Sederet Isyarat Serangan Nuklir Rusia, Kenapa Amerika Belum Bereaksi?

Jumat, 14 Oktober 2022 08:00 WIB

Sebuah rudal balistik antarbenua Yars Rusia diluncurkan selama latihan oleh pasukan nuklir di lokasi yang tidak diketahui di Rusia, pada 19 Februari 2022. Rudal balistik antarbenua Yars dirancang untuk menghindari sistem pertahanan rudal dan menjadi bagian dasar dari Pasukan Rudal Strategis Rusia (RSMF). Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Rumor terkini dari perang di Ukraina: Mungkinkah Presiden Rusia Vladmir Putin sedang bersiap menggunakan senjata nuklir? Rumor bakal ada serangan nuklir Rusia berlandaskan sejumlah retorika dari Putin sendiri, ditambah dengan pemandangan tak biasa yang terjadi di dalam Rusia.

Baca juga: Amerika Akhirnya Kerahkan Kapal Induk Baru USS Gerald R. Ford

Perang di Ukraina memang tidak sedang berjalan baik-baik saja untuk Rusia. Setelah lebih dari 200 hari invasinya itu, Rusia menelan kenyataan pahit perlawanan oleh Ukraina mendapatkan hasil di timur, di Kharkiv, dengan Lyman adalah kota terkini yang berhasil dibebaskan dari penguasaan tentara Rusia. Di Kherson, di selatan, pasukan Rusia juga tersudut di Sungai Dnipro di mana hancurnya jembatan menghalangi gerak mundur mereka.

Advertising
Advertising

Mobilisasi parsial Rusia memang telah mengirim warga sipil yang dipersenjatai ke garis depan. Selain tak kompeten, mobilisasi itu memantik perlawanan tersendiri dari para keluarga yang ditinggalkan, dan kondisi ekonomi negara yang semakin tertekan oleh semakin besar sanksi yang diberikan negara-negara Barat.

Masuk akal kalau Putin perlu segera mengakhiri perang yang di awal diyakininya hanya akan berlangsung tiga hari itu.

Selama beberapa bulan terakhir, Putin telah membuat beberapa referensi ke persenjataan nuklir, dengan yang terkini yang dilakukannya adalah yang paling eksplisit. Putin menuduh Amerika Serikat dan NATO untuk apa yang disebutnya 'nuclear blackmail' dan menuduh para pemimpin Barat membuat pernyataan tentang "menggunakan senjata pemusnah massal nuklir melawan Rusia."

"Jika integritas wilayah negara kami terancam, kami tentu saja akan mengerahkan seluruh cara untuk melindungi Rusia dan rakyat kami," kata Putin. Kata-kata 'seluruh cara' itulah yang diterjemahkan sebagai penggunaan seluruh senjata yang ada, termasuk nuklir. "Ini serius," kata Putin menambahkan.

Pada 30 September, Rusia mengumumkan mencaplok empat wilayah di Ukraina: Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson. Menjadikan mereka resmi sebagai bagian dari wilayah Rusia. Namun, pasukan Kremlin kini dipaksa mundur dari setidaknya dua dari empat wilayah itu. Peringatan Putin bisa jadi tertuju kepada wilayah-wilayah itu, dan mungkin menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankannya.

Secara bersamaan, terlihat beberapa indikasi dari aktivitas yang berhubungan dengan senjata nuklir di dalam Rusia. Pada 3 Oktober, menurut laporan The Telegraph, satu rangkaian kereta terlihat mengangkut kendaraan tempur milik Direktorat Utama ke-12 Kementerian Pertahanan Rusia. Direktorat itu bertanggung jawab untuk keamanan fisik senjata nuklir Rusia.

