TEMPO.CO, Laramie, Amerika Serikat – Burung bukanlah satu-satunya hewan yang bisa melayang hingga ketinggian tertentu. Peneliti di University of Wyoming, Amerika Serikat, mengungkapkan serangga juga bisa mencapai ketinggian yang mencengangkan.
Selama ini penerbang tertinggi adalah burung pemakan bangkai Ruppell’s Griffon. Burung asli Afrika ini mampu terbang hingga ketinggian 11.728 meter. Serangga ternyata juga bisa mencapai ketinggian yang tak pernah Anda duga.
Peneliti mencatat, belalang bisa terbang hingga ketinggian 4.500 meter; hemiptera, plekoptera, lalat capung, dan trikoptera mampu terbang hingga 5.000 meter; kemudian lalat dan kupu-kupu bisa terbang hingga ketinggian 6.000 meter.
“Tantangan yang dihadapi serangga saat terbang tinggi sama seperti yang dihadapi burung, yakni temperatur, kandungan oksigen, dan kepadatan udara yang rendah,” kata Michael Dillon, peneliti di Departemen Zoologi dan Fisiologi University of Wyoming.
Dillon mengatakan serangga yang kecil mampu mengatur suhu tubuhnya sesuai dengan lingkungan. Dinginnya udara di ketinggian tertentu bisa saja mematikan. Serangga, sama seperti manusia, bergantung pada sistem pernapasan untuk memasok kebutuhan energi. Artinya, harus ada oksigen yang cukup untuk fungsi jaringan mereka.
“Berkurangnya kadar oksigen di ketinggian tertentu menambah tantangan serangga untuk bernapas,” ujar Dillon.
Saat kepadatan udara berkurang, sayap serangga butuh tenaga lebih untuk terbuka.
Dillon pernah membuat percobaan yang dirilis pada 2014. Ia menempatkan serangga di dalam sebuah ruangan yang dikurangi tekanan udaranya. Percobaan tersebut menunjukkan serangga bisa terbang hingga ketinggian 9.000 meter, lebih tinggi dari Gunung Everest.
Dillon dan timnya menggunakan kamera berkecepatan tinggi untuk menangkap gambar sayap serangga saat terbang. “Kami mampu menunjukkan pergerakan sayap mereka untuk mengkompensasi berkurangnya kepadatan udara, mereka membuka sayap lebih lebar,” tuturnya.
Dillon mengatakan masih banyak fisiologi serangga yang harus dipelajari. Jadi belum dapat disimpulkan adaptasi tambahan akan membuat serangga terbang lebih tinggi. “Sebab, ketinggian tertentu akan memberi tantangan berbeda untuk setiap makhluk hidup,” ucap Dillon.
SCIENCE DAILY | TRI ARTINING PUTRI