yang sedang dideritanya, sesuai data ilmu kedokteran. "Sudah kami uji coba dan 98 persen akurat," ujarnya.
Selain itu ada juga kamera pembaca barcode. Lewat aplikasi itu masyarakat bisa mendeteksi daging di sebuah supermarket masih segar atau sudah lama. Bahkan bisa membedakan mana daging sapi dan mana daging babi. "Aplikasi ini pengembangan dari ilmu forensik kedokteran," kata doktor lulusan ITS Surabaya tersebut.
Dia menambahkan aplikasi yang sedang diselesaikan mahasiswanya saat ini adalah aplikasi peta wisata di Madura. Dengan aplikasi tersebut, para pelancong dengan mudah menuju tempat wisata karena dilengkapi dengan peta, kondisi alam sekitar serta jarak tempuh. "Tahun 2016 aplikasi sudah selesai dan bisa digunakan," pungkas dia.
MUSTHOFA BISRI