Konrad Muzyka, seorang analis di Eropa yang menerbitkan newsletter Ukraine Conflict Monitor, percaya ada maksud di balik rilis video kereta itu. "Itu adalah contoh yang sangat pas untuk strategi Rusia yang mencoba meningkatkan tekanan terhadap Barat dan mengisyaratkan kesediaannya--meski tak berarti kesiapan--untuk meningkatkan ketegangan," kata Muzyka.

Sementara, Jerusalem Post melaporkan, tujuh pesawat bomber Rusia juga terlihat di Pangkalan Udara Olenya di Rusia sebelah utara. Mereka yang terdiri dari empat Tu-160 “Blackjack” dan tiga Tu-95 “Bear” tiba pada akhir September setelah menempuh penerbangan dari Pagkalan Udara Engels di Rusia sebelah barat. Ketujuh bomber seluruhnya memiliki kemampuan meluncurkan rudal jelajah berhulu ledak nuklir.

Bomber legendaris Rusia, Tu-95 Bears meluncurkan rudal jelajah Kh-101 untuk menghancurkan target ISIS di Deir al-Zour dan Idlib, Suriah, pada akhir September 2017. Bomber ini mampu membawa delapan rudal jelajah terbaru Rusia, Kh-101. wikipedia.org

Namun, seorang pakar tentang kekuatan nuklir Rusia, Pavel Podvig, memperingatkan via Twitter kalau seluruh pergerakan itu belum menjelaskan maksud Rusia yang sebenarnya. Lagian, jarak Olenya ke Ukraina juga lebih jauh dibandingkan dari Engels. "Jadi belum tentu pertanda penggunaannya untuk menyerang target di Ukraina," kata Podvig.

Bekas Menteri Pertahanan AS, William Perry, yang juga pakar senjata dan kebijakan nuklir, memperkirakan Putin bisa saja menggunakan senjata nuklir. Putin dinilainya rasional karena menginginkan kemenangan di Ukraina dan menjamin keberlangsungan rejimnya. Perry meyakini penggunaan senjata nuklir skala rendah terhadap target militer akan sedikit berdampak ke Rusia, dan bahwa kemarahan internasional yang tak terhindari, "mungkin seminggu atau dua minggu saja."

AS dan sekutunya telah mencermati retorika serangan nuklir Putin dan meningkatkan pengawasan atas pergerakan militer Rusia untuk bisa segera mengetahui jika benar akan ada penggunaan senjata yang dimaksud. Jeffrey Lewis, profesor di Middlebury Institute of International Studies, menjelaskan bahwa jika Putin hendak mengerahkan senjata nuklir, dia akan kemungkinan besar mengaktifkan seluruh pasukan nuklirnya.

Peluncur rudal Iskander-E Rusia beroperasi selama Forum Militer dan Teknis Internasional 2022 di Alabino, Rusia 17 Agustus 2022. Rudal satu tingkat berbahan bakar padat ini mampu menjangkau target sejauh 400 km lebih. Iskander dapat membawa 480 kg hulu ledak konvensional atau kepala nuklir. REUTERS/Maxim Shemetov

Itu, menurutnya, karena Putin tak bisa menjamin apakah jika Rusia meluncurkan pertama akan tidak ada respons dari AS. "Jadi Rusia harus siap untuk sebuah perang nuklir habis-habisan, bahkan jika Putin sebenarnya hanya ingin membuat demo serangan," kata Lewis.

Saat ini, Lewis menambahkan, banyak satuan pasukan nuklir Rusia yang sudah bersiaga. Tapi, dia memperkirakan, Rusia mestinya akan mengambil langkah-langkah tambahan seperti mengirim lebih banyak kapal selam ke laut lepas dan menyebar lebih jauh unit-unit rudal mobile miliknya. "Jika sudah melihat pergerakan-pergerakan itu, AS pasti akan merespons dengan meningkatkan level siaganya," kata Jeffrey.

POPULAR MECHANICS


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

1 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

7 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

8 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

10 jam lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

11 jam lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

12 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

13 jam lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

1 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